(17.) Idaman

71.7K 6.6K 6.6K
                                    

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3 RIBU VOTE AND 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, PAKEE WARNAA HP KALIANN😁😎☝️AD YG SAMAAN PUTIH KEK AKU TIDACK??

HWHWHW UDAH TEMBUS TERNYATA, SESUAI TARGET AKU BALEKK GAIS🥹💓 JANGAN LUPA NABUNG SENG

••••••••••••••••

"Tuhan, hukum aku seberat-beratnya jika gagal memuliakan istriku untuk selalu bahagia."
-Agaskar Vakenzo Delvan-
••••••••••••••

Jam masih menunjukkan pukul 04:23 dini hari, masih sangat terlalu pagi namun Agaskar kini sudah membuka matanya sejak satu jam yang lalu. Lelaki itu baru saja menunaikan sholat tahajjud.

Tubuhnya lelah, fisiknya lemah, namun Agaskar menepis semuanya karena mengingat pesan Hugo, bahwa sebagai seorang laki-laki yang menjadi kepala rumah tangga jangan terlihat lemah di hadapan perempuan, karena laki-laki adalah pemimpin.

Kalimat itu benar-benar ditanamkan Agaskar sedari kecil hingga dewasa sampai detik ini, ia benar-benar telah menjadi seorang suami yang akan bertanggung jawab penuh terhadap istrinya, meskipun hubungan mereka semula berasal dari perjodohan.

Kalimat itu benar-benar ditanamkan Agaskar sedari kecil hingga dewasa sampai detik ini, ia benar-benar telah menjadi seorang suami yang akan bertanggung jawab penuh terhadap istrinya, meskipun hubungan mereka semula berasal dari perjodohan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terus tambahin apalagi, Moy?" tanya Agaskar, ia sudah memegang beberapa alat masang di tangannya.

"Rice, Agaskar! Rice, add rice terus tambahin daun jeruk," sahut Selina dari sambungan telepon.

Agaskar menggaruk pelipisnya, ia menghela napas pelan sembari memperhatikan beberapa alat masak yang sudah ia keluarkan dan beberapa bahan makanan sesuai instruksi Selina, ibundanya.

AGASKAR 2 [[ ASKARAZEY ]]Where stories live. Discover now