22 - Penebusan

1.2K 183 5
                                    

1 Maret
.
.
.

"Lalu di sinilah aku berada. Berumur panjang karena kutukan untuk menebus dosaku".

Lan Qiren tertunduk di hadapan jasad keponakannya yang tidak pernah berubah sedikitpun selama tiga abad terakhir.

"Aku yang tidak mengetahui kebenarannya, dan membiarkan para tetua yang lain mengurung Wangji sampai di saat terakhirnya". lanjutnya, Wei Wuxian melirik pria paruh baya itu sekilas.

"Lalu apa paman telah melakukannya?". Tanya Wei Wuxian dengan pelan, Lan Qiren menggeleng.

Di samping Wei Wuxian, arwah Lan Wangji berdiri menatap datar kepada sang paman.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa Wei Ying untuk menebus dosaku". Ucap pria paruh baya itu lemah.

"Semua yang kulakukan selama tiga abad terakhir ini tidaklah sebanding dengan dosaku". Lanjutnya.

DEEEENGG!!

DEEEENGG!!

DEEEENGG!!

"Kembalilah ke asrama, jam malam tiba. Jangan sampai aku mendengar kau melanggar peraturan untuk yang ke sekian kalinya". Ujar Lan Qiren sembari bangkit kemudian membalikan badan dan berlalu dari sana.

Wei Wuxian ikut bangkit setelah kembali merapikan peti mati suaminya.

Ia melirik Lan Wangji yang tidak pergi dari sampingnya semenjak tadi dengan sekilas, kemudian merekapun mengikuti jejak sang paman guru untuk keluar dari sana.

Ia melirik Lan Wangji yang tidak pergi dari sampingnya semenjak tadi dengan sekilas, kemudian merekapun mengikuti jejak sang paman guru untuk keluar dari sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Lan Xichen menatap gerbang di hadapannya yang bertuliskan 'Gusu Lan High School' dengan tatapan berkaca-kaca.

Wajah dingin sang adik terlintas di benaknya.

"Wangji..". Ucap Lan Xichen lirih.

"Kakak pulang".

Wajah tampan dengan gurat lembut itu menatap sekeliling, ia tersenyum kepada siapa saja yang menyapanya. Lan Xichen, masihlah seorang tuan muda yang ramah dan murah senyum.

"Er Ge".

Lan Xichen menoleh kemudian kembali tersenyum kepada si pemanggil.

"Oh, A-Sang. Bagaimana kabarmu?". Tanya Lan Xichen.

"Kabarku baik Er Ge, bagaimana dengan Er Ge sendiri? Senang bisa kembali melihatmu di sini". Jawab Nie Huaisang.

"Aku juga baik A-Sang". Jawab Lan Xichen.

Nie Huaisang tertegun, ia baru menyadari sesuatu. Jika pria yang dipanggil Er Ge olehnya ini sama persis wajahnya dengan lukisan Lan Xichen yang ada di dinding.

"A-Sang?". Lan Xichen memangil kembali pemuda pendek di hadapannya.

Nie Huaisang tersentak, dirinya tidak sadar melamun karena hal itu.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now