8. Pertunjukan Drama (2)

14 7 1
                                    

Suara khas dari musik sirkus mulai terdengar samar-samar ditelinga ku, kemudian tirai panggung menutup perlahan dan pria bertopeng yang berperan sebagai mc menghilang dibalik tirai tersebut. Tidak lama kemudian tirai terbuka kembali, dibalik tirai muncul seorang gadis kecil kurus dengan kulit putih pucat yang tubuhnya dipenuhi lumpur kering. Gadis itu mengenakan kaos hijau tua kebesaran dan lusuh, begitu juga dengan celana pendek berwarna hitam yang dikenakannya. Gadis kecil itu menggunakan topeng putih dengan lubang mata yang besar dengan corak tersenyum yang terlalu lebar. Tiba-tiba topeng itu retak dan pecah dibagian mata kiri, memperlihatkan bola matanya yang hitam kelam tanpa ada warna putih sedikitpun di kornea matanya.

"Hihhh!" Jeritku saat melihatnya.

"Mereka kaum penyihir asli." Jawab Raven padahal aku belum bertanya.

Aku meliriknya kearahnya untuk bertanya alasan kenapa mereka melakukan pertunjukan di kota ini, dan juga alasan kenapa dirinya membiarkannya begitu saja. Tetapi kulihat moodnya masih saja buruk, sehingga ku urungkan niatku.

"Legenda Kota Wixx." Kata gadis kecil itu dengan suara khas anak kecil tetapi datar dan tidak berekspresi.

Setelah gadis itu mengucapkan sepatah kalimat, dari samping kiri panggung muncul anak-anak lainnya yang mengenakan topeng sejenis, tetapi setiap topengnya memiliki corak dan ekspresi yang berbeda-beda.

Cuaca kota hari ini sangat cerah dan cukup panas. Tetapi atmosfer yang diciptakan anak-anak dari kaum penyihir dipanggung itu membuat suasana menjadi dingin dan mencekam. Sebuah perpaduan yang membuat suasana hati tidak nyaman dan gelisah.

"Pada suatu hari disebuah kota yang hampir mati. Dimana tumbuhan tidak dapat tumbuh karena tanah yang kering. Dimana hewan ternak mati karena kelaparan. Dimana manusia tidak bisa dibedakan antara hidup dan mati, karena tubuh mereka yang kurus dan tergeletak di jalanan. Dimana ditiap sudut kota sekelompok burung pemakan bangkai datang mengerumuni."

Saat gadis kecil bercerita. Anak-anak lainnya melakukan pentas drama seolah sedang menjadi hewan ternak, atau mayat yang tergeletak. Properti yang anak-anak kaum penyihir gunakan terbuat dari kardus yang berkualitas buruk.

"Tiba-tiba muncul sebuah kereta kuda! Kereta kuda yang membawa sekelompok rombongan penyihir yang kuat dan terhormat!" Kata gadis itu dengan nada tinggi diikuti musik yang terlalu dramatis.

"Hah! Terhormat apanya!" Balas Raven tidak terima. Lalu kembali diam dengan postur tubuh yang tidak berubah.

"Lalu salah satu yang tertua dari kaum penyihir turun dari kereta kuda. Beliau adalah Nyonya Lilith yang terhormat!"

Saat gadis itu melakukan aksi pertunjukannya, mulai terdengar bisikan-bisikan dari penonton. Kupikir mereka saling berbisik karena merasa aneh, tetapi orang-orang mulai merekam dan tertawa kecil. Orang-orang yang merekam mengatakan bahwa anak-anak itu lucu dan menggemaskan. Aku yang mendengar itu hanya menggeleng pasrah.

"Beliau, Nyonya Lilith yang terhormat memandangi keadaan kota dengan mata hitam menawannya yang dapat melihat kebohongan dengan pandangan iba. Lalu beliau menemui pimpinan kota tersebut. Beliau meminjamkan buku yang selalu dijaga kaum penyihir secara turun temurun, Elysium Book." Kata gadis itu lalu jalan berputar ke belakang panggung, diikuti musik yang membuat suasana menjadi menyedihkan. Kemudian gadis itu berlari kecil ke depan panggung.

Elysium Book! Elysium Book adalah buku yang berasal dari tempat yang dewa dewi tuju ketika mati. Buku itu lah yang telah melahirkan sang pesulap. Sang pesulap yang akan menyelamatkan kota ini dari kematian! Elysium Book pahlawan kota ini!" Teriak gadis itu yang diiringi musik dramatis seakan sedang berada dipuncak kemenangan. Kemudian anak-anak kecil tersebut berbaris sejajar lalu bergandengan tangan.

 The Magician's Secret (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum