Part 27

12.3K 565 27
                                    

Yok vote sebelum baca.

...................

Sahima terus memerhatikan menit demi menit yang berlalu, lewat ponselnya.

Masih tersisa setengah jam menuju waktu ditunggu-tunggunya. Ia harus lebih rileks.

Hingga pukul delapan Yama tak sampai di rumah, maka akan dikirimi pesan pada sang suami dan meminta pria itu segera pulang.

Sudah dikirimi pesan pada suaminya sekitar empat jam lalu agar sudah tiba saat jam makan malam. Yama tentu menyanggupi.

Tujuan utama tentu bukan menikmati hasil masakannya dengan pria itu. Namun, ia punya rencana lain yang lebih penting dan harus realisasikan malam ini juga.

Ya, misinya adalah tidur bersama Yama. Dalam artian, benar-benar berhubungan layaknya suami-istri yang sesungguhnya.

Masa suburnya sudah dimulai pekan ini, maka harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar segera bisa hamil kembali.

Tak dapat ditunda lebih lama karena sudah muak memperpanjang pernikahan dengan pria yang amat dibencinya.

Jika bisa mengakhiri secepatnya, tentu harus dipastikan dulu dirinya mengandung kembali darah daging dari sang suami.

Cklek.

Saat mendengar pintu utama rumah dibuka dari luar, Sahima langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan makannya.

Sudah disiapkan kalimat-kalimat manis yang akan ditunjukkan pada Yama sebagai upaya merayu pria itu. Bahkan, telah direncanakan pula aksi-aksi cukup menggoda nantinya.

Jika tak agresif, maka rencana yang dimiliki akan terhambat. Belum tentu mudah untuk membuat Yama mau menyentuhnya.

Sayang?" Sahima memulai dengan sapaan sarat kemesraan.

Atensi yang semakin fokus pada suaminya, membuat Sahima sadar jika Yama tengah membawa sebuah kotak dan buket bunga mawar dengan ukuran terbilang besar.

"Kamu suka, Hima?"

"Buatku?" Sahima mengonfirmasi sekali lagi guna mendapatkan kejelasan tujuan sang suami membeli barang-barang tersebut.

Apa memang benar diperuntukan untuknya.

Pria itu hanya mengangguk. Lantas, buket bunga dan kotak yang dibawa, diserahkan kepadanya. Mau tak mau harus diterima.

Sahima mendadak merasakan pergolakan di perut, rasanya ingin muntah menyaksikan upaya sang suami bersikap romantis.

"Di dalamnya perhiasan."

"Hadiah yang mahal." Sahima berkata lembut, namun niatannya adalah menyindir.

Sungguh tak diharapkan bentuk pemberian bernilai fantastis dari Yama, setelah hatinya dilukai amat dalam oleh pria itu.

Full versi part ini ada di karyakarsa ya. Link di bio.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merebut Suami KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang