Chapter XV

51 24 2
                                    

Jika takdir adalah skenario terbaik yang tuhan ukir, lantas kenapa rasanya begitu menyakitkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika takdir adalah skenario terbaik yang tuhan ukir, lantas kenapa rasanya begitu menyakitkan.

Arsya menarik nafas panjang sembari mengacak acak rambutnya kesal, hati nya begitu gundah, diselimuti rasa khawatir, Arsya berharap tidak terjadi apa-apa pada sahabat nya,

Derdd...

Suara getaran handphone milik Arsya nampak berbunyi, menandakan ada pesan WhatsApp yang masuk,

Membuat lelaki yang tengah berdiri di balkon itu segera merogoh saku jaket nya, untuk melihat pesan WhatsApp yang ia terima.

Angelina Psico

Bisa kerumah sakit Siaga Medika sekarang, Ruang Garuda No. 1

***


"Angel" gumam Arsya saat melihat pesan WhatsApp yang ia terima dari Angel,

Tanpa fikir panjang Lelaki itu langsung berhambur pergi, rasa khawatir nya semakin memuncak, ia langsung menyambar kunci motornya di atas nakas,

Detak jantung Arsya sudah tidak karuan, ia nampak begitu tergesa-gesa.

"Arsya kamu mau kemana" tanya Vitania yang mendapati anak lelaki nya itu tengah berlari menuruni tangga,

"Arsya pergi dulu bunda" saut Arsya tanpa menghentikan langkah nya,

Lelaki itu segera pergi kebagasi untuk mengeluarkan motor ninja biru yang sebelumnya tidak pernah ia pakai,

Sedang dua bodyguard yang berjaga, segera membuka gerbang saat melihat tuan mudanya hendak pergi,

Lelaki itu mulai melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi, menerjang jalanan malam yang mulai nampak sepi, dengan fikiran yang hanya tertuju pada sahabatnya,

"Angel gue pasti dateng" batin Arsya

***

"Tuan, kami sudah mendapatkan alamat tempat Kayza tinggal" ucap seorang pria bertubuh kekar, yang mengenakan kemeja hitam,

Yang nampak tengah menghadap tuan nya disebuah ruangan tanpa pencahayaan,

"Tunggu apa lagi, kita pergi kesana sekarang" ucap pria dengan jaket hitam, dan sorot mata penuh kekejaman,

Pria itu bahkan segera meraih pistol yang ada diatas meja, dan memasukkan nya ke saku dalam jaketnya,

***

Setelah perjalanan kurang lebih 20 menit Arsya berhasil sampai dibangunan gedung putih bertuliskan, SIAGA MEDIKA HOSPITAL, ia segera masuk kedalam dan mencari ruangan yang Angelina maksud,

Matanya seketika tertuju pada wanita paruh baya, yang ada didepan ruangan yang Arsya cari,

"Bi anjan" gumam Arsya, ya bi anjan sudah tidak asing lagi untuk lelaki itu, membuat nya segera menghampiri wanita paru baya tersebut,

"Bi anjan, Angel dimana?" Tanya Arsya dengan tatapan penuh kekhawatiran,

"Akhirnya den Arsya dateng juga, itu den, non Angel kemarin sepulang dari rumah den Arsya dia pingsan, terus bibi bawa kerumah sakit, sekarang non Angel ada didalam den, tadi yang ngirim pesan ke den Arsya itu bibi, soalnya non Angel ngigau in nama den Arsya terus" jelas bi anjan, membuat laki laki itu segera masuk ke dalam ruang rawat VIP yang ada didepan mata nya,

"Angel" gumam Arsya saat mendapati sahabatnya yang tengah terbaring lemah diatas berangkar, dengan selang oksigen yang nampak terpasang,

Lelaki itu segera duduk di kursi yang ada disamping brangkar, hingga perlahan tangannya terulur memegang jari jemari milik sahabatnya, yang terasa begitu panas,

"Angel bangun, gue ada disini" ucap Arsya sembari menundukkan kepala mendekat ketelinga angel,

"Arsya" lirih gadis itu tanpa membuka matanya,

"Ya gue Arsya"

Angelina, nampak mulai menggerakkan jari jemari nya menggenggam tangan Arsya,

"Arsya gue,, gue sakit" lirih angel semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Arsya, membuat fikiran lelaki itu semakin tidak karuan,

"Gue ngga kuat sya" lirih gadis itu lagi membuat bulir air mata mengalir, dari mata yang nampak masih terpejam,

"Diem ngga!, lo tega mau ninggalin gue hah!" Arsya sedikit menaikan okta suaranya, dengan suara bergetar,

"Angel gue ada buat lo, lo itu kuat Angel" tambah Arsya lagi, sembari mengelus lembut puncak kepala sahabatnya,

Angel nampak tak lagi merespon ucapan Arsya, membuat lelaki itu menyandar kan kepalanya di atas berangkar, tepat disamping tubuh sahabatnya.

"Gue ngga mau kehilangan lo angel" lirih Arsya membuat air mata yang ia bendung sedari tadi keluar begitu saja,



Duh gimana ya keadaan Angel?
Terus Arsya gimana?

Ikhlas ngga kalo Angelina pergi ninggalin Arsya?

Si Kayza juga dalam bahaya nih!!

Dikit-dikit lama lama jadi bukti,
Sorry ya readers, nulisnya dicicil soalnya lagi fokus hafalan dulu.

Tapi pasti update kok hehe,

Bye semoga suka.

Love For Kayza Where stories live. Discover now