23. Masa Lalu Raven (5)

1 0 0
                                    

Aku sedikit terkejut dengan perubahan Raven. Walaupun hanya melihatnya, tapi aku dapat merasakan kekuatannya yang melimpah. Wajahnya terlihat segar, bibirnya tidak pucat seperti saat aku bertemu pertama kali dengannya. Kulitnya masih putih pucat tetapi terlihat segar, bisa dibilang keadaannya saat itu lebih baik, dibandingkan saat ia menjadi manusia.

"Hentikan Raven atau kau akan menyesal!" Teriak Nyonya Lilith yang tubuhnya masih terbakar. Aku bisa melihat darah menetes dari badannya yang terbakar.

"Mengerikan." Pekikku ngeri.

Aku memang tahu Raven adalah orang yang kejam saat menjadi penguasa kota. Tetapi saat melihat ia membantai kaum penyihir dan orang-orang yang membantu ritual. Aku merasa aku akan sangat ketakutan saat nanti bertemu dengannya. Ya, jika nyawaku dapat diselamatkan.

"Menyesal?" Kata Raven sambil tubuhnya yang melayang perlahan turun.

"Aku yang akan membuat kalian menyesal karena telah memilihku!" Katanya sambil berjalan maju. Saat mendapatkan 2 langkah ia tiba-tiba terjatuh dan berteriak.

"AARRGHH!"

Badan Raven yang bertelanjang dada, dibagian dada kiri hingga lengan perlahan berubah menjadi ungu kehitaman. Luka itu menyebar seperti akar, setelah itu luka ditubuhnya mulai lembek dan mengeluarkan cairan.

"Kau tidak bisa seenaknya membunuh bahkan melukai kami Raven! Kau terikat perjanjian dengan kota ini!" Teriak Nyonya Lilith dimana api hitam yang menyelimuti tubuhnya padam.

Tubuh Nyonya Lilith mengalami luka bakar yang cukup serius. Tetapi aku tetap terkejut dengan kondisi tubuhnya, karena orang-orang bahkan kaum penyihir yang juga terbakar telah mati.

"Eh, tetapi dimana para tetua?" Kataku bertanya-tanya.

"Hah! Perjanjian?!" Kata Raven bangkit berdiri. "Aku sudah terbiasa disiksa! Luka ini tidak berarti apa-apa bagiku! AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN!" Teriak Raven berusaha bangkit berdiri.

"HENTIKAN!" Suara berat dan mengerikan menggema di ruang bawah tanah itu.

"Kota ini telah hidup! Ritual berhasil!" Kata Nyonya Lilith bangga.

"Benarkah Nyonya?"

"Berhasil?"

"Kita selamat! Kita selamat!"

Tiba-tiba para tetua muncul. Mereka ternyata bersembunyi didalam penjara bawah tanah diujung ruangan. Benar-benar manusia menjijikkan.

"DASAR KALIAN MAKHLUK BRENGSEK!" Teriak Raven, dimana tubuhnya terbang dengan sayap api hitam dipunggung nya."Takkan kubiarkan kalian menikmati kemakmuran kota ini!"

Dalam sekejap tubuh Nyonya Lilith kembali terbakar. Diikuti beberapa tetua dan warga yang membantu. Kurasa Raven telah mencapai batasnya saat itu, karena api hitamnya padam dan dia terjatuh dengan keras.

"Kalian telah menciptakan suatu kesalahan! Aku tidak dapat melakukan apapun selain memberinya hukuman sesuai perjanjian kita. Tetapi kalian tetap berhati-hatilah terhadap dia,karena suatu saat dia akan menghancurkan hidup kalian. Karena kerakusan kalian, kalian malah menciptakan makhluk yang dapat dengan mudah menghancurkan hidup kalian!"

Tubuh dan wajah Nyonya Lilith sudah gosong. Para tetua dan warga kota tersisa sedikit. Mereka mengerubungi Raven sambil membawa senjata dan batu yang ditemukannya. Saat mereka hendak menghajar Raven, salah satu penyihir yang tersisa menghalangi.

"Hentikan! Jika kalian melebihi batas, nantinya Raven tidak akan membantu kalian!" Teriak penyihir itu.

"Tapi bagaimana dengan para korban? Sialan! Kami tidak peduli!"

 The Magician's Secret (END)Where stories live. Discover now