Chapter V

143 91 1
                                    

Assalamualaikum,
Yang muslim jangan lupa jawab
salam ya.😊

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Ketika keadaan memaksa untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan"


Brak...

Dharma memukul meja di depannya, penuh dengan amarah saat mengetahui ada yang berusaha memasuki kediaman Denatra tanpa izinnya.

"Siapa mereka?" tanya dharma, sembari menatap tajam salah satu anak buahnya yang tengah tengah berbaris didepannya.

"Saya tidak tahu tuan, tapi ada gadis yang mengaku sebagai calon istri tuan" jelasnya dengan pandangan menunduk.

Bug..
Pernyataan yang dharma dengar membuat nya seketika menghadiahkan tendangan pada anak buahnya tersebut.

"Calon istri" dharma terkekeh sambil tersenyum kecut.

"Istri gue cuma Aliza"ucap dharma, sorotan mata nya yang tajam nampak menyiratkan duka mendalam saat menyebut nama mendiang istrinya.

Mata dharma terasa begitu panas saat mengingat aliza, wanita yang sangat ia cintai kenapa?, kenapa? Dia harus pergi meninggalkan nya seperti ini.

Flash back on

"Sakit mas sakit" teriak Aliza sembari meremas tangan dharma.

Wanita yang nampak tengah berbaring di atas berangkar dengan keringat yang sudah membasahi wajah.

Sedang seorang dokter terus memberi instruksi pada aliza.

"Terus mba sedikit lagi tarik nafas yang dalam ya mba"

"Gk..hhh Aliza.. hh GK kuathh" ucap Aliza terengah-engah ia merasa tidak sanggup lagi untuk menahan rasa sakit nya.

"Kamu pasti bisa sayang, kamu kuat" dharma mencoba menguatkan sang istri.

Hingga tak lama kemudian suara tangisan bayi menghiasi ruang persalinan,
Semula Dharma tersenyum tipis saat melihat anak nya lahir dengan selamat.

Namun senyuman itu seketika memudar saat ia melihat istri nya yang tak sadar kan diri.
"Aliza,, bangun sayang" dharma terus menepuk nepuk pipi Aliza berharap istrinya untuk bangun.

Dokter yang Melihat Aliza tidak sadar kan diri pun segera mengecek keadaannya

Dokter tersebut menghembuskan nafas panjang sesudah memeriksa wanita yang baru saja melahirkan anaknya pertama nya.
Sebelum pada akhirnya dokter tersebut membuka suara,

"Maaf mas, istri anda sudah meninggal"

Deg..

Seketika hati dharma terasa seperti tertusuk oleh pedang tak kasat mata saat mendengar pernyataan dokter tersebut.
"Ngga, ngga mungkin dok, nggak mungkin" dharma masih tidak percaya

Flash back of

Prang.. brak...

Suara keributan terdengar jelas membuat dharma seketika tersadar dari lamunannya.

Dharma yang mendengarnya segera meninggalkan anak buahnya, dan melangkah pergi menuju asal suara tersebut.

Emosi lelaki itu rasanya semakin memuncak ketika melihat Kayza yang tengah menangis sembari melempar barang² di sekitarnya.

Tanpa fikir panjang dharma pun segera menghampiri Kayza.

Plass..

Suara pukulan terdengar begitu nyaring terpantul disetiap sudut ruangan saat telapak tangan dharma mendarat tepat di pipi mulus Kayza, membuat sudut bibir nya kembali mengeluarkan darah.

"A ayah jahat" rintih Kayza sembari memegang pipinya yang terasa begitu nyeri dan perih.

"Kamu yang jahat!!" tekan dharma yang kemudian mencengkram kuat dagu kayza, membuat air mata gadis malang itu terus mengalir menahan rasa sakit.

"kamu udah bunuh Aliza!!" ucap dharma penuh penekanan

"Dasar pembunuh!!" Timpa dharma lagi sembari menghempaskan dagu kayza dengan kasar.

Cuih..

Dharma meludah tepat didepan Kayza, sebelum pada akhirnya ia meninggalkan Kayza tanpa perasaan.

Sedang Wanita paruh baya yang mengenakan daster abu abu, sedari tadi hanya terdiam menyaksikan kekejaman dharma, membuat wanita itu kembali meneteskan air mata.

Wanita baru baya itu adalah bi Iin, orang yang dibayar dharma untuk mengurus Kayza sejak 17 th terakhir,

Sungguh bi Iin sangat menyayangi Kayza seperti anaknya, namun Bi Iin tidak bisa berbuat apa-apa, rasanya begitu sakit saat ia harus terus menerus melihat gadis malang itu diperlukan dengan kejam oleh dharma.

Bi iin ingin sekali mengajak Kayza pergi sejak lama tapi ketatnya penjagaan, dan banyak nya anak buah dharma adalah hal yang mustahil untuk kebebasan Kayza.

Bahkan rencana bi iin kemarin saja tetap berujung sia-sia, setelah dengan Susah payah ia membuat kayza keluar dari kediaman denatra.

Darma dan anak buahnya tetap kembali membuat Kayza mendekam dikediaman denatra.

Jangan lupa vote and follow

Thanks

Love For Kayza Where stories live. Discover now