Seri II ; EP 06

2.3K 141 9
                                    


hayoloh jangan dibaca doang, vote juga loh, ya.

Dikasih scene mesra Yamyam sama Hima nih di part ini.


...................................


Setelah mandi, Sahima benar-benar keluar dari kamar guna mencari keberadaan suaminya.

Ruang tamu dan tengah menjadi pemberhentian yang pertama. Kuat menduga jika Yama ada di sana. Ternyata tidak ditemukan siapa pun.

Sahima melanjutkan pencarian ke tempat lain yang masih berada di lantai rumah mereka.

Mata bergerilya ke setiap sudut ruangan, masih dalam upaya menemukan sang suami.

Dan ketika Sahima sampai di dapur, didapatinya sosok Yama yang dicari tengah berkutat depan kompor, entah apa tengah pria itu masak.

Dengan rasa penasaran cukup kuat, Sahima pun lekas menghampiri sang suami. Tenth ingin tahu pula makanan seperti apa dibuat pria itu.

"Morning, Sayang."

Sang suami menyapa pertama. Lembut suaranya.

"Pagi juga." Sahima pun membalas dalam nada mesra yang mirip dengan Yama luncurkan.

"Tidurnya nyenyak?"

Sahima mengangguk mantap. "Nyenyak, kok."

"Kalau kamu gimana? Apa mimpi buruk lagi?" Sahima juga ingin tahu riwayat tidur sang suami.

"Nggak."

"Benaran nggak mimpi buruk lagi?"

"Iya, Sayang. Aku nggak bermimpi lagi tentang laki-laki yang Raharta merebut kamu itu."

Sahima terkekeh. "Masih aja kamu ingat nama laki-laki itu, ya. Padahal cuma mimpi aja."

"Tapi benaran kan mantan kamu nggak ada yang namanya Raharta? Gebetan di masa lalu."

"Nggak ada laki-laki bernama Raharta. Kamu itu pacar pertama dan terakhirku, ya, Yama."

"Bagus, bagus, berarti aman."

"Kamu lagi bikin apa?" tanya Sahima karena sejak tadi penasaran dengan masakan suaminya.

"Yang jelas bukan bikin anak."

Sang suami tertawa, ia pun ikut tergelak karena merasa geli akan celetukan konyol pria itu.

Namun saat akan menanggapi, pinggangnya telah ditarik oleh Yama untuk dirangkul.

Sang suami merengkuh posesif seraya daratkan kecupan manis di kening dan bibirnya.

Kilat, tapi sukses mendebarkan jantung.

Sudah selama sepuluh tahun belakangan ini, ia akan berpacu dengan degupan kencang di dalam dada, saat dekat secara fisik bersama Yama.

"Mau sarapan sekarang? Roti atau nasi?"

"Roti?" Sahima meminta keterangan yang lebih lengkap akan menu ditawarkan sang suami.

"Roti isi keju, omelet, potongan tomat, salada, mayoinase dan sosis goreng."

"Nasi?" Sahima melanjutkan. Senang saja akan penjelasan yang dilontarkan Yama.

"Nasi pakai omelet, kecap, dan saus pedas."

Sahima akhirnya melepaskan tawa.

"Aku nggak bisa masak yang rumit, aku cuma bisa goreng omelet dan makanan frozen, Hima."

"Harusnya kamu tunggu aku bangun, aku akan masak untuk sarapan kita."

"Malas tunggu kamu bangun." Yama berceloteh ringan.

"Aku lebih suka lihat kamu tidur, daripada memasak untukku, Sayang."

Sahima hendak menyahuti, namun sudah diterima ciuman di pipi kiri dari sang suami. Lalu, beralih cepat cumbuan pria itu ke bibirnya.

Kilat, namun membuatnya seketika gugup.

"Masih sakit yang kemarin?"

Pertanyaan dibisikkan sang suami seraya merangkul dirinya dengan mesra. Dan ia sudah mengerti apa hendak dikonfirmasi oleh Yama.

Ditunjukkan gelengan pelan. "Nggak masih sakit, cuma kemarin aja."

"Berarti bisa lanjut dibuka segel kegadisanmu, Sayang?"


Full versi ada di karyakarsa ya. Link di bio.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merebut Suami KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang