21. Masa Lalu Raven (3)

10 7 4
                                    

"HAHAHAHAHA!"

"HAHAHAHAHA!"

Paman aneh itu tidak berhenti tertawa cekikikan setelah mendengar bahwa Raven akan melakukan perjanjian jika benar-benar tidak ada cara untuk membangunkan ku. Aku yang melihatnya tertawa kegirangan rasanya ingin ku lempar wajah cengkung nya dengan kursi.

"Hentikan! Kau bahkan belum menang, kenapa kegirangan seperti itu sih!"

"Belum menang??" Katanya dengan nada angkuh.

"Hei nona! Ini adalah tanda awal kemenangan ku! Hahaha! Kalau begitu aku pergi dulu nona Selena, aku harus merayakan momen ini dengan memakan daging rusa!"

"Apa? Hei! Jangan seenaknya pergi begitu saja!" Sejujurnya,aku benar-benar ketakutan sendirian disini.

"Kenapa nona? Kau takut?" Tanyanya sambil mengangkat satu alisnya.

"Ck! Ngga tuh!"

"Kalau begitu sampai jumpa lagi! Atau selamat tinggal? Hahahaha!"

Setelah mengucapkan kalimat perpisahan, pria itu hilang dibalik asap hitam. Pemandangan disekitar ku langsung berubah dalam sekejap. Aku berada disebuah ruangan kumuh, dimana dihadapanku terdapat cermin perak seperti di kamar Raven.

"Kakak gapapa?"

Suara gadis kecil yang tidak asing membuat ku langsung menengok. Diatas kasur kecil yang diselimuti sprei putih lusuh, terlihat Raven yang sedang mengobati luka ditubuhnya. Adik kecilnya berdiri dihadapan nya, membawa nampan berisi roti keras,potongan apel, dan segelas susu.

"Gapapa kok! Makasih ya, adik sayang. Tolong taruh dulu makanannya." Kata Raven sambil tersenyum lembut.

"Iya!" Jawab adik Raven, lalu bergegas menaruh nampan makanan itu.

"Kakak! Sini aku bantu obati!"

"Samantha! Cepat keluar setelah menaruh makanan!" Teriak sebuah suara kasar dari balik pintu.

Dug

Dug

Dug

"SAMANTHA!"

"Samantha cepat keluar." Kata Raven lemah.

"Baik kak." Kata Samantha sedih lalu bergegas keluar.

Raven cuma tersenyum melihat adiknya keluar dari kamar. Sorot matanya menyiratkan kesedihan, yang membuatku air mataku tanpa sadar mengalir.

Pemandangan berubah kembali. Sekarang aku berada disebuah dapur yang sepi. Samantha sudah tumbuh lebih besar, dia mulai terlihat berdandan.

"Ini makanan buat Kak Raven?" Tanyanya pada seorang pelayan.

"Benar, Tuan Putri." Jawab pelayan itu.

Gadis itu langsung berlari kecil sambil membawa nampan berisi potongan paha ayam, kentang rebus, dan segelas air.

Tok tok tok

"Kak Raven! Aku bawakan makan siang buat Kakak!" Teriak Samantha sambil berjalan masuk.

Keadaan Raven tidak lebih baik dari sebelumnya. Tetapi badannya mulai membesar, dan terbentuk sempurna. Matanya yang berwarna hijau terlihat lebam dan bengkak, bibirnya sobek mengeluarkan darah, tetapi dia masih bisa tersenyum. Tersenyum senang saat melihat adiknya mengunjungi nya.

"Makasih ya. Ini, Kakak punya hadiah buat kamu." Kata Raven sambil memberikan 3 keping koin emas kepada adiknya.

"Eh? Katanya Kakak butuh uang buat beli obat!" Kata Samantha terkejut.

 The Magician's Secret (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن