💋AsRen-27💋

2K 291 19
                                    

Minimal vote dan sadar diri.

💋Kiss me now before you go💋

Liburan di Swiss ini adalah liburan paling membahagiakan bagi Renald, mereka pergi ke Pantai, lalu bersepeda berkeliling taman bersama.

Renald merasa hidupnya kini terasa lebih normal, tak ada lagi obat-obatan, tak ada lagi cacian atau hujatan.

Begitu normal, dan bahagia.

Tawa indah Renald bagai simfoni penenang bagi Asta, dia tersenyum tipis saat Renald tertawa karena mendapatkan bunga cantik untuk Asta.

"Asta-ku, ini untuk kamu." Dengan manisnya, Renald membuat bunga kecil itu menjadi sebuah cincin lalu melingkarkannya ke jari manis Asta.

Baru setelahnya, Renald mengecup punggung tangan Astarea "I love you, My Goddess."

Tatapan mata itu, tatapan lembut penuh cinta dan ketergantungan, Astarea bisa merasakannya, begitu lekat dan terikat.

Astarea mengecup dahi Renald lembut "I love you more, baby Ren."

Semilir angin sore membuat momen keduanya semakin intens, Renald memeluk Astarea erat, mendusel dibahunya dan tersenyum tipis.

Renald sangat mencintai Asta, sangat, amat mencintainya.

Disaat Renald tersenyum bahagia dipelukan Asta, Asta sendiri justru tersenyum sendu.

Perpisahan sebentar lagi.

Renald mengendurkan pelukan mereka dan menatap Astarea, tatapan mata Renald penuh akan kehidupan yang dulu, Renald kira tak akan pernah bisa dia dapatkan.

"Asta, terima kasih untuk kebaikan kamu," ujar Renald begitu manis dan hangat.

Senyum lebar Renald berikan, sampai gigi kelincinya muncul, begitu lucu, cantik, berharga dan..begitu Asta cintai.

Astarea menahan air matanya, dia mengulas senyum tipis lalu terkekeh pelan.

Dia kembali memeluk Renald erat, mereka saat ini ada di balkon kamar hotel, menikmati desiran ombak dan langit jingga kesorean.

"Renald, aku mencintaimu.." bisiknya tulus.

"Aku juga, sangat mencintaimu Astarea," balas Renald.

Astarea menahan sesak, dia menangkup wajah Renald lalu mencium bibirnya lembut, ciuman lama yang tak akan pernah Astarea rasakan lagi.

Renald merengkuh leher Asta dan memperdalam ciuman mereka.

Jika saja tak ada kutukan, mungkin hal ini tak akan terjadi.

Tepat setelah Astarea selesai mencium Renald, pria cantik itu menutup matanya dan tak sadarkan diri.

Efek dari obat tidur yang Astarea masukan ke makan siang mereka, sudah bekerja.

Asta memeluk tubuh lemas Renald, memeluknya begitu erat dan terisak lirih.

Walau dia dinyatakan sebagai Ketua Mafia, namun berpisah dengan orang yang dia cinta, adalah penyiksaan terberatnya.

"Aku mencintaimu..sangat..maafkan aku.." Lirih Astarea seraya mencium dahi Renald.

Mengelus pipinya dan kembali memeluknya, isakan Asta begitu lirih dan menyayat hati.

Pak Bob dan Luo yang memang ikut ke Swiss, hanya bisa memantau saja.

"Nyonya, sudah saatnya," tutur Pak Bob sopan.

Astarea berusaha menghentikan tangisannya, dia kembali mencium dahi, pipi dan bibir Renald.

"Aku bukan membuangmu Renald, aku hanya mau, kamu tetap hidup.." Isaknya pilu seraya mengelus pipi Renald dengan tangan bergetar.

Luo tak mampu menahan diri, dia berbalik dan memilih pergi, untuk melihat Nyonya yang sudah dia layani lama, melihatnya menangis, membuat Luo sedih.

Seolah bisa merasakan kesedihannya.

Pak Bob mengelus bahu Astarea pelan, berusaha menenangkan.

"Nyonya, ini demi Tuan Renald," ujarnya pelan.

Astarea tau itu, dia mencium pipi Renald lagi, menyeka air mata dipipinya lalu menatap lirih Renald.

Kemudian menggendongnya ala bridal.

"Ayo pergi." Astarea berjalan keluar dari kamar hotel.

Renald akan dibawa ke pedesaan Swiss, disana dia akan tinggal bersama Pak Bob, Pak Bob sudah memutuskan itu juga.

Biarlah Pak Bob mengurus Renald dan memastikan Renald baik-baik saja.

Demi Nyonya Astarea, Pak Bob harus bisa menjaga Renald nantinya.

Perpisahan yang menyedihkan adalah perpisahan karena takdir.

💋Bersambung💋

Crazy Man be Mine [End]Where stories live. Discover now