bab-37

3.1K 113 12
                                    

  Cessa termenung sendiri di sebuah coffe shop, coffe shop yang menjadi tempat favorit nya dulu, bersama gara. Cessa meminum pesanan nya, kali ini ia memesan sebuah kopi dengan cafein paling rendah.

  Pikiran nya bersisik, semua nya terasa lebih sulit, gara yang tiba tiba hadir sebenarnya sudah menjadi sebuah gangguan untuk cessa, karena pada saat arsen datang cessa belum benar benar sembuh, semua luka nya masih terlihat jelas, setiap malam ia menangisi gara, entah karena merindukan kenangan nya, atau karena rasa penasaran cessa yang bertanya-tanya apa yang salah dengan diri nya sendiri sehingga gara bisa berlaku sejahat itu.

  Cessa benci di khianati tapi saat ini seperti nya ia menjadi penghiatanat dalam hubungan nya dengan arsen, cessa menjadi penjahat nya kali ini, dengan masih bertanya tanya apa ia benar mencintai arsen, atau arsen hanya tumbal agar ia mampu menyembuhkan segala luka yang gara beri.

"Hai, nunggu lama?" Lamunan nya buyar saat tepukan di bahu juga suara yang sangat familiar

"Oh engga kok kak, duduk" cessa tersenyum se bisa mungkin, meski hati nya kini semakin resah, ketakutan entah apa yang cessa takut kan.

"Tumben pesen kopi?kamu kan gabisa minum kopi"

Ah semua hal nampak nya ia ingat, ya bagaimana pun gara menjadi sosok lama yang mengisi hati cessa, tiga tahun bukan sebentar kan?

Cessa memilih menemui gara untuk memastikan perasaan nya.

"heem, lagi pengen aja sih " cessa tersenyum kecil

"Kalo lambung nya sakit lagi gimana?"

"Engga aku kan kuat sekarang"

"Dari dulu juga kamu selalu kuat, selalu paling kuat yang aku tau"

"jangan ngomong kaya gitu kak"

"How's life cantik?"

Deg, perasaan Dejavu itu muncul seketika

"Emm, better?"

"Kamu seneng sama dia?"

"Sangat"

Gara mengalihkan pandang dan menghela nafas

"Kita ga mungkin balik ya cae?"

Cessa mengelengkan kepala nya

"Padahal aku ngarep banget kalo kita bisa balik"

"Kak, aku cuman bisa temenan sama kamu, aku gamau lagi terikat apa pun, aku cuman coba berdamai sama semua luka yang udah kamu kasih, aku mohon ga perlu bahas yang udah udah"

Gara menatap mata cessa dalam

"Do you love him?" Cessa membeku dan terdiam beberapa saat

"kenapa diem?bukanya kalo kamu cinta sama dia kamu bisa dengan mudah jawab pertanyaan itu?"

"yes i do"

Gara tersenyum meremehkan
"cessa, aku kenal kamu bukan sehari dua hari, tiga tahun, tiga tahun aku kenal kamu, aku jelas tau kamu gimana, kalo kamu memang mencintai arsen, kenapa kamu disini sekarang?kenapa kamu temuin aku?bukanya itu udah nunjukin kalo kamu ga secinta itu sama dia"

"A-aku cuman pengen udahin" cessa terbata bata

"Seharusnya kalo emang kamu mau udahin, sedari pertemuan terakhir kita kamu hapus semua hal yang bisa bikin kamu komunikasi lagi sama aku, tapi apa?kamu milih kasih nomor baru kamu buat berhubungan lagi sama aku"

Cessa terdiam, semua nya terasa lebih rumit sekarang

"Kamu masih nyimpen aku di hati kamu cessa, kamu ga bisa bohong untuk hal itu"

CESSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang