(13) -Kesepian

2.3K 184 8
                                    


Setelah aku lihat-lihat lagi, banyak yang baca cerita ini, tapi gak vote. Tolong hargai penulisnya ya? Dengan cara kalian memberikan bintang, itu udah buat penulisnya bahagia.

***

Happy reading all ~

***

"Loh, ra?" Saat Gafa membuka pintu, dia sudah di suguhi wajah Glora yang sedang tersenyum lebar kearahnya. Leoni, dia hanya tersenyum. Rasa nya dia tidak ingin berhenti tersenyum sekarang, entah kenapa.

Gafa melirik kearah belakang gadis itu. Dan dia mendapati Al yang memandang malas Glora. Ada-ada saja mereka ini.

"Ayo masuk. Maaf sedikit berantakan."

Mereka berdua masuk, dengan Leoni yang sudah melompat-lompat kecil. Tadi Leoni memaksa Al untuk memberitahu kan alamat Gafa. Dia merengek seperti anak kecil. Karena Al tidak tahan, akhirnya dia memberitahu Leoni alamat rumah Gafa.

"Tunggu sebentar ya? Gue buatin minum dulu." Gafa dengan antusias menyambut mereka. Dia pergi kearah dapur menyiapkan minuman.

"Rumah Gafa lumayan besar ya, persis seperti yang di ceritain di novelnya," kata Leoni.

Al mengangguk. "Gafa itu orangnya sederhana, keliatan dari penampilan nya," sahutnya pelan.

"Udah mulai perhatian nih, sama Gafa," goda Leoni menaik turunkan alisnya.

"Bacot," ketus Al.

"Gue bacot-bacot gini tetap cantik membahanaa, bohayy, kesayangan papa Jastin tersayanggg. Anjayy, slebeww."

Kayak nya ni anak udah stres stadium akhir. Batin Al malas.

Tak lama kemudian, Gafa datang dengan nampan di tangannya. Dia meletakkan minuman itu di atas meja, dan setelah itu duduk di samping Al.

"Gafa rajin banget, sih." Leoni memulai pembicaraan.

Gafa tertawa mendengar hal itu. "Gue seneng, kalau ada yang main kerumah gue," jawabnya. "Rumah gue jadi rame."

"Berarti, gue bisa dong, sering main kesini?" Seru Leoni. Kapan-kapan lagi kan, main kerumah Gafa?

"Boleh, ra." Gafa menoleh kearah Al. "Ajakin temen-temen lo, biar makin rame," lanjutnya.

Mereka mengobrol cukup lama. Sesekali Gafa menceritakan masa kesilnya, dan Leoni yang mendengarkan dengan antusias. Al hanya menyimak sesekali menyaut obrolan mereka. Gafa tersenyum menatap dua orang itu, awalnya Gafa memang tidak kenal dengan Glora dan Al. Saat kenal, ternyata mereka adalah orang-orang yang baik.

"Kita pulang ya, fa? Nanti gue bakal sering main ke sini!" Pamit Leoni pada Gafa.

Mereka sedang berada di depan rumah Gafa, sekarang sudah sore. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Padahal Leoni masih ingin mengobrol dengan Gafa.

"Pulang, lo mau nginap?" Al bertanya ketika melihat wajah sedih Leoni, yang tidak ingin pulang.

"Emang boleh?"

"Gak boleh," jawab Al cepat.

Gafa tertawa mendengar perkataan Al. Ya, bagaimana pun Glora perempuan. Dan tidak baik bagi perempuan menginap di rumah lelaki. Apalagi Gafa sendirian.

"Di sekolah kita ketemu lagi, kok, ra."

"Yaudah deh, makasih ya, fa.  Makanan nya, enak banget masakan Gafa. Udah cocok jadi suamii akuuu, hehehe." Leoni tersenyum menyengir lebar, membuat Gafa gemas sendiri di buatnya. Sedangkan Al memasang ekspresi ingin muntah. Halu Leoni sudah sangat tidak tertolong.

Change FateWhere stories live. Discover now