(03) -Mimpi

3.9K 245 1
                                    


Kalau ada typo harap maklum ya? Namanya manusia, hehe.

Happy reading ~

***

"Semakin terlukai orang itu, maka semakin tertutup pula sifatnya."-Leoni.

***

"Besok tanggal berapa lan?" Seorang pemuda bertanya kepada sahabatnya. Ia menatap dengan senyuman Pepsodent.

Sang sahabat menatap sekilas pemuda disampingnya. "24," jawabnya singkat.

Pemuda itu mengangguk dengan semangat, menepuk pundak sahabat nya pelan seraya berkata, "lo tau kan besok hari apa? Jadi... temenin gue pilih hadiah buat Aisha."

"Boleh." Sang pemuda tersenyum senang. Ia kemudian menarik lengan sahabatnya dan menyeretnya sampai parkiran. Dengan gerakan cepat ia menyalakan motornya dan melaju keluar pekarangan sekolah.

***

"Sial, hujan!"

Kedua pemuda itu memarkirkan motor mereka di pinggir jalan di bawah pohon rindang. Mereka berdua menutupi kepala mereka menggunakan tangan, melihat kekanan kiri guna untuk menyebrang jalan.  

Setelah di rasa tidak ada kendaraan berlalu lalang. Mereka menyebrang dan mencari tempat untuk berteduh dari hujan yang tidak main-main derasnya.

"Lan, disana ada halte bus. Tapi... ada cewek disana."

"Persetanan dengan cewek," jawab sahabatnya dan segera berjalan kearah halte bus itu. Dia sangat tidak menyukai hujan.

"Dilan, tungguin woi!" Dilan mendengus mendengar teriakan dari sahabatnya itu. Mereka berdua sampai dan berdiri di halte cukup lama. Kenapa tidak duduk saja? Jawabannya tidak enak dengan gadis yang sedari tadi duduk di sana, dan mereka canggung.

Dilan menatap kesal hujan yang terus turun dengan deras. Sedangkam sahabatnya itu terus memperhatikan hujan dengan tatapan lembut seraya menyentuh rintik-rintik yang berjatuhan ke permukaan bumi.

Tiba-tiba ia langsung tersadar dan berbalik arah kearah gadis itu. "Gue sama temen gue numpang duduk ya?" Tanyanya sopan. Gadis itu diam beberapa detik, lalu mengangguk pelan.

Dilan melihat interaksi mereka berdua, dan kemudian pemuda itu memilih duduk juga di samping sahabatnya. Pegal jika harus berdiri dengan waktu yang lama.

"Nama lo siapa?" Gadis itu diam saat pemuda di samping kirinya itu bersuara. Ia menunduk dalam, mengenggam erat jari-jari nya secara bersamaan.

"Nama gue Gafa. Dan ini sahabat gue, Dilan." Gadis itu terkejut dan langsung melihat kearah Gafa. Ia kira pemuda di sampingnya itu akan mengejek nya jika tau kalau dia tunawicara.

Gadis itu dengan ragu mulai menggerakkan tangannya. Dia sedang menggunakan bahasa isyarat yang mengatakan "bahwa dia tunawicara" dengan tersenyum lembut dia menatap kearah Gafa yang juga menatap nya dalam.

Hening menyelimuti mereka beberapa menit. Gadis itu kembali menunduk, dia mengira pasti kedua orang itu sedang bingung dengan dirinya. Tanpa duga, Gafa malah menyodorkan ponselnya kearah gadis itu. Dengan sebuah note yang dia tulis kan disana.

Gue ngerti kok. Gimana kalau lo tulis sesuatu disini?

Gadis itu menatap kearah Gafa. Ia kemudian menatap kearah ponsel yang pemuda itu julurkan. Dengan pelan tangan lentik gadis itu mengambil ponsel Gafa pelan dan mulai mengetik sesuatu.

Change FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang