(18) -Wajah Aslinya

2.5K 172 5
                                    


Leoni sekarang berada di sebuah rumah, rumah siapa? Rumah Aurora tepatnya. Ya, dia akan menyelidiki hal ini dengan mata kepalanya sendiri. Walau ia harus mengeluarkan semua energi yang dia punya.

Dengan pelan, ia menekan bell rumah itu. Sekarang masih pagi hari, dan beruntung nya hari ini hari minggu. Saat beberapa saat, akhirnya pintu di buka lebar. Tetapi bukan oleh Aurora, melainkan oleh Zayyan.

Wajah pemuda itu datar, bahkan dia tidak tersenyum sama sekali. Hal itu membuat Leoni jadi sedikit gugup. "Halo, kak," sapa nya.

Zayyan menatap curiga pada gadis di hadapannya. "Siapa?"

"G-gue nyari Aurora. Aurora nya ada, kak?" Leoni tersenyum sopan, sebagai pemberi kesan pertama yang baik.

Terdengar pemuda itu berdecak pelan, kemudian dia masuk kedalam begitu saja. Leoni bingung, apakah dia di usir?

"Masuk." Saat mendengar suara Zayyan, Leoni legah. Dia kira dirinya di usir secara halus oleh pemuda itu, dengan pelan Leoni masuk.

"Duduk, gue panggil orangnya," ujar Zayyan.

Leoni mengangguk dan duduk di salah satu sofa ruang tamu. Pandangannya menjelajahi setiap inci rumah Aurora, setelah di pikir-pikir, ini pertama kali Leoni bertemu Aurora secara resmi. Mungkin saja gadis itu tidak akan mengenalinya nanti.

Suara langkah kaki terdengar, membuat atensi Leoni ada pada Aurora yang sedang menuruni tangga. Gadis itu terlihat cantik dan anggun. Leoni jadi ragu....

Mereka saling pandang cukup lama. Aurora memiringkan kepalanya pertanda bertanya.

Leoni bangkit dari duduk nya, dan berjalan berhadapan dengan Aurora. Raut wajah Leoni tampak serius. "Gue mau bicara sama lo, berdua. Ini penting," katanya.

Aurora diam sejenak. Kemudian ia mengangguk pelan dan menuntun Leoni untuk pergi ke taman belakang. Ngomong-ngomong, rumah Aurora ini cukup besar, walau masih besar rumah Glora.

Zayyan menatap datar dua gadis itu, dia berpikir gadis yang datang adalah salah satu korban dari nenek lampir itu. "Ck, merepotkan," gumamnya dan pergi dari sana.

Kembali pada Aurora dan Leoni. Mereka duduk saling berhadapan, dengan tatapan Aurora yang penasaran. Dia kemudian menulis sesuatu pada kertas, dan Leoni hanya memperhatikan.

"Kamu siapa? Kenapa mau ketemu sama aku?" Dia memperlihatkan kertas itu dengan senyuman yang sangat manis.

Leoni merasa seperti ada cahaya ilahi yang menyinarinya. Leoni tersenyum sopan.

"Kenapa?" Aurora mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan Leoni.

Leoni tertawa pelan, kemudian pandangan nya datar, membuat Aurora terkejut. "Kenapa? Lo bingung siapa gue dan kenapa gue kesini?" Katanya. Aurora mengangguk.

"Gue lebih bingung sama lo, Aurora. Kenapa lo harus berpura-pura di depan gue?" Leoni tersenyum miring.

Aurora terlihat kaku di mata Leoni, Leoni jadi semakin bersemangat untuk mengungkapkan sosok di depannya ini. "Gue tau rahasia lo. Kenapa? Terkejut?" Ungkap Leoni santai.

Raut wajah Aurora menjadi datar, dia menatap tajam kearah Leoni yang terlihat sangat santai.

"Waww, lihat wajah lo. Lo berhasil melepaskan topeng sok baik itu," ejek Leoni.

"Apa mau lo?" Tanya Aurora.

Leoni terkejut, tetapi dia langsung tersenyum senang. Ternyata sangat mudah baginya untuk melepaskan topeng Aurora. "Keren ya... Lo udah bohongi semua orang dengan kekurangan. Termasuk Gafandra," ungkap nya.

Change FateWhere stories live. Discover now