18 - Kepala sekolah

1.3K 200 8
                                    

23 Februari

.
.
.

Di malam gelap dengan suhu yang rendah diiringi suara guntur yang bersahutan dengan derasnya hujan, Wei Wuxian melamun.

Badannya ia sandarkan ke dada bidang milik sosok tampan yang berkulit pucat, pandangannya jauh menerawang.

Lan Wangji melirik remaja itu lewat ekor matanya, iris sewarna emas miliknya bersinar di tengah ruangan yang minim pencahayaan.

"Wei Ying".

"Mn?".

Lan Wangji mengusap lembut kepala remaja yang bersandar di dadanya itu.

CTAAAARRR!!!

Guntur yang sangat keras membuat kamar di Jingshi itu sedikit terang.

Waktu menunjukan pukul setengah tujuh malam, masih beberapa jam lagi sebelum jam malam tiba. Dan remaja berusia tujuh belas tahun itu menghabiskan waktunya di Jingshi bersama sosok tampan sang penghuni bangunan.

Hening. Damai. Hanya aroma cendana dari dupa yang menguar memenuhi seluruh ruangan. Entah bagaimana caranya, suara dari cuaca buruk di luar teredam.

"Lan Zhan, apa maksudnya semua ini? Apa yang aku lewatkan setelah kematian ku?". Wei Wuxian bertanya dengan suara pelan yang nyaris tidak terdengar, namun sosok tampan itu dapat mendengarnya dengan jelas.

Lan Wangji diam tidak menjawab, matanya fokus tertuju kepada wajah cantik yang memandang lurus ke depan sedangkan tangannya tidak berhenti mengusap kepala si pemilik wajah cantik itu.

Wei Wuxian menoleh karena tidak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya.

Abu-abu dan emas bertemu, keduanya saling mendekatkan diri sampai ujung hidung mereka bersentuhan. Si abu-abu menghilang di balik kelopak mata yang dihiasi bulu lentik karena tidak kuat dengan tatapan intens dari si emas.

Wei Wuxian membuka sedikit mulutnya sampai gigi kelinci miliknya terlihat, kemudian tidak ada jarak lagi diantara mereka sehingga kedua belah bibir yang saling menggoda satu sama lain itu bertemu, saling memagut rakus.

Suara langkah kaki dari pria tua menggema di lorong hampa, seiring dengan langkahnya wujud si pria tua itu berubah sedikit lebih muda, terlihat seperti seseorang yang berusia awal lima puluh tahunan namun masih tetap bugar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara langkah kaki dari pria tua menggema di lorong hampa, seiring dengan langkahnya wujud si pria tua itu berubah sedikit lebih muda, terlihat seperti seseorang yang berusia awal lima puluh tahunan namun masih tetap bugar.

Kakinya terhenti di depan sebuah pintu besi yang dilapisi segel merah dengan banyaknya kertas segel yang menempel, sebagian dari kertas itu sedikit mengelupas.

Pria paruh baya itu melakukan beberapa gerakan rumit menggunakan tangan kanannya kemudian mengarahkan telapak tangannya ke arah pintu—

BRAAAK!!!

—dan seketika pintu tersegel itu terbuka lebar menimbulkan suara keras serta kertasnya berhamburan.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now