06 - Jingshi

1.8K 246 14
                                    

2 Februari

.
.
.

Dingin.

Itulah yang Wei Wuxian rasakan saat ini. Remaja berusia tujuh belas tahun itu sedikit menggigil dengan posisi terpejam. Tangannya terulur meraba-raba sekitarnya, indra perabanya menangkap lantai tempatnya terbaring sedikit berair namun pakaiannya tidak basah.

Dahi Wei Wuxian mengernyit, perlahan ia membuka matanya dan hanya ada sedikit cahaya di tempat lembab itu.

'Dimana ini?'. Batinnya.

Manik abunya menelusuri sekitar. Tidak ada sesuatu di sana bagaikan ruangan hampa dengan sedikit pencahayaan.

Namun tiba-tiba dari sebrang Wei Wuxian bisa melihat cahaya kemerahan yang berpendar, tanpa pikir panjang remaja itupun melangkahkan kakinya ke sumber cahaya.

Itu adalah sebuah kuil kecil, lebih tepatnya altar doa yang sama persis dengan yang ia lihat di dekat gerbang. Ada sebuah dupa tertancap di sana, dupa itu mengeluarkan wangi cendana.

Wei Wuxian berjongkok di depan altar doa itu sembari memeluk lututnya.

'Kenapa ini juga ada di sini? Sebenarnya tempat apa ini?'.

Sesuatu yang ada di dalam kuil kecil itu menarik perhatian Wei Wuxian, dari dalam sana keluar cahaya berwarna merah.

Wei Wuxian mengulurkan tangannya hendak mengambil sesuatu itu sebelum—

"Jangan menyentuhnya!".

Sebuah suara bernada dingin menginterupsinya.

Remaja itu tersentak, otomatis tubuhnya mundur ke belakang. Ia membalikan badannya dan sedetik kemudian matanya membola.

Lan Wangji.

Sang putra kedua.

Si Pendosa.

Berada tidak jauh di belakangnya. Jarak mereka hanya terpisah beberapa meter saja.

Jubah milik Lan Wangji sedikit berkibar diterpa angin yang tidak dapat Wei Wuxian rasakan, wajahnya putih dan tampan. Dia memiliki mata sipit dan alis yang tajam serta hidungnya yang mancung, untuk sesaat Wei Wuxian terpana.

'Astaga. Sangat tampan! Memang benar gen keluarga Lan tidak main-main, tapi sayang kenapa wajah setampan ini malah dicoret?'. Batin Wei Wuxian bertanya-tanya, ia tidak sadar bahwa Lan Wangji berjalan mendekat dan saat ini berada tepat di hadapannya.

"Kau.... Putra kedua?". Tanya Wei Wuxian dengan nada tidak yakin.

Lan Wangji tidak menjawabnya, laki-laki itu hanya menatap remaja di hadapannya dengan dingin.

"Tempat apa ini?". Tanya Wei Wuxian lagi.

"Kurungan". Jawab Lan Wangji singkat.

"Kurungan..... ? Maksudmu ini- Jing..... Shi?".

"Mn".

Wei Wuxian melotot. Kenapa dirinya bisa ada di Jingshi?!

Jelas-jelas ia merasakan jiwa dan tubuhnya sedang berada di tempat ini sekarang, bukan hanya jiwanya saja yang ia rasakan seperti biasa jikalau dirinya berkelana tiba-tiba.

Lagipula ini tidak terlihat seperti Jingshi, di sini kosong tidak ada apapun kecuali kuil kecil itu.

"Kenapa? Kenapa aku bisa berada di sini?". Tanya Wei Wuxian dengan bingung dan sedikit panik.

"Karena kau ingin". Jawab Lan Wangji, remaja itu mengernyitkan dahinya bingung mendengar jawaban yang tidak membuat hatinya puas.

"Apa maksudnya itu?".

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now