(19) -di Rumah Gafa

2K 133 7
                                    

"gak semudah itu melupakan orang yang pernah di jadikan satu-satunya."-Glora

***

Happy reading ~

***

Note: kita panggil Leoni dengan nama Glora ya.

***

"Loh? Udah datang lo lan?" Gafa masuk sambil membawa nampan berisikan minuman dan camilan. Dilan tidak menoleh kearah Gafa, dia malah masih memandangi Laura yang duduk di hadapannya.

Gafa memutar bola matanya malas. "Jangan ngeliatin gitu amat, lan. Anak orang bisa hilang nafas lo pelototi begitu," katanya.

Dilan mendengus. "Nih, pesanan lo!" Dia memberikan sebuah bungkus plastik kepada Gafa. Gafa menerima dengan sangat baik.

"Thanks coklat pait."

Laura berusaha mengatur nafasnya saat di hadapan Dilan. Dan kemana lagi Glora pergi? Padahal ini sudah lumayan lama. Apakah dia sengaja?

Please, gue pengen pergi dari sini. Batinnya menjerit tertahan.

"Di minum ra. Eh, Glora kemana?" Gafa bersuara dan duduk di samping Dilan. Sedangkan Dilan, dia sudah sibuk dengan ponselnya.

"Ke toilet katanya," jawab Laura pelan. Dia masih takut akan kehadiran Dilan di sana, bisa-bisa nya dia bertemu lagi setelah berusaha untuk tidak menyukai pemuda itu. Takdir memang sangat aneh.

Gafa entah kenapa sedikit canggung dengan situasi ini, Laura yang seperti menghindari Dilan, dan Dilan yang seperti biasa saja. jadinya tercipta lah kesunyian diantara mereka bertiga. Sampai Glora akhirnya datang.

"Kalian kenapa?" Glora menatap heran mereka yang hanya saling diam. Tidak seperti biasa nya.

Gafa menatap legah kearah Glora. "enggak tau ra, mereka diam-diam waee," balasnya.

Glora mengangguk, dia duduk di samping Laura. "Lo kenapa?" Bisiknya pada Laura.

"Lo pake nanya? Ada Dilan, dan gue gak suka," bisik Laura.

"Biasanya lo senang kalau ada dilan."

"Itu dulu, bego!"

Gafa menatap aneh kedua gadis itu, bukankah mereka terlalu kencang jika untuk berbisik-bisik? Lihat lah wajah Dilan yang sudah masam sedari tadi. Tidak enak untuk di pandang. Dan Gafa hanya bisa tersenyum formal.

"Diambil camilan nya Glo, ra." Gafa menyodorkan camilan yang barusan dia buat. Gafa tersenyum manis, membuat Glora meleleh bagaikan es krim.

Calon suami gue manis amat, Batinnya.

Laura menatap aneh sepupunya itu. Ingin sekali dia melemparkan Glora kelautan. "Eh, fa. Lo ada rekomendasi kue buat anak-anak gak?" Laura membuka topik pembicaraan.

Dia tau Gafa suka membuat kue dan menjualnya, kenapa tidak kan? Sedangkan Glora juga antusias untuk mendengar jawabannya dari Gafandra.

"Kue buat anak-anak? Banyak kok, ada...." Gafa bercerita panjang lebar, sesekali mereka akan bercanda satu sama lain. Begitu pula dengan Dilan, sesekali dia akan masuk obrolan jika di tanya. Bahkan Laura melupakan ketakutan nya pada Dilan.

Change FateWhere stories live. Discover now