Chapter VII

108 73 0
                                    

Assalamualaikum,
Yang muslim jangan lupa jawab
salam ya.😊

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Apakah kayza tidak punya baju yang layak dipakai?"  Tanya heiza pada bi iin dengan nada yang mulai meninggi.

Heiza yang melihat fashion cucunya begitu berantakan, dengan baju yang sudah begitu lusuh, ia pikir Kayza punya baju ganti yang layak dipakai, itu sebabnya heiza menyuruh bI iin mengambil baju ganti untuk kayza.

"Tidak ada lagi nyonya, cuma ada 4 stel" jawab bi iin sambil menundukkan kepalanya, setelah membawa semua baju yang Kayza punya dihadapan heiza.

"Apa? 4 stel itupun hanya koas murahan yang sudah lusuh! Apa dharma tidak menyuruh mu untuk membelikan baju yang layak untuk kayza!" Heiza begitu tidak trima.

"Tuan dharma tidak memberi saya uang untuk itu nyonya"

"Apa dharma sudah gila!, bagaimana pun keadaan kayza dia tetap lah putri dari keluarga denatra!"

"Jika tidak, kayza masih lebih layak menjadi putri keluarga elzafian" timpa nya lagi tidak trima.

Kayza yang sedari tadi berdiri di belakang heiza , hanya diam tanpa sepatah kata pun, ia justru menunjukkan raut wajah ketakutan seperti anak kecil yang tengah dimarahi ibunya.

"Katakan pada dharma besok saya akan mengajak kayza ke mall untuk membeli kebutuhan nya"

"Tapi nyonya"

"Tidak ada kata tap!, jika dharma menolak maka otomatis dia sudah memutuskan hubungan dengan Aliza"

"Katakan itu pada dharma!" Printah heiza semakin menegas.

"Baik nyonya"

"Kau mengerti!"

"Iya nyonya"

"Sekarang pergi lah kekamarmu, Kayza akan tidur bersama dengan saya!, bukan dikamar yang kumuh itu lagi!"

Bi iin pun segera pergi dan meninggalkan kayza berdua bersama heiza.

"Kayza ayo nak" ajak heiza yang kemudian mendudukkan Kayza diatas ranjang.

"Apa kau tidak ingin menceritakan sesuatu pada nenek mu?" Ucap heiza yang kemudian membuat Kayza melempar kan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Nenek itu apa?, nenek itu siapa?" Tanya kayza masih menatap sang nenek yang duduk disampingnya.

Pertanyaan yang dilemparkan Kayza nampaknya berhasil membuat mata heiza terasa begitu panas.

"Kayza sayang, nenek itu ibu dari aliza dan aliza itu ibunya Kayza" jelas hayza dengan sabar

"Jadi kayza punya ibu ya?" Tanya kayza begitu polos.

"Tentu saja kayza punya ibu"

"Tapi dimana ibu kayza?, kenapa Kayza tidak pernah melihat nya?" Pertanyaan Kayza lagi membuat mata heiza semakin terasa panas.

"Ibunya kayza ada di syurga"

"Syurga itu ada dimana?"

"Surga itu ada ditempat yang paling indah, dan disana hanya ada orang orang baik, disyurga hanya ada kebahagiaan"

"Kayza juga mau kesyurga nek"

"Iya itu pasti sayang, tapi bukan sekarang" jawab heiza sembari tersenyum tipis pada Kayza.

"Udah sekarang kayza tidur ya" ucap heiza yang kemudian membaringkan cucu nya yang nampak begitu polos.

Heizapun terus mengelus rambut cucunya dengan lembut sampai Kayza tertidur lelap.

Sepolos itukah gadis berusia 16 th? Sampai dia tidak tau sosok nenek, bahkan ia juga tidak tahu bahwa ia mempunyai seorang ibu.

***

Suasana pagi ini nampak begitu membosankan untuk Arsya Deviano, hari Minggu adalah hari libur, membuat laki laki yang masih berstatus sebagai pelajar itu tidak punya kegiatan selain bermain game dan belajar.

Tidak tidak, Arsya pikir belajar itu lebih membosankan dari pada bermalas malasan, dia memang manusia multitalent yang cerdas, jadi tanpa belajar pun dia sudah bisa menjadi bintang kelas disekolahnya.

Tok tok tok

"Arsya" suara vitania terdengar dari balik pintu kamar arsya

Arsya yang baru saja bangun dari tidur nya pun segera beranjak untuk membukakan pintu dengan lesu.

"Astaga arsya jam segini Kamu baru bangun" ucap vitania saat melihat wajah anaknya masih begitu lesu.

"Emang kenapa sih bund biasanya juga arsya bangun azan dhuhur"

"Serah kamu deh, buruan mandi, terus siap siap anterin bunda ke mal." Printah bita sembari mendorong arsya masuk kedalam kamar mandi yang ada dikamar arsya.

"Iya, ya bund" saut arsya tak mampu menolak

***

"Momy kan bisa kemall sendiri, gak perlu ajak Kayza"cegah dharma saat melihat heiza dan Kayza hendak pergi.

"Cukup dharma!, saya jauh lebih tau yang terbaik buat Kayza" bantah heiza yang mulai merasa tidak suka dengan sikap dharma.

Ucapan heiza membuat dharma menahan amarahnya, ia hanya bisa mengepalkan tangan disamping tubuh.

"Ayo kayza" ucap heiza sembari menarik tangannya Kayza untuk masuk kedalam mobil bersama nya.

"Jalan sekarang" printah heiza pada sang sopir.

"Baik nyonya" jawab sang sopir

Disepanjang perjalanan menuju ke mall, pandangan Kayza terus menatap keluar jendela, sudut bibir nya terangkat senyum nya mengembang, gadis lugu itu merasa begitu takjub saat melihat bangunan bangunan tinggi yang menjulang, kendaraan yang berlalu lalang.

Sungguh selama 17 th ia hidup, baru kali ini ia melihat dunia luar.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 35 menit, mobil yang Kayza dan Heiza tumpangi berhenti didepan salah satu bangunan gedung mewah, yang ada di ibu kota.

Kayza terlihat begitu senang, terlebih setelah kayza memasuki mal, matanya terus memandang kesetiap arah.

"Kayza" panggil heiza

"Iya, iya nek" saut kayza yang kemudian memandang neneknya.

"Kamu senang nak?" Tanya heiza membuat Kayza mengangguk cepat.

"Ayo kayza sayang, kita kesana nak" ajak heiza sembari menunjuk kesalah satu toko baju di dalam mal.

Membuat Kayza tersenyum girang.


Jangan lupa vote and follow

Thanks

Love For Kayza Where stories live. Discover now