Sean seorang remaja mahasiswa Universitas Beijing selalu dibully oleh teman teman nya memilih mengakhiri hidupnya dengan menabrak kan dirinya kearah mobil. Dia berharap mendapatkan kesempatan hidup untuk yg kedua kalian agar bisa merasakan hidup dal...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wang Yibo membuka mata nya secara perlahan. Seseorang yang pertama kali ia lihat adalah orang yang selama 12 tahun ini ia rindu kan yaitu Sean Xiao Zhan.
" Sean " Panggil Wang Yibo lirih.
Sean yang tak sadar bahwa Wang Yibo sudah sadar dari pingsan nya, terkejut. Sean menatap ke arah seseorang yang selama ini ia rindu kan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau sudah sadar, bagaimana perasamu? " Tanya Sean sambil menganti kompres di kepala Wang Yibo.
"Bahagia" Jawab Wang Yibo dengan senyum mengembang.
"Sean apa ini benar kau?" Tanya Wang Yibo lagi.
"Menurut mu?" Tanya Sean balik.
"Ayah sudah sadar?" Tanya Xiang dari depan pintu, saat melihat ibu nya sedang berbicara dengan ayah nya.
"Xiang panggil paman Tang Lian kemari, katakan kepada nya ayah mu sudah sadar" Perintah Sean kepada Xiang yang masih berdiri di depan pintu.
Mendengar perintah ibu nya Xiang pun bergegas memang Tang Lian yang kebetulan sedang membuat ramuan obat bersama Qing Qing di belakang rumah.
"Sean apa benar mereka itu an-"
"Mereka anak anak ku" Potong Sean.
Mendengar kata kata itu Wang Yibo merasa sedikit sakit di hati nya. Apa Sean nya marah kepada nya? Atau apa?. Kata kata itu tiba tiba terlintas dalam pikiran nya.
"Dan juga anak anak mu" Ucap Sean kemudian membuat hati Wang Yibo menjadi tenang.
"Jadi jangan pikiran kan hal hal itu dulu, sekarang yang perlu kau pikir kan adalah kesehatan mu. Bagaimana bisa kau sakit separah ini padahal aku baru meninggal kan mu selama 12 tahun dan kau sudah separah ini! Bagaimana kalau aku tinggal kamu kau selama nya" Omel Sean kepada Wang Yibo.
"Jangan lakukan itu" Protes Wang Yibo dengan raut wajah sedih nya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
