(22) -Al

1K 117 10
                                    


"Akh!"

Semua orang yang ada disana menoleh ke sumber suara. Ketika melihat Aurora dan Glora yang terjatuh, terutama kepada Aurora yang memperhatinkan. Gafa juga begitu terkejut dan langsung menolong.

"Kamu gapapa?" Tanya Gafandra pada Aurora. Sedangkan Glora berdecih dalam hati.

Aurora mengangguk, dia melirik tajam sekilas kearah Glora. Sedangkan Glora tersenyum puas, tapi itu belum terlalu puas karena Aurora tidak memakinya bahkan bersuara sedikit pun.

Sementara yang berteriak tadi adalah ibu-ibu yang berada di belakang meja mereka. Glora pura-pura panik, mimik wajahnya seketika berubah dan menghampiri Aurora dengan wajah bersalah.

"G-gue gak sengaja ... Kaki gue kesandung kaki meja tadi." Glora langsung memeriksa paha Aurora, dan benar saja tidak terlalu parah karena kuah baksonya sudah dingin.

Aurora dengan kaku mengangguk. Gafa membantu Aurora berdiri, dan langsung menatap kearah Glora. "Lain kali hati-hati ra, untung kuah baksonya gak terlalu panas."

"Iya ... Gue bantu bersihin di toilet ya?" Glora langsung memapah Aurora tanpa persetujuan gadis itu.

Gafa mengangguk. "Gue tunggu di sini," katanya.

Saat di perjalanan, saat sudah menghilang dari hadapan Gafa. Glora melepaskan papahannya. Sehingga hal itu membuat Aurora jadi hanpir terjatuh.

Aurora tertawa pelan. "Lo sengaja kan?" Tanya kesal. Untung saja lorong ini sepi.

Glora berbalik dan bersandar pada tembok dengan santai. "Kalau iya, kenapa? Lagian, lo sih, sok-sok an jadi bidadari. Padahal nenek lampir," ejeknya.

Aurora menatap tajam kearah Glora, urat-urat leher gadis itu bermunculan pertanda dia marah. "Sialan lo! Lo gak tau lagi berurusan sama siapa!" Bentaknya.

Glora menoleh santai. "Emang lo siapa? Orang yang pura-pura cacat biar narik perhatian orang lain?"

Aurora menghampiri Glora. "Gue bisa jauhi lo dari Gafandra. Gue bakal pastiin itu."

Raut wajah Glora jadi aneh, kemudian dia tertawa kencang. "Hahahaha, lo mau jauhi Gafa dari gue? Justru gue yang bakal jauhin lo dari Gafa! Dasar banyak drama lo!"

Aurora langsung berjalan cepat menuju toilet. Tapi langkah kakinya berhenti di saat Glora kenbali bersuara.

"Lagian, semua orang pengen sempura. Tapi lo mau cacat, aneh ya?"

Aurora menoleh kebelakang. "Bukan urusan lo!"

Glora menatap remeh. "Goblok," ujarnya.

*****

"Telor, telor apa yang bisa nyanyi?" Fahri menaik turunkan alisnya kepada teman-teman nya. Sedangkan mereka mulai menebak pertanyaan random itu.

"Telor ceplok!" Jawab Alan.

"Salah!"

Yang lain malas meneladeni Fahri yang kelewatan random itu. Sedangkan Alan terlihat antusias. "Apa emangnya?"

"Telor Swift."

Plak!

"Tolol, itu Taylor Swift bangke," kata Alan kesal. Sedangkan Fahri tertawa ketika menatap wajah kesal Alan. Lagian siapa suruh mau menjawab pertanyaan tersebut.

"Jangan ngomong kasar. Berdosa lo," sahut Gafa. Dia sedang sibuk dengan pendaftaran lomba basket nanti.

"Tim kalian ikut?" Tanya Aisha.

"Iya dongg, kalau ada gue pasti bakal menang," sahut Alan bangga.

"Yang ada lo tu beban," cibir Fahri.

Change FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang