4 || Cowok Nggak Ada Akhlak!

15 4 0
                                    

Keesokan harinya di sekolah...

Anak-anak perempuan kelas 10 Bahasa 1 heboh karena jam pertama dan kedua mereka adalah pelajaran olahraga. Heboh karena jadwal mereka bersama-sama dengan 10 IPA 7 which is kelas Arfin. Setelah mengganti seragam dengan pakaian olahraga, anak-anak cewek sibuk berdandan. Terlebih Lani. Dia yang kelihatannya paling antusias. Dia meminta Mona yang merias wajahnya. Kalau dia dandan sendiri nanti hasilnya malah kayak badut. Marsha sampai geleng-geleng heran. Emang di SEMESTA, cogan cuma Arfin gitu?

Setelah selesai dengan make up, mereka berhambur keluar ruang ganti menuju ke lapangan basket, tempat mereka di suruh kumpul sebelum pelajaran olahraga dimulai. Anak- anak kelas IPA 7 sudah berkumpul lebih dulu di tempat itu. Marsha ikut mencari sosok Arfin di kerumunan anak-anak itu tapi sama sekali tidak melihatnya.

Lani terus menggerutu sambil mengedarkan pandangan matanya berkeliling lapangan mencari-cari.

"Jangan-jangan hari ini nggak masuk sekolah?" Mona ikut bertanya-tanya.

"Ck, jangan dong, gue udah dandan cantik gini...." sanggah Lani. Kebetulan ada Meka, anak IPA 7 yang melewati tempat mereka berdiri. Lani langsung memanggilnya. "Eh, Arfin kemana? Nggak kelihatan?" tanyanya.

Anak itu memandang Lani dengan tatapan risih. "Arfin lagi izin jam pelajaran pertama sama kedua," jawabnya.

"Yaaahhh..." Semua anak yang mendengarnya berseru kecewa.

"Emang izin kenapa sih?" tanya Mona.

"Gue denger sih katanya mau nganter neneknya ke bandara. Nggak tahu bener apa nggak," jelas anak itu dan langsung berlalu untuk bergabung bersama teman-temannya.

Teman-teman Marsha yang sedari tadi heboh langsung berwajah murung, kecewa.

"Coba tahu gini dari awal, nggak usah repot-repot dandan segala," gumam Lani.

"Ya udahlah, cantik to your self nggak papa kali?" ujar Mona, bangga setelah menjadi MUA dadakan untuk teman-temannya.

"Neneknya Arfin yang dari Jepang itu, ya?" tanya Rara.

"Iya, tadi kan si Meka bilangnya Arfin nganter ke bandara, pasti ini mau pulang," timpal Lani. Lalu dia menyuruh teman-temannya berkumpul untuk membisikkan sebuah berita besar. "Tahu nggak, kabarnya... Nenek Arfin ke sini naik Private Jet loh. Pasti kali ini pulangnya juga."

Mendengar berita itu semua yang mendengar jadi geleng-geleng kepala takjub. Sebagian menduga-duga berapa kekayaan keluarga Arfin yang memiliki perusahaan Internasional itu.

"Eh, itu sih Arfin!" Mendapat ide jahil, tiba-tiba Marsha berseru sambil menunjuk arah belakang teman-temannya. Secara impulsif, semuanya menoleh ke arah tangan Marsha menunjuk sambil bertanya-tanya antusias. "Mana? Mana?"

Mereka yang tidak melihat sosok Arfin sejauh mata mengedarkan pandangan, baru sadar  sudah dikibulin saat Marsha akhirnya tertawa terbahak-bahak.

"MARSHAAAA!!!!"

"LO TUH YAAA!!!"

"GUE UDAH DEG-DEGAN!!"

Masih terbahak, Marsha pun kabur secepat kilat sebelum menjadi bulan-bulanan teman-temannya.

***

Jam pelajaran olahraga berakhir digantikan dengan pelajaran Matematika. Guru yang mengajar bernama Bu Ana. Wanita paling disiplin di muka bumi. Meskipun namanya bertema Indonesia, wajahnya agak kebule-bulean dengan dagu kerucut yang tegas. Bisa dibilang beliau seperti jelmaan Profesor Mcgonagal di film Harry Potter dalam versi lebih muda.

Pada pertemuan pertama, Bu Ana mengajar tentang bentuk pangkat dan akar. Terus terang, Marsha selalu pusing ketika berhadapan dengan matematika. Otaknya tumpul seketika  berurusan dengan hitung menghitung.

Secrets (Season #1)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن