(15) -Aurora

2.1K 164 1
                                    


Gess, jangan lupa mampir ke ceritaku yg lain ya, hehe.

Happy reading all ~

***

Gafa, pemuda itu berdiri di depan pintu rumah berwarna merah, di tangannya ada sebuah Kanvas dan alat lukis. Dengan senyuman lebar dia mengetuk pintu itu pelan. Tak lama seorang wanita paruh baya keluar dengan tatapan bingungnya.

"Den, Gafa?"

"Sore bi, Rora nya ada?"

"Ada den, ayo masuk dulu," ajak bi Maya seraya tersenyum senang. Dia menyuruh Gafandra untuk duduk di sofa, sementara dia memanggil Aurora.

Gafa menatap sekitar ruangan itu, setelah Gafa amati lebih jauh, tidak ada satupun poto keluarga di sana. Gafa menggelengkan kepalanya, dia kemudian langsung menoleh ke anak tangga saat suara langkah kaki terdengar.

Aurora menatap Gafa dengan binar, dia berjalan cepat dan menyatat sesuatu di kertas.

"Gafa bawa apa?" Itu tulisannya. Gafa tersenyum dan memperlihatkan alat lukis dan kanvas nya. "Aku bawa alat lukis, ra. Mau melukis sama kamu."

"Gafa bisa melukis? Keren banget!" Gadis itu melompat kecil sambil tersenyum senang. Setelah itu dia langsung membawa Gafa untuk ke belakang rumahnya. Karena menurutnya di sana pemandangan nya indah, karena Mamanya menanam banyak bunga yang indah.

Gafa melihat bunga-bunga indah itu, Aurora menbawanya duduk di bawah pohon yang cukup lebat untuk berteduh. "Gafa mau lukis apa?" Tanya Aurora.

Gafa yang sedang mengeluarkan alatnya terhenti dan memasang ekspresi kebingungan. "Gambar apa ya? Menurut kamu, aku gambar apa, ra?"

Aurora jadi berpikir juga. Gafa yang melihat ekspresi itu terkekeh gemas seketika. "Gambar kupu-kupu aja gimana, fa?" Tawar Aurora. Gafa melihat tulisan itu tersenyum, dia mengangguk.

Gafa menunjuk salah satu kupu-kupu yang berterbangan di atas bunga berwarna pink susu. "Lihat kupu-kupu nya, ra. Cantik kan?" Tanyanya. Aurora melihat dan mengangguk, kupu-kupu itu indah dengan warna yang sangat cocok untuk di lihat.

Gafa tersenyum kemudian berkata, "kupu-kupu nya memang cantik, ra. Tapi cantikan yang lihatnya," ucapnya.

Aurora yang mendengar itu tersipu malu, dia mengambil catatannya. "Kamu belajar gombal dari siapa?"

Gaga tertawa. "Gue jujur soal itu, ra. Kalau masalah belajar... Kayaknya belajar dari temen gue," katanya.

Aurora tersenyum simpul. "Lanjutkan lukisannya fa."

Gafa dengan senang hati menuruti. Dia sesekali mengajak Aurora mengobrol, dan Gafa lihat Aurora kesusahan dalam hal komunikasi. Melihat Aurora tersenyum saja sudah membuat Gafa bahagia, Gafa senang melihat senyum gadis itu.

"Gafa udah lama melukis?" Melihat tulisan itu Gafa mengangguk. Sedangkan Aurora menikmati suasana berdua ini, dengan Gafa rasanya dia nyaman dan aman. Sedikit bisa melupakan masalah rumahnya....

Setelah beberapa waktu, akhirnya Gafa selesai melukis. Lukisan itu dia perlihatkan dengan Aurora. Aurora melotot tak percaya, ternyata Gafa melukis kupu-kupu dan dirinya.

Change FateWhere stories live. Discover now