02 - Lubang di dinding

2.1K 244 14
                                    

30 Januari

.
.
.

Wei Wuxian menatap pintu kamar asramanya dengan datar. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu di dalam kamarnya. Entah apa itu.

Dengan santai remaja itu memasukan kunci ke lubang kunci lalu memutarnya sampai berbunyi klik.

Ia membuka pintu bernomor enam sembilan itu dengan perlahan, hawa dingin dari kamar kosong seketika menyapanya. Sedikit penjelasan untuk sistem asrama di Gusu Lan high school, setiap satu orang siswa akan berada di satu kamar asrama, dan tidak berbagi. Tujuannya adalah supaya siswa itu lebih mandiri dan demi terjaganya privasi.

Wei Wuxian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar yang sudah menjadi miliknya.

"Setidaknya di kamarku tidak ada lalat-lalat pengganggu". Gumam remaja itu sembari menutup kembali pintu kamarnya dan tidak lupa menguncinya.

Wei Wuxian melepaskan hoodie yang ia kenakan, melemparkannya sembarang dan membiarkan tas serta kopernya tergeletak begitu saja di dekat pintu.

Ia merebahkan badannya di atas ranjang single bed yang sudah tersedia dengan rapi di sana, nanti saja mendekorasi kamar dan membereskan barangnya. Saat ini Wei Wuxian hanya ingin tidur.

 Saat ini Wei Wuxian hanya ingin tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wei Wuxian terbangun karena lapar. Ia mengecek ponselnya dan waktu sudah menunjukan pukul enam sore, langit sudah gelap.

Ia bangkit dan membongkar koper miliknya, mengambil beberapa perlengkapan untuk mandi kemudian pergi keluar karena tempat mandinya terpisah.

Mandi dulu sebelum makan malam.

Itu terlihat seperti tempat pemandian air panas umum yang ada di Yiling, kampung halamannya. Dan karena gedung laki-laki dan perempuan terpisah, maka pemandian yang ada di gedung ini khusus laki-laki.

Wei Wuxian membuka pakaiannya di depan loker di ruang ganti dan menyimpannya di sana, ia hanya mengenakan celana pendek selutut serta handuk yang menggantung di lehernya.

Sebelum sampai di bak besar ia kembali berjalan menyusuri lorong yang lembap, lantainya licin karena air.

DEG!

Langkah kaki remaja itu terhenti ketika dirinya merasakan ada sesuatu yang aneh dengan dinding di lorong itu.

Perlahan Wei Wuxian berjalan mundur kembali ke tempat dimana hal yang tidak seharusnya ada di sana itu berada. Sebuah jendela.

Dan itu bukan sekedar jendela.

Sebuah lubang persegi yang bisa memuat satu kepala manusia, kira-kira diameternya sekitar tiga puluh tiga centimeter. Tanpa penghalang apapun.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now