03 - Sosok misterius

1.8K 226 6
                                    

30 Januari

.
.
.

Jiang Cheng kini selain menjadi teman baru Wei Wuxian merangkap sebagai tour guide remaja itu.

Laki-laki yang menggilai warna ungu itu menjelaskan kepada Wei Wuxian tentang struktur bangunan di sana serta fungsinya. Dirinya yang sudah bersekolah di sana sejak tahun pertama, dan tergolong sebagai siswa yang sedikit nakal sudah pasti penuh dengan pengetahuan itu.

Tidak seperti Wei Wuxian yang masuk ke Gusu Lan high school karena kenakalannya, Jiang Cheng berada di sana karena keluarganya turun temurun bersekolah di sana.

Hampir semua tempat sudah ia jelajahi, termasuk ruangan kepala sekolah yang ia masuki di akhir tahun pertamanya serta asrama perempuan di mana sang kakak berada.

Hanya ada satu tempat yang tidak pernah terkena pijakan kakinya, bahkan oleh seluruh murid dan guru yang mengajar di sana. Peraturan itu tertulis mutlak dan hanya sang kepala keluarga Lan yang dapat memasukinya.

Dan saat ini hanya sang kepala sekolah, orang tua yang menyandang nama Lan di depan namanya sekaligus dirinya menjabat sebagai kepala keluarga Lan pada masa ini. Lan Qiren.

"Tempat apa itu?". Tanya Wei Wuxian kepada Jiang Cheng.

Saat ini mereka berdua berada di ruang rekreasi asrama, menikmati sisa waktu luang sebelum jam malam tiba.

"Itu disebut Jingshi. Sebuah bangunan yang tepat berada di belakang gedung sekolah. Tempat itu di kelilingi tembok tinggi dan gerbangnya tersegel". Jawab Jiang Cheng sembari memasukan kacang ke dalam mulutnya.

"Aku tidak melihat tempat itu di denah". Ujar Wei Wuxian.

"Memang mereka sengaja tidak menambahkan tempat itu di sana. Besok aku akan membawamu melihat Jingshi dari jauh". Timpal Jiang Cheng, Wei Wuxian pun mengangguk.

DEEEENGG~

DEEEENGG~

DEEEENGG~

Suara lonceng tiga kali terdengar dengan nyaring, itu tandanya jam malam telah tiba. Tepat pada pukul sembilan malam. Salah satu peraturan di sana adalah tidur pada pukul sembilan malam dan bangun pukul lima pagi.

Wei Wuxian mana bisa!

"Sudah jam malam, ayo kembali ke kamar. Ngomong-ngomong kau di kamar berapa Wei Ying?". Tanya Jiang Cheng. Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri lorong.

"Nomor enam puluh sembilan". Jawab Wei Wuxian.

"Ternyata kita lumayan terpisah jauh. Aku di kamar nomor enam puluh, jika kau butuh sesuatu datang saja". Ujar Jiang Cheng.

"Mn, terimakasih". Wei Wuxian mengangguk sembari tersenyum tipis.

Di dalam kamarnya Wei Wuxian termenung memandangi langit-langit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam kamarnya Wei Wuxian termenung memandangi langit-langit. Tangannya ia lipat dijadikan sebagai bantal.

Ucapan Jiang Cheng tadi di ruang rekreasi membuat dirinya semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak beres tentang tempat angker yang berkedok sekolah ini.

"Aku tidak bisa tidur sialan! Ini masih terlalu pagi untuk ku!". Wei Wuxian mengerang sembari mengacak rambutnya yang sudah berantakan itu.

Ia bangkit kemudian menyambar hoodie dan ponsel miliknya kemudian menyelinap keluar.

Tujuan utamanya adalah kedai arak di kota.

Berbekal keahliannya dalam melarikan diri, saat ini Wei Wuxian sudah berada di luar gerbang Gusu Lan high school. Pemukiman warga kota Caiyi.

Suasana malam di sana tidak seramai di Yiling, namun juga tidak sepi mencekam.

Wei Wuxian melangkahkan kakinya menuju salah satu kedai arak yang ia dengar tadi siang di sana menjual 'Senyuman Kaisar'. Arak terbaik seantero Gusu.

Meskipun dirinya masih berusia tujuh belas tahun, tapi dalam hal minum-minum Wei Wuxian sangat jago.

Wei Wuxian keluar dari kedai itu dengan menenteng dua buah kendi berwarna putih yang berisi arak senyuman kaisar.

Ia kembali pulang ke Gusu Lan high school setelah mampir di beberapa toko untuk cemilan teman minumnya.

Dengan lincah dan rapi, Wei Wuxian berhasil kembali masuk ke dalam gerbang utama. Ia berjalan ringan sembari sesekali bersenandung kecil dengan wajah berseri.

Di hari pertamanya, ia sudah melanggar beberapa peraturan.

Ketika melewati gedung sekolah sebelum ke gedung asrama, langkah kaki remaja itu terhenti. Tiba-tiba ucapan Jiang Cheng terlintas di benaknya.

Wei Wuxian adalah definisi bebal dan keras kepala. Berbekal rada penasaran yang sangat besar, ia melangkahkan kakinya menuju tempat terlarang yang diberitahukan oleh Jiang Cheng, bangunan yang tepat berada di belakang gedung sekolah, di balik tembok pagar yang menjulang.

Satu kata dalam pikirannya. Jingshi.

Wei Wuxian tiba di sana, di depan tembok tinggi berwarna putih yang di penuhi oleh lukisan awan. Sebenarnya itu adalah spot yang sangat bagus untuk berfoto, tidak terlihat seperti bangunan mencurigakan bagi orang biasa. Tapi lain lagi bagi Wei Wuxian si anak nila.

Jika diperhatikan, ada sebuah pintu besi berukuran kecil yang muat satu orang diantara tembok tinggi itu. Dan Wei Wuxian dengan mata jeli bisa melihatnya. Pintu besi itu tersegel dengan beberapa tulisan mantra bertinta merah di atas kertas kuning yang tertempel di sana.

Angin lagi-lagi bertiup secara tiba-tiba. Menerbangkan dedaunan kering yang ada disekitar sana.

Wei Wuxian menengadah, jika siang hari tadi sangat gelap karena mendung, lain dengan saat ini. Malam hari justru bulan bersinar sangat terang. Dan Wei Wuxian dapat melihat dengan jelas sosok berjubah putih yang sedang berdiri membelakanginya di atas tembok tinggi itu.

Rambut panjang dan jubahnya berkibar diterpa angin. Dilihat dari belakang juga sudah terlihat bahwa sosok itu pastilah sangat rupawan. Dan Wei Wuxian bisa tahu dalam sekali lihat jika sosok itu bukan manusia.

"Shit!!". Wei Wuxian mengumpat pelan sembari melangkah mundur, ia memang anak nila tapi dirinya tidak pernah mau berurusan dengan 'mereka'.

Tanpa di duga, sosok misterius berjubah putih itu membalikan badannya. Wei Wuxian membelakan matanya ketika melihat bagaimana rupa sosok itu.

Rambutnya yang panjang dan tertata rapi dengan hiasan di atas kepalanya, kulitnya yang putih cenderung pucat bersinar di bawah cahaya rembulan. Dia mengenakan jubah besar dengan sulaman motif awan berwarna biru keemasan dan sebuah pita panjang yang melingkar apik di dahinya dengan lambang awan ditengahnya. Sosok itu, tampan. Sangat tampan.

Sangat tampan sampai-sampai membuat Wei Wuxian merinding ketika pandangan mereka bertemu. Seluruh bulu ditubuhnya berdiri karena Wei Wuxian tahu jikalau sosok itu bukanlah manusia.

Wei Wuxian tertegun, remaja itu mengingat sesuatu. Pakaian yang dikenakan sosok itu persis seperti pakaian milik keluarga Lan yang ia lihat pada lukisan dinding tadi siang.
















.
.
.

TBC

Buat book yg oh, my Lan Zhan ku up besok ya guys.

Idenya lagi lancar yang ini, sayang kalau dibiarin 😭👍

Btw jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasanya 🤗✨

谢谢大家。

王桥万 - Ong Keow Ban, 2024.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now