(12) -Gafa vs Arsen

2.3K 192 5
                                    


Happy reading ~

***

"Munafik!"-Arsen.

***

Bugh

Pukulan demi pukulan dia layangkan kepada lawannya yang sekarang berada di bawahnya. Hari hujan dengan kilat petir tidak membuat kedua orang itu berhenti beradu tinju.

Darah yang keluar dari tubuh mereka terlihat samar karena rintik hujan.

Bugh

Sekarang giliran yang di bawah keatas, dia membalikkan posisi mereka. Dengan cepat dia memukuli wajah lawannya dengan bruntal. Sang lawan hanya bisa melawan sebisanya.

"Gak. Gak boleh, gue gak boleh lemah," batinnya. Saat itu juga dia langsung bangkit dan memukul sang lawan dengan membabi buta, dia melampiaskan semuanya. Semua hal yang sudah pemuda itu lakukan kepada nya.

Terlihat, sang lawan-Arsen tidak berdaya di bawah kukungan Gafa. Gafa tertawa pelan melihat penampilan dari Arsen yang sangat kacau.

"Gue harap setelah ini, lo gak ganggu gue lagi, sen."

Bughh!

Gafa terdiam saat melihat Arsen yang telah menutup matanya. Dengan nafas yang terengah-engah dia bangkit dari atas tubuh Arsen. Gafa berjalan gontai menuju ke arah motornya. Sebelum itu, dia sempat menatap langit yang terus mengeluarkan air. Mata Gafa terpejam, dia menikmati hujan.

Tanpa sadar bahwa Arsen sudah berada di belakangnya, dan bersiap-siap untuk memukuli Gafa menggunakan balok kayu yang dia dapat di tanah.

Brugh

Tubuh Gafa terjatuh di tanah, Gafa memegangi kepalanya yang sangat sakit. Darah segar mengalir dari sana, dia meringkuk kesakitan.

Arsen memandangi Gafa remeh. Kemudian dia meludah ke samping. "Lo kira, gue bakal kalah sama bocah lemah kayak lo?" Dia menginjak kaki Gafa, yang membuat Gafa menjerit tertahan.

"Lo itu lemah, sok kuat, ngerpotin! Pantas orang tua lo ninggalin lo," katanya sinis. "Munafik!" Kemudian Arsen melembar balok kayu itu sembarangan dan pergi dari sana.

Gafa Melentangkan tubuhnya, semuanya seperti mati rasa. Pendengarannya juga tidak dapat berfungsi dengan baik.

"Mama... papa.... Gafa k-kangen."

"GAFA!" teriak Leoni, matanya melebar tersentak. Tubuhnya langsung bangun duduk di kasur. Keringan bercucuran dari dahinya, nafasnya kembang-kempis.

"Sayang? Kenapa? Mimpi buruk?" Jastin langsung memeluk tubuh putrinya. "Tenang, Papa disini," gumamnya.

"G-gafa pa," cicit Leoni. Dia benar-benar panik sekarang, mimpi yang ia alami benar-benar terasa nyata. Dan Leoni tau, mimpi tadi adalah pertanda bahwa kalau hal itu akan terjadi, dan itu malam ini.

"Gafa kenapa sayang? Kamu jangan khawatir, Gafa tidak apa-apa."

Leoni menatap Jastin dengan mata berkaca-kaca. "Gak pa, aku mau ketemu Gafa. Gafa gak baik-baik aja pa. Aku mau Gafa pa... Gafa!" Rancau nya.

"Tenang ya sayang? Gafa mungkin sudah tidur di jam segini," katanya. Jastin bingung dengan tingkah Glora, tapi sepertinya Jastin tau kalau Glora bermimpi buruk mengenai Gafandra.

"Gafa pa, Gafa...."

Jastin menghelah nafasnya. Dia takut putrinya akan bertambah parah, ditambah ketika melihat Glora yang menangis seperti ini, membuat hatinya tak tega.

Change FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang