💋AsRen-20💋

3K 462 28
                                    

Asam lambung ku kumat, jadi gak bisa boom update, naaf yaah.

Mungkin senin baru bisa boom up lagi.

Vote dan komen adalah bukti kalian manusia, bukan setan.

200 vote dan 50 komen, ayo!

💋He's such a Pretty Dog💋

Hari-hari Renald jalani dengan luka ditubuhnya, tapi itu tak membuat Renald meninggalkan Asta, Renald justru selalu membiarkan Astarea melukainya di kala malam.

Efek kutukannya mulai memudar, karena biasanya Astarea akan menusuknya sampai berdarah, kali ini Asta hanya sering mencekiknya saja.

"Tuan, Nyonya meminta saya untuk membawa anda ke kantor," Pak Bob berkata seraya mendekati Renald yang tadinya tengah menonton kartun.

Tatapannya kosong, seperti biasa, Renald beranjak dari duduknya lalu berjalan mengikuti Pak Bob.

Renald hanya mengenakan hodie biru dan celana pendek selutut.

Wajah cantiknya selalu kosong, tapi para maid di mansion sudah amat terbiasa dengan tatapan dan ekspresi Renald.

Sudah bukan rahasia lagi bagi mereka.

"Apa anda tidak mau mengganti pakaian, Tuan?" Pak Bob bertanya saat Renald mengenakan sendal jepit biru nya.

Renald hanya menggeleng, dia masuk ke dalam mobil lalu duduk tenang di kursi tengah, yang dia mau saat ini adalah bertemu Astarea.

Hanya itu saja, dia tak perduli pada pakaiannya atau apapun itu, yang penting bisa bertemu Astarea saja sudah cukup.

Renald bertopang dagu di pintu mobil, menatap keluar jendela, masih dengan tatapan kosong.

Dunia seolah tak berwarna jika tak ada Astarea, yah, dewi-nya, sudah pasti hidup Renald berwarna hanya karena Astarea.

Perjalanan sekitar 30 menit akhirnya selesai, Renald keluar dari mobil saat sudah terparkir di parkiran kantor.

Berjalan menuju lobby kantor, dia hanya mengikuti Pak Bob saja, Renald bahkan mengabaikan tatapan penasaran dari beberapa pegawai pria.

Ya, mereka mengira Renald adalah perempuan, dilihat dari wajahnya yang cantik dan postur tubuhnya yang kurus, tak ada yang mengira Renald adalah laki-laki.

Renald seperti dalam mode auto-pilot, mode dimana Renald berjalan tanpa menyadari jika dia sedang berjalan.

Akhirnya setelah masuk ke dalam lift, Pak Bob segera menekan lantai dimana ruangan Astarea berada.

Dalam lift, Renald hanya diam menatap kosong dan datar pada depannya, seolah isi otak Renald benar-benar kosong.

"Tuan?"

Mendengar dia dipanggil Pak Bob, Renald menoleh kearah Pak Bob.

"Apa?"

Pak Bob tersenyum tipis, beliau mengelus kepala Renald lembut.

"Tuan, saya yakin, Tuan bisa bertahan, demi Nyonya."

Renald menatapnya datar, lalu membuang muka lalu mengulas senyum datar.

"Aku akan bertahan selagi Asta-ku masih hidup," jawab Renald tenang.

Pak Bob terkekeh pelan, setelah lift berhenti di lantai yang dituju, mereka keluar dari lift lalu berjalan ke ruangan Astarea.

Mereka melewati ruangan milik Raynan, ruangan yang memiliki kaca tembus pandang sampai ke dalam ruangan, Renald berhenti saat melihat Raynan.

Tatapan mata Renald yang semula kosong, kini berganti menjadi tatapan penuh amarah.

"Brengsek." Desis Renald seraya berjalan masuk ke ruangan Raynan, tanpa diduga, Renald justru membalikan meja kerja Raynan sampai berkas dan komputer diatasnya berjatuhan.

Raynan yang kaget saat meja dibalik, semakin kaget saat melihat Renald.

Matanya membelalak shock.

"Renald!?" Seru Raynan kaget, dia segera mendekati Renald dan hendak menyentuhnya, namun Renald yang sudah dibutakan oleh amarah, dengan cepat mencengkram tangan Raynan lalu mematahkannya.

Bunyi tulang yang patah terdengar jelas.

"AAAAAAAAAAAAKHH!" Jerit penuh kesakitan Raynan beri, dia memegang pergelangan tangan kananya yang sudah mleyot, patah.

Sementara Renald, tatapanya masih sedingin es, dia mengulas senyum dingin.

"Renald..kamu..akh..kenapa kamu lakuin ini ke aku!?" Seru Raynan disela rasa sakitnya.

Renald hanya menatap Raynan bak menatap seonggok sampah tak berguna.

"Tanyakan pada keluargamu," ucap Renald dingin kemudian berjalan keluar dari ruangan Raynan.

Sementara Pak Bob memanggil ambulance, dan Astarea, menatap kejadian itu dengan tatapan bangga.

Asta menonton dari ruangannya yang memang tembus pandang ke ruangan Raynan.

Kaca tembus 1 arah, hanya Asta yang bisa melihat ruangan Raynan, namun Raynan tak bisa melihat ruangan Astarea.

"Itu baru anjing cantikku," bangga Astarea.

Luo hanya menggeleng, ya inilah niat sang Nyonya menyuruh Tuan Renald datang ke kantor.

Untuk mempertemukan Renald dan Raynan, dan membiarkan Renald marah pada Raynan.

Yah, saudara kembar yang akhirnya bertemu, hanya berakhir dengan kebencian.

💋Bersambung💋

Crazy Man be Mine [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt