(10) -Sepupu Glora

2.6K 172 3
                                    


Happy reading all!

Tandain typo ya, mwhhe.

***

Leoni tidak menolak untuk pergi ke rumah bibi nya, adik dari papa nya. Sekarang Leoni sedang duduk di ruang tamu rumah sang bibi, dia sedari tadi menunggu adik papanya itu keluar dari dapur. Katanya tadi mau membuatkan Leoni minum.

"Ini. Nikmatin deh," ucap sang bibi senang. Dia duduk di depan Leoni, sambil menghembuskan nafasnya perlahan.

"Bibi keliatan capek banget," kata Leoni.

Rara-bibinya tertawa mendengar itu. "Keliatan sekali ya?" Dia menatap manik gadis di hadapannya ini, dia senang sekali saat sang kakak mengatakan kalau keponakan nya akan kemari. Jadi saat di kantor tadi, dia langsung bergegas untuk pulang.

"Ho'oh."

"Maafkan bibi deh, bibi buat kamu gak nyaman, ra."

Leoni langsung menatap tak setuju bibinya. "Bibi ngomong apa sih? Biasa aja kali," ucapnya.

Rara yang mendengar itu tersenyum lembut. Dia jadi teringat dengan mendiang mama nya Glora, mengingat sifat Glora dan dia tidak beda jauh. "Kamu benar-benar mirip sekali dengan mama mu, Glora," ungkapnya.

Leoni terdiam. Ngomong-ngomong soal Mamanya Glora, Leoni tidak pernah melihat rupa wanita itu. "Mama itu..., seperti apa?"

Rara tersentak mendengar hal itu, apakah Glora tidak pernah melihat rupa Mamanya? Ya, jika di pikir-pikir, selama dia bertemu dengan keponakannya dia tidak pernah mendengar Glora membahas soal Katya, mamanya Glora.

"Gapapa kalau bibi gak mau bahas." Leoni mengulum bibirnya. Dia bisa merasakan keterkejutan Rara saat mendengar pertanyaan nya tadi. Bodohnya Leoni yang bertanya seperti itu.

"Mama mu itu," dia menjeda ucapannya. "Orangnya sedikit bar-bar, walau begitu dia itu sangat pintar. Omongannya sering enggak di filter, suka nyakiti hati anak orang. Eh, waktu udah terlanjur bilang gitu, mama kamu malah nyesel ujung-ujungnya." Rara bercerita sesekali tertawa mengingat tingkah sang sahabat. Ya, Katya adalah sahabat Rara sejak zaman SMP.

Leoni mengaga, ternyata Mama pemilik tuhuh ini sebelas-duabelas dengan dirinya. Jadi berasa punya kembaran, hehe.

"Walau tingkahnya sering buat anak orang sakit hati, tapi, mama kamu itu orangnya sangat baik. Mungkin hal itu yang membuat Papa kamu jatuh hati sama Mama kamu."

Leoni mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, sesekali dia mengambil camilan yang ada di meja. Cerita mengenai Mama Glora ini membuat Leoni tertarik.

"Terus-"

"MAMI! ANAK MU YANG CANTIK JELITA INI PULANG!" ucapan Rara terpotong dengan suara cempreng yang membahana  Sampai-sampai Leoni memejamkan matanya kaget.

"JANGAN TERIAK-TERIAK LAURA!"

"LAH? ITU MAMI JUGA TERIAK!"

"YA AMPUN KAMU INI!" Terkadang prustasi Rara menghadapi anak semata wayangnya ini. Tingkahnya entah menurut pada siapa, padahal Rara ini kalem-kalem aja.

Leoni menatap cengoh ibu dan anak di dekatnya. Sungguh tingkah yang sangat membagongkan.

"Loh? Manusia dari mana ini, mi? Kenapa dia bisa nyasar bersama mami yang sering ngomel ini? Emang dia betah?" Dan ya, bantal sofa melayang mengenai wajah gadis itu. "Ihh, mami kok lempar-lempar, sih?!"

"Kamu yang tidak sopan. Dia sepupu kamu," jawabnya.

"Ohh, lo anaknya om Jastin 'kan?" Leoni mengangguk kaku.

Change FateWhere stories live. Discover now