(16) -Rahasia

2.2K 161 4
                                    


Haii, sepi amat nih cerita, kek hati author aja hehehe. Bantu ramein dongg, biar author semangat nulisnya.

***

"Berani lo sentuh dia, gue gak akan segan-segan bunuh lo!"-Andreas

***

"Ada yang aneh sama Aurora dan keluarganya."

Kata-kata Al malam tadi terus terngiang-ngiang di dalam kepala Leoni. Bahkan saat sedang makan saja dia masih memikirkan hal itu, padahal dia ingin melupakannya.

"Ra, lo kenapa?" Fahri datang dan duduk di samping Alan, dia menatap aneh Glora yang sedari tadi melamun saja. Bahkan makanan gadis itu hanya dia aduk-aduk.

Leoni tersadar dan tersenyum kikuk. "Hehe, gue lagi mikiri jodoh gue nanti siapa," bohongnya. Tidak mungkin dia berkata kalau dia memikirkan alur novel ini bukan?

Alan mendengus malas mendengar jawaban Glora. "Ini nih, kelamaan jomblo. Kayak gue dong, cewek gue banyak."

"Bangga lo gitu?" Sahut Aisha yang menyimak sedari tadi.

Alan hanya cengengesan, dan memukul lengan Fahri pelan. Fahri yang di pukul pun menatap nyalang Alan. "Bisa diem gak sih!" Bentaknya kesal.

Alan diam, serba salah dia tuh.

Leoni menggeleng saja melihat tingkah teman baru nya itu. Mungkin hanya dia saja yang waras di sini. Leoni baru sadar bahwa Gafa, Dilan, Zora, dan Alvin tidak ada di sana.

"Temen lo yang lain kemana sha?" Tanya Leoni.

Aisha menoleh sambil mengunyah makanannya. "Tawdii agi nyawbut Ardrewass," kata nya belepotan.

"Telan dulu baru ngomong!" Tegur Fahri, sedangkan Aisha bodoamat dan lanjut pada acara makan nya.

Leoni terdiam, pikiran nya bercampur aduk saat ini. Kalau Andre udah datang, Gafa gak akan dapat penyakitnya kan? Batin Leoni gelisah.

Brak!

"Eh, buset!" Pekik Alan, dia menatap bingung ke arah Glora yang menggebrak meja dan berlalu begitu saja.

"Kenapa tuh anak?" Tanya Fahri heran.

Aisha melirik sekilas. "Mungkin dia bosan, jarang di goyang."

Plak!

"Aww, jangan pukul kepala gue!" Aisha kesal jadinya, dia sedang enak makan padahal. Fahri menepuk kepala Aisha pelan, dan Alan tertawa melihat hal itu.

"Mangkanya omongan di jaga!"

"Gue lagi nyanyi tadi!" Bantah Aisha kesal.

***

"Seneng gue lihat lo lagi, ndre," kata Gafa sambil menepuk-nepuk punggung Andre.

Andre tertawa, dia juga senang berkumpul bersama lagi. Apalagi setelah sekian lama akhirnya dia sekolah kembali. "Ngurus pekerjaan orang tua itu sulit tau, gue sampai hampir stres," katanya.

Alvin, dan Dilan hanya menyimak. Ya, batu ketemu batu begitu. Gafa sampai tak habis pikir dengan mereka berdua.

"Lo berdua sariawan ya?" Canda Andre.

"Mereka itu sedang kol kol nya," sahut Gafa dan mereka berdua tertawa bersama mengejek kedua batu yang susah cair itu.

Dilan mendengus malas, dia pun berlalu dari sana tanpa pamit kepada mereka. Gafa mah sudah biasa dengan hal itu, dan kedua temannya juga sama. Dilan itu bahaya, ya, sekali ngomong langsung jleb ke ulu ati.

Change FateDonde viven las historias. Descúbrelo ahora