EXTRA CHAPTER III

644 86 14
                                    

.
.
.

Siapa yang tidak mengenal Lan Shizui?

Jika ditanya seperti itu, maka jawabannya adalah tidak ada yang tidak mengenal dirinya. Semua orang mengenalnya, terutama bagi mereka yang tinggal di Gusu.

Baik di kehidupan masa lampau nya, maupun kehidupannya saat ini. Lan Shizui selalu menjadi pusat perhatian, membuat setiap orang menginginkan dirinya.

Lan Shizui. Putra dari kepala sekolahnya sendiri, yang diberi julukan pangeran sekolah karena kepopulerannya. Dengan paras yang rupawan dan tubuh yang ideal. Hanya, mereka tidak tahu saja bahwa dia—

















—bukan manusia.


















"Senior Shizui, tolong terima ini. Kemarin orang tua ku datang berkunjung dan membawakan oleh-oleh, ini adalah kie persik khas dari Jin Lintai". Ujar seorang gadis muda dengan rambut yang dicepol kanan-kiri sembari menyerahkan sebuah bingkisan kepada seorang remaja laki-laki dengan wajah merah padam.

Remaja laki-laki itu, Lan Shizui. Atau A-Yuan, putra semata wayang dari pasangan Lan Wangji dan Wei Wuxian. Lan Shizui adalah Yin Hufu.

"Ah, terimakasih nona Ling, sampaikan salamku kepada orang tuamu". Ujar A-Yuan seraya mengambil bingkisan yang diserahkan kepadanya, jangan lupakan senyuman tampannya yang membuat si gadis muda tadi wajahnya tambah merah.

A-Yuan kemudian berbalik dan meninggalkan gadis muda yang merupakan adik kelasnya itu, melangkahkan kakinya menuju tempat tertinggi di Gusu Lan. Menara lonceng.

"Hei, bukankah itu keterlaluan? Sikap menyebalkan mu itu membuat gadis itu berharap lebih".

A-Yuan menghentikan langkah kakinya kemudian menoleh. Menatap seorang remaja laki-laki yang satu tahun lebih tua darinya, tengah bersedekap dada sembari menyender di dinding. A-Yuan tersenyum kemudian menghampiri remaja tersebut, tangannya terulur menyerahkan bingkisan yang sedari tadi ia pegang.

"A-Yi, kau mengagetkanku saja. Ini, ambilah untukmu". Ujar A-Yuan.

Remaja yang ia panggil A-Yi itu mengernyitkan dahinya.

"Apa-apaan kau ini? Bukankah gadis itu memberikannya untukmu?". Tanya remaja itu, A-Yuan masih tetap tersenyum tampan membuat wajah remaja itu sedikit memanas.

"Aku tahu kau menginginkannya. Lagipula, apapun yang aku miliki adalah milik A-Yi juga". Jawab A-Yuan dengan enteng malah membuat wajah remaja itu tambah merah.

"Ngomong apa kau?!". Namun begitu, remaja itu tetap merebut bingkisan dari tangan A-Yuan dengan kasar. Senyuman itu semakin lebar.

Kedua remaja laki-laki yang sama-sama memiliki wajah rupawan berjalan berdampingan menuju atap menara. Sesampainya mereka di sana, mereka di sambut angin yang berhembus  lembut, menerbangkan rambut si remaja yang di panggil A-Yi yang memang sedikit panjang.

A-Yuan menatap remaja yang setahun lebih tua darinya itu dengan dalam, tangannya terulur menyelipkan rambut nakal yang tertiup angin ke telinga yang lebih tua. Si empunya terdiam dan kembali merona hanya karena perilaku kecil dari yang lebih muda.

"A-Yi..". Panggil A-Yuan dengan nada rendah.

"A- apa?". Tanya remaja itu dengan gugup.

"Apa aku pernah mengatakan bahwa kau itu cantik sekali?". Tanya A-Yuan lagi masih tetap dengan nada yang sama, remaja itu mendengus mendengarnya.

"Kau mengatakan itu setiap saat dan telingaku muak mendengarnya. Apa kau lupa aku juga laki-laki sepertimu?!".

"Tapi kau cantik".

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now