Part 25

12.6K 652 12
                                    

Maaf ya baru up. Data seluler mati euy di Bali selama Nyepi.

Yok bisa yok 100 votes.

................

Selama satu jam makan malam bersama ibu, ayah, dan juga sang istri, Yama lebih banyak diam mendengarkan mereka mengobrol.

Kedua orangtuanya silih berganti mengajukan pertanyaan pada Sahima. Wanita itu dengan lugas menjawab semua tanpa ada dusta.

Salah satunya berkaitan akan kepergian sang istri ke Eropa. Ternyata tidak untuk berlibur, tapi memeriksakan kesehatan terutamanya rahim selepas mengalami keguguran.

Jadi, itulah alasan mengapa sang istri terlihat beberapa kali mendatangi rumah sakit swasta seperti yang dilaporkan oleh informannya.

Walau sudah tahu kebenarannya. Tidak dapat lega sepenuhnya karena merasa marah akan tindakan Sahima yang tak memberi tahunya.

Seolah sengaja disembunyikan, entah apa tujuannya. Yang jelas, ia tidak bisa menerima sikap Sahima. Ia berhak tahu rencana apa pun yang akan wanita itu lakukan.

Sebagai seorang suami, Sahima tetaplah jadi bagian tanggung jawabnya. Segala tindakan juga harus didiskusikan dulu. Bukan malah memutuskan sendiri tanpa persetujuannya.

"Kamu ingin tidur di kasur atau sofa?"

Pertanyaan berasal dari Sahima.

Kepalanya segera diarahkan ke asal suara wanita itu terdengar. Mata langsung dapat menangkap sosok istrinya yang berdiri di depan pintu kamar mandi dengan berbalut handuk yang menutup hingga betis.

"Mau tidur di mana?"

Kembali diajukan pertanyaan oleh Sahima.

Cara Yama menatapnya membuat lirih. Tak suka melihat kedua netra pria itu begitu fokus pada dirinya, dengan penampilannya yang tengah tanpa pakaian lengkap.

"Di kasur."

"Bersama kamu, Hima."

"Seranjang? Oke." Sahima berusaha tetap tenang dalam menanggapi jawaban Yama.

Harus disingkirkan perasaan tak nyamannya agar sang suami tidak sadar. Jika sampai pria itu tahu, bisa saja dirinya akan diprovokasi.

Dibawa diri lantas melangkah menuju koper tuk mengambil kaus dan celana kain yang akan dikenakan. Tentu harus melewati Yama.

Posisi sang suami duduk di tepian kasur. Tak henti atensi Yama terpusat padanya dengan netra semakin berkilat oleh gairah.

Mereka pernah bercinta beberapa kali. Dan walau sudah lama tak tidur bersama, ia bisa mengenali saat Yama berhasrat dengannya.

Malam ini, belum saatnya mengajak pria itu berhubungan intim. Masa nifasnya belum berakhir, masih tersisa beberapa hari lagi.

"Aku ingin bicara."

"Bicaralah. Akan aku dengar." Sahima pun meloloskan dengan santai balasan. Tidak dengan mata yang terus waspada.

Ya, pergerakan sang suami harus diawasi. Ia sungguh tak mau pria itu sampai melewati batasan kedekatan fisik di antara mereka.

Dirinya tidak akan sudi disentuh.

"Kamu bertemu mantan pacar kamu di sana? Siapa namanya orang itu? Sekala?"

Full versi part ini ada di karyakarsa ya. Link di bio.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merebut Suami KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang