Chapter XXVII

29 7 1
                                    

Melihat keadaan Angel yang tiba-tiba drop, membuat Arsya memutuskan untuk segera membawa sahabatnya tersebut pergi ke rumah sakit, lebih tepatnya di rumah sakit Siaga Medika tempat Angel biasa melakukan pengobatan,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Melihat keadaan Angel yang tiba-tiba drop, membuat Arsya memutuskan untuk segera membawa sahabatnya tersebut pergi ke rumah sakit, lebih tepatnya di rumah sakit Siaga Medika tempat Angel biasa melakukan pengobatan,

berhubung lelaki itu membawa motor, Arsya pun memutuskan untuk naik taksi online untuk menuju ke rumah sakit, sepanjang perjalanan Arsya terus memeluk tubuh Angel yang nampak lemah tak bertenaga, membuat jantung Arsya berdetak kencang karena rasa khawatir yang semakin menjadi,

"Arsya" lirih Angel membuat Arsya memandang serius gadis dalam pelukannya,

"L,,lo be,,bercanda ka,n?, lo ng,,ga suka s,sama gue kan" lirih Angel lagi terbata, dengan mata yang nampak terpejam,

"Angel, maksud gue, gue suka sama sikap lo yang ngga gampangan, dan masalah sayang, jelas gue sayang sama sahabat gue" jelas Arsya masih setia memeluk tubuh Angel,

Mendengar penuturan Arsya, Angelina justru tersenyum lega, walaupun kini Angel tengah menahan rasa sakit, tetapi gadis itu nampak mengangkat kedua sudut bibir nya,

mungkin akan lebih indah jika hubungan mereka cukup sebatas sahabat saja bukan, lagi pula sekali pun Angel dan Arsya saling mencintai mereka juga tidak akan bisa bersama, dan lagi pula Angel fikir seorang Arsya Deviano tidak akan pernah mencintai sahabat nya sendiri,

"Kenapa lo malah senyum sih?" tanya Arsya yang dibuat bingung akan tinggal Angel yang masih sempat tersenyum dalam keadaan setengah sadar,

"Ng,,ga pa,,pa sya"

Setelah perjalanan selama 25 menit akhirnya Arsya dan Angel sampai di rumah sakit Siaga Medika, setelah Arsya membayar ongkos taksi, lelaki itu segera menggendong tubuh Angel dan masuk kedalam rumah sakit,

***

"Bagaimana keadaan Angel dok?" tanya Arsya saat setelah dokter Zain selesai memeriksa Sahabatnya,

"Mohon maaf sebelumnya, tapi penyakit yang Angel idap sudah memasuki stadium akhir"

"Tapi penyakit Angel masih bisa sembuh kan dok" tanya Arsya lagi untuk memastikan,

Dokter Zain nampak menghembuskan nafas panjang sebelum kembali menjawab pertanyaan Arsya,

"Dalam kasus ini pasien hanya bisa bertahan hidup kurang dari satu tahun"

Degg..

"Ngga mungkin dok" Ucap Arsya tidak percaya, air mata seakan memburu, lelaki itu sesaat terdiam sembari menatap Angel yang tengah terbaring di atas berangkar, ia yakin bahwa gadis itu masih sadar dan mendengar semua yang Dokter Zain katakan,

"Tapi alangkah baiknya jika Angel tetap dirawat di rumah sakit, untuk terus melakukan perawatan yang bisa memperpanjang masa hidup nya" jelas Dokter Zain lagi, sebelum pada akhirnya Dokter Zain pergi meninggalkan Arsya dan Angel berdua,

"Arsya" suara Angel terdengar lirih membuat Arsya segera menghampiri sahabat nya tersebut,

"Gue udah bisa nerima semuanya kok sya" lirih Angel yang nampak menyipitkan matanya untuk menatap wajah Arsya,

"Lo pasti bisa sembuh" ucap Arsya mencoba meyakinkan Angel, walaupun begitu Arsya tidak bisa untuk menyembunyikan kesedihannya sendiri, mata lelaki itu bahkan menetes kan bulir-bulir air mata hingga jatuh ke tangan Angel,

"Lo nangis sya" tanya Angel saat merasa ada yang menetes ditangan nya,

"Ngga" Arsya mencoba berbohong dan segera mengusap kasar air mata nya dengan tangannya,

"Kok lo cengeng sih sya?" ucap Angel yang tak percaya

"Anjir ngga!" bantah Arsya mencoba mengelak,

"Bohong!"

"Ngga!"

"Bohong!"

"Ngga!"

"Bohong!"

Perdebatan nampaknya terjadi sampai 15 menit, hingga pada akhirnya Angelina tertidur karena merasa kelelahan,
sungguh jika kedua sahabat itu disatukan pasti tidak akan ada perdebatan yang terlewat kan, tapi bukan kah dengan perdebatan sebuah persahabatan menjadi lebih indah,

Saat Arsya memastikan Angel sudah tertidur dengan pulas, lelaki itu memutuskan untuk pergi menjenguk Kayza terlebih dahulu, tadi pagi Arsya memang sudah menjenguk Kayza, tapi tidak ada salahnya jika ia menjenguk nya lagi,

"Angel gue jengukin Kayza dulu ya" pamit Arsya sembari menatap teduh sahabatnya yang tengah tertidur,

***

Arsya melangkah kan kakinya pelan saat memasuki sebuah ruang rawat intensif tempat dimana Kayza dirawat,

seperti biasa lelaki itu duduk di kursi yang ada di samping brangkar Kayza, Arsya menghembuskan nafas kasar saat mendapati keadaan Kayza yang nampak belum ada perubahan, bahkan alat medis yang terpasang pada tubuh Kayza masih sama seperti sebelumnya,

"Sore Kay, gimana hari ini?"

"Lo ngga bosen Kay tidur terus?"

"Mau sampai kapan lo kaya gini Kay?"

Walaupun Arsya tahu ia tidak akan mendapatkan respon dari Kayza, namun lelaki itu harap Kayza bisa segera sadar dari koma, lagi pula mau sampai kapan,
3 minggu sudah berlalu, tapi keadaan Kayza masih saja tidak ada perubahan,

Kenapa semuanya terasa begitu berat, Kayza mungkin ia adalah sosok baru yang hadir dalam kehidupan Arsya, tapi kenangan singkat yang diberikan Kayza membuat Arsya tidak mampu jika harus kehilangan nya,

Sedang Angel, sosok wanita yang sudah hadir sebagai sahabatnya, bahkan sejak saat ia masih duduk di bangku SD, sekarang dunia seakan menguji persahabatan mereka dengan penyakit kanker yang Angel derita,

Sungguh semua yang terjadi rasanya begitu menyakitkan untuk Arsya,

"Gue belum siap kehilangan kalian" batin Arsya saat mengingat Angel, dan juga Kayza, yang tengah berjuang untuk tetap bertahan hidup,

Jika saja Arsya bisa memilih, ia ingin sekali mengganti kan posisi Angel, dan Kayza,

"Gue emang ngga percaya cinta, tapi gue punya wanita yang berharga, dan gue harap tuhan ngga ambil wanita berharga itu dalam hidup gue"


Eum jadi wanita berharga ya?!

Love For Kayza Where stories live. Discover now