bab-36

3.8K 136 13
                                    

  Hari hari berlalu begitu cepat, cessa mulai terbiasa dengan kehidupan nya yang baru, dengan hubungan jarak jauh yang ia miliki dengan arsen.

   Seperti sekarang, cessa tengah melakukan panggilan video bersama arsen, terlihat di seberang sana langit masih hitam, iya karena perbedaan jam yang cukup jauh setiap minggu nya arsen mengalah tidak tertidur semalaman hanya demi mendengar ocehan cessa.

"Terus habis itu aku pikir mamang nya kan nungguin akuu, aku pd aja ambil mangkuk sama bawa uang, eh ternyata mamangnya udah pergi sensen" cessa memajukan bibir nya

Saat ini ia sedang bercerita, tentang kejadia hari kemarin, dimana ia berniat membeli bakso yang lewat depan rumah, eh simamang nya sudah pergi

"ya lagian kenapa kamu ga bilang tunggu dulu sih cill?"

"ya aku males teriak, karena aku pikir mamang nya tungguin"

"Lain kali kalo ada lagi ga boleh males teriak ya sayang?biar simamang nya ga pergi"

Cessa hanya menganguk, dengan bibir yang tetap mengerucut

"Sensen itu gitar siapa?" Cessa tak sengaja melihat sebuah gitar berwarna putih di pojok kamar arsen

"Oh itu punya aku"

"Emang kamu bisa main gitar?"

"Bisa dongg" arsen mulai beranjak mengambil gitar disana, lalu kembali duduk di kursi nya

"Mau aku nyanyi in lagu apa?"

Cessa tersipu, dia diam menatap arsen yang tersenyum

"Apa aja deh"

Arsen nampak diam, lalu tak lama mulai memetik senar gitar nya

Malam kita sudah beda....
Enam jam lebih cepat bulan ku tiba..

  Arsen menatap kedua mata teduh yang selalu ia rindukan itu, begitu pula cessa mencoba hanyut dengan lagu yang arsen nyanyikan

Kau masih senang di luar....
Ku sudah tenang dikamar....
Cerita siapa yang dengar....
Rindu kita bertengkar....
 
Arsen menjeda sebentar petikan gitar nya dan tertawa begitu juga cessa

Siapa yang jadi bahu saat kau perlu, Menangis terluka di payung rindu apa ada yang bisa ambil peran ku....
Menjaga diri mu, yang kini tak di tangan ku...

(Tak Di Tanganku-juicy Luicy & Mawar de Jongh)

  Arsen menyelesaikan petikan terakhir dari gitar nya, menatap kedua mata yang kini berkaca kaca itu

"Hey, kok nangis sayang"

Cessa diam, tapi tetesan air mata perlahan terlihat di pipi nya

"Aku kangen kamu" lalu ia menyembunyikan wajah nya di bantal

"sayangg" arsen dengan nada lembut

"Kita masih lama ya ketemu nya?"

Arsen tersenyum

"Engga kok, kata siapa masih lama, cuman 4bulan lagi, aku pulang"

"Lamaaaaaa" rengek cessa sembari menghapus air mata nya yang terus berjatuhan

"Harus sabar dong sayang"

Cessa diam

"Adeee makan dulu atuh sayang!!"

Terdengar teriakan dari sang bunda yang membuat atensi cessa beralih

"Tuh makan dulu"

Cessa semakin cemberut "ih gamau, aku masih mau facetime sama kamuuu"

CESSATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon