(14) -Andreas

2.1K 159 9
                                    


Happy reading ~

***

"Lo ngapain liatin Gafa gitu banget?" Aisha menatap aneh Glora yang sedang senyum-senyum sendiri melihat kearah Gafa yang sedang bermain basket bersama Dilan, Alan, dan Fahri.

"G-gak ada," jawabnya gagap.

"Bohong kan lo? Hayooloh, kalau bohong hidungnya panjang."

"Bisa diam gak sih?! Nyebelin lo kayak dora. Lagian terserah gue dong mau natap siapa aja. Mata-mata gue!" Ketus Leoni kesal. Padahal dia sedang menatap pesona para cogan, mengganggu saja.

"Sensi amat," gumam Aisha. Dia pergi dari sana entah kemana, yang penting dia tidak mengganggu Leoni! Leoni kembali menatap para cogan di lapangan. Tak sengaja, manik mata Leoni bertumburan dengan manik mata Gafa.

Gafa tersenyum manis kearahnya. Siapa saja tolong Leoni! Dia akan pingsan karena kemanisan seorang Gafa sekarang!

"Ya ampun, suami gue manis banget," serunya.

"Dih, halu lagi lo," celetuk Al yang muncul disamping Leoni. Gadis itu sempat terkejut akan kehadiran Al. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Al tidak bisa di sentuh. Jadinya, dia hanya menatap tajam Al.

"Lo hobi banget buat jantung gue hampir copot!"

"Dan Lo hobi banget ngomong pake urat." Leoni menatap nyalang kearah Al. Mengisyaratkan bahwa dia sangat kesal, dan menyuruh Al untuk diam saja.

"Lo gak penasaran kenapa gue kesini?"

Leoni menoleh. "Kenapa?" Tanyanya.

Wajah Al berubah serius. Dan hal itu membuat Leoni menjadi sedikit gelalapan. "Andreas Dirgantara udah kembali dari Swiss."

"Ohh, uda-APA?!"

Al menutupi telinganya saat mendengar pekikan Leoni. Dia menatap tajam gadis itu, sedangkan yang di tatap hanya melotot sambil membuka mulutnya lebar.

"Biasa aja napa?"

"Lo bilang biasa aja?! Alurnya berubah, woi! Kenapa Andreas pulangnya cepat banget?!" Heboh Leoni.

Andreas Dirgantara, adalah wakil dari Red black. Di dalam novel diceritakan dia pergi ke Swiss untuk mengurus bisnis orang tuanya. Saat dia pulang ke indonesia, di saat itu jugalah Gafandra di nyatakan memiliki penyakit gagal ginjal.

Ini yang Leoni takutkan. Leoni takut alur dari novel ini terus berjalan. Leoni tidak ingin Gafa di nyatakan positif gagal ginjal. "Gue takut, Al."

"Percaya sama gue, alur nya udah berubah." Al meyakinkan.

"Apa gue bisa percaya omongan lo?"

"Percaya sama gue. Hal yang lo pikirin gak mungkin terjadi."

Leoni kehilangan moodnya. Dengan lemas dia mengangguk, mengabaikan Al yang menatap dia sayu. Leoni pergi dari sana, tanpa tau bahwa sedari tadi seseorang terus memandanginya. Dia Gafa.

"Kenapa fa?" Alan menepuk pundak Gafa pelan, menyadarkan pemuda itu.

"Glora kenapa ya? Dia kayak lesuh gitu," khawatirnya. Gafa sedari tadi melihat Leoni saat gadis itu berteriak kencang. Gafa sedikit bingung saat gadis itu berbicara sendiri.

"Gak usah di pikirin. Mungkin dia badmood, lo tau kan Glora itu kayak gimana? Mood nya berubah-ubah."

Gafa mengangguk. "Gue harap gitu."

.
.
.

Alvin menatap malas orang di hadapannya itu, baru kembali dari Swiss dia mengajukan banyak sekali pertanyaan, membuat Alvin muak.

Change FateWhere stories live. Discover now