Part 21

13.2K 651 14
                                    

"Dia di mana?" Yama langsung saja bertanya soal keberadaan Sahima pada informannya.

"Hima masih di London? Dengan siapa?"

"Sendirian? Anda yakin, Pak Hady?" Yama mesti memastikan sekali lagi informasinya.

Dan tak ada perubahan jawaban didapat.

"Baik, terima kasih." Yama bicara sopan. Tak akan menuntut keterangan yang lebih rinci.

"Tolong terus awasi istri saya."

"Jika ada hal aneh atau janggal terjadi pada istri saya, tolong segera kabari saya."

"Siapa pun bertemu dengan istri saya di sana, tolong langsung beri tahu saya, Pak Hady."

Sang informan mengiyakan pesannya dengan serius. Sudah pasti juga dilakukan sesuai perintah. Hady Saputra sangat profesional.

Kinerja yang tak usah diragukan lagi, tentu sebanding akan bayaran harus dikeluarkan.

Nilainya ratusan juta hingga misi selesai.

Yama tak keberatan. Uang bisa dikumpulkan lagi. Namun mengawasi Sahima dari jarak jauh merupakan tindakan yang wajib.

Terlebih, wanita itu tidak memberikan kabar apa pun padanya perihal perjalanan liburan ke Eropa, sejak pertama kali berangkat.

Dirinya tentu sempat beberapa kali mengirim pesan, namun nomor Sahima tak aktif. Maka dari itu diputuskan menyewa informan.

Sudah seminggu pula, sang istri pergi berlibur ke luar negeri tanpa kejelasan kapan akan kembali karena tak ada jalinan komunikasi di antara mereka berdua sampai hari ini.

Yama tak tahu akan bisa sabar hingga kapan akan sikap Sahima yang seenaknya. Besar kemungkinan dirinya menyusul wanita itu.

Andai memang terjadi situasi yang amatlah mendesak dan menuntutnya bertemu secara langsung dengan sang istri, misal Sahima bersama pria lain selama berlibur.

Jika benar terjadi, ia tak akan pikir panjang untuk terbang dimana pun wanita itu berada.

Sialan, pikirannya malah segera memproses dengan cara memutar memori ingatan saat Sahima di rumah sakit dipeluk Sagara.

Seperti tidak akan mampu dienyahkan karena tak suka dengan kedekatan mereka.

Yama pun sempat berpikir jika sang istri akan menghabiskan waktu dengan Sagara di luar negeri, tanpa sepengetahuan dirinya.

Jalan teraman memanglah menyewa seorang informan terpercaya guna mengawasi sang istri, dibanding terus berprasangka buruk.

"Saya selalu menunggu kabar dari Anda, Pak Hady. Terima kasih sebelumnya."

Yama lantas mengakhiri acara bertelepon di antara mereka karena sudah cukup dirasa berkomunikasi dengan sang informan.

Tok!

Tok!

Tok!

Full versi part ini ada di karyakarsa ya. Link di bio.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merebut Suami KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang