27 - Dewi pemakan jiwa

1.1K 160 6
                                    

8 Maret

.
.
.

Malamnya Wei Wuxian bersama dengan Lan Wangji pergi ke rumah keluarga Bai yang dinyatakan satu keluarga meninggal secara misterius.

Pemilik marga Wei itu menatap sekeliling dengan tajam, banyak sekali bunga dengan berbagai jenis warna di halaman rumah itu.

Menurut penuturan penduduk setempat, Bai Yi dulunya hanya seorang tukang kayu biasa. Namun selama empat bulan kebelakang, dirinya mendadak kaya raya. Tepatnya setelah ia mengantarkan pesanan milik seorang saudagar dari desa sebelah, dimana untuk sampai ke sana haruslah melewati gunung Dafan.

"Lan Zhan, menurut mu apa yang membuat tukang kayu ini mendadak kaya raya dalam empat bulan kebelakang?". Tanya Wei Wuxian, Lan Wangji menoleh menatap sang kekasih tepat pada manik abunya.

Lan Wangji tidak menjawab, akan tetapi Wei Wuxian tahu apa artinya itu.

"Tukang kayu Bai Yi pergi ke Lanling melewati gunung Dafan. Dengan segala kemungkinan yang terjadi, jika hujan turun atau terpaksa ia harus bermalam pasti ia akan mencari sebuah tempat yang umumnya berada di gunung". Ujar Wei Wuxian.

"Kuil". Timpal Lan Wangji, Wei Wuxian tersenyum.

"Kau benar. Dan tuan Bai Yi ini menemukan sebuah kuil di sana. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?". Tanya Wei Wuxian, Lan Wangji mengalihkan tatapannya kepada salah satu ruangan di rumah kosong itu yang mengeluarkan cahaya.

Tanpa pikir panjang kedua laki-laki dengan paras rupawan itu melesat menuju ruangan tersebut dan mendobrak pintunya.

Di dalam sana, ada sebuah altar doa dengan patung dewi bertangan banyak yang terbuat dari emas.

Lan Wangji melepaskan pedangnya, dan benda pipih nan tajam itu melesat membelah patung emas itu menjadi berkeping-keping.

Dari dalam patung itu segumpal asap mengepul di udara, lama kelamaan asap itu membesar dan membentuk sebuah badan kemudian menjelma menjadi seorang wanita cantik berpakaian transparan.

Sontak Lan Wangji langsung memejamkan matanya sembari menutup mata Wei Wuxian dengan kedua tangannya. Wei Wuxian terkekeh karenanya. Bahkan disaat seperti ini Lan Wangji tetap mematuhi peraturan keluarganya.

"Lepaskan tanganmu Lan Zhan, bagaimana kita bisa membereskannya kalau begini?".

Dengan tidak rela pria tampan si pemilik marga Lan melepaskan tangannya juga membuka kedua matanya. Sebisa mungkin ia tidak menatap sosok berpakaian tipis yang juga minim itu.

Tiba-tiba sosok wanita itu menghilang dari sana. Melesat dengan wujud gumpalan asap, keluar dari sana.

Tanpa pikir panjang kedua laki-laki berbeda warna jubah itu juga melesat mengikuti gumpalan asap tadi. Dan itu berhenti tepat di tengah desa.

Asap hitam itu berubah kembali menjadi sosok wanita tadi, kemudian wanita itu menghentakan kaki kanannya yang dihiasi gelang kaki berwarna emas, sehingga lonceng-lonceng kecil yang menghiasi kaki sosok tersebut berbunyi nyaring.

Setelah hentakan singkat kaki kanannya, sosok wanita itu membuat sebuah gerakan dengan kedua tangannya dan mulai menari.

Suara gemerincing dari lonceng-lonceng kecil berbunyi nyaring, memecah keheningan malam. Baik Lan Wangji ataupun Wei Wuxian terdiam melihat tarian sosok itu.

BRUGH!

"A- apa itu?!".

Lan Wangji langsung menoleh ketika melihat seorang penduduk desa itu yang terjatuh karena terkejut melihat sosok wanita yang tengah menari di udara.

"Menjauh!".

WUUUSHH~

Terlambat. Penduduk desa itu berhasil tertangkap oleh sosok wanita tadi yang membelah dirinya. Sementara ia masih tetap menari, kloningannya mencengkram penduduk desa itu dengan kuat. Sosok itu membuka mulutnya lebar, mengarahkan mulutnya ke kepala si penduduk desa.

Tiba-tiba saja, tubuh penduduk desa yang malang itu mengering dan pucat. Wei Wuxian melotot.

"Jiwanya termakan". Gumamnya, Lan Wangji mengangguk.

Wei Wuxian langsung menulis segel dengan kedua jarinya di udara. Bersamaan dengan Lan Wangji yang mengeluarkan guqin miliknya dan memetik beberapa lagu.

Pertarungan sengit yang melibatkan tenaga dalam dan keahlian khusus itu tidak terelakan. Baik Wei Wuxian dan Lan Wangji maupun sosok wanita yang disebut sebagai dewi penari itu sama-sama kuat.

SET!

SET!

SET!!

Wei Wuxian dengan cepat melemparkan kertas jimat yang telah ia gambar, dan kertas itu berhasil menempel tepat di dahi sang dewi.

Sosok dewi penari yang memakan jiwa itu tidak bisa bergerak, tubuhnya terkunci akibat efek dari kertas jimat milik Wei Wuxian tadi. Pedang milik Lan Wangji kembali melesat dan menembus dada sang dewi, seketika tubuh sang dewi memudar menjadi serpihan-serpihan cahaya diiringi teriakannya yang memekakkan telinga.

END OF FLASHBACK












".....begitulah. Lalu cerita itu diceritakan dari generasi ke generasi berikutnya dengan sedikit bumbu kebohongan yang terlalu berlebihan". Ujar Wei Wuxian setelah menamatkan cerita panjangnya yang juga salah satu kenangannya bersama sang terkasih.

Jiang Cheng terdiam, ternyata mendengarkan urban legend dari si pelaki asli itu rasanya luar biasa.

Tidak terasa, kegiatan random mereka itu menghabiskan banyak waktu. Saat ini jarum panjang menunjuk angka sembilan dan jarum pendeknya di angka sepuluh.

"Astaga!! Kita melewati jam malam! Kenapa aku tidak mendengar suara lonceng?". Tanya Jiang Cheng, Wei Wuxian melirik Lan Wangji yang juga dibalas lirikan lagi.

"Kau ya Lan Zhan?".

"Mn".

Jiang Cheng diam-diam melirik interaksi kedua laki-laki berbeda usia itu. Ia menggigit pipi dalamnya gemas, tiba-tiba dirinya merasa iri.

"Menginap saja di sini A-Cheng terlalu malam untuk kembali ke kamarmu". Ujar Wei Wuxian, Jiang Cheng tersentak kemudian mengangguk.

"Mn, terimakasih. Kalau begitu permisi, aku numpang tidur".

"Selamat malam". Ujar Wei Wuxian.

"Mn".

"Selamat malam juga Wei Ying".

.
.
.

TBC

Guys, segini duku ya. Aku benar-benar lagi buntu ide buat kelanjutan alurnya 🤧

Kayaknya harus tapa dulu di kuburan biar ngalir idenya :v

Terimakasih banyak buat kalian yang setia menunggu dan mendukungku 🥰💚❤️

谢谢大家。

王桥万- Ong Keow Ban, 2024 .

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now