10 || Jampi-jampi Marsha

12 5 0
                                    

Ternyata oh ternyata....

Banyak saksi mata yang menyaksikan Arfin dan Marsha pulang bersama kemarin. Sampai-sampai ada beberapa foto mereka yang sedang berboncengan beredar di grup chat anak-anak kelas 10. Itu membuat Marsha yang terpaksa berangkat pagi-pagi karena hari ini jadwalnya untuk piket, jadi sasaran tatapan jengkel cewek-cewek yang dilewatinya.

Tidak sampai situ, di kelas pun sama. Saat Marsha membersihkan jendela di sebelah bangku Vidy, dia mendapat interogasi yang begitu pelik.

"Lo pakai jampi-jampi apa sih kok Arfin sampai mau nganterin lo pulang?"

Pertanyaan yang membuat bola mata Marsha berputar karena jengah. Dan teman-teman genknya Vidy juga ikut menunggu jawabannya pula! Kayak gini nih kelakuan teman-teman Cheers Lani, asal jeplak kalau ngomong!

"Ya ampun, Girls... Kok nyampe ke jampi-jampi, sih?!" Lani tiba-tiba muncul dengan senyum merekah, mengurungkan niat Marsha untuk menjawab dengan mantra Harry Potter. Siapa tahu dia memang penyihir yang tak terdeteksi oleh Hogwarts, dan voila! Vidy and the genks berhasil dia singkirkan dari muka bumi!

"Terus?" Vidy melipat kening, menunggu penjelasan Lani. Ayo Lan, gue juga nungguin gimana lo nyelametin gue, batin Marsha.

"Jadi kemarin Marsha jatuh, keseleo gitu. Jatuhnya tepat di sebelah motor Arfin, pas Arfin mau jalan pula. Sebagai cowok gentle dan baik hati, Arfin anterin dia pulang. Nggak ada maksud apa-apa kok. Ya kan, Sha?"

Marsha hanya tersenyum cringe menjawab pernyataan Lani.

"Beneran tuh, Sha?" tanya Vidy ingin kepastian.

"Beneran, lah!" Jawab Lani agak ngotot. "Lo gak percaya sama cerita gue? Emang gue ada tampang tukang bohong, gitu?"

"Alah palingan lo pura-pura jatuh di sebelah Arfin kan, Sha? Pura-pura keseleo gitu? Ngaku deh!" Vidy ikut ngotot, tapi kepada Marsha.

"Kalau iya emang kenapa? Elo-elo pakai jurus jitu gue aja gih biar dianterin pulang juga sama Arfin!" Udah kecemplung, sekalian basah deh.

Setelah itu Marsha berlalu untuk membuang sampah, meninggalkan mereka yang masih mangap mendengar saran dari Marsha barusan. Kemudian mereka berdiskusi, entah mau ikut saran Marsha atau ada ide lain untuk menarik perhatian Arfin, bodo amat!

Keterangan dari Lani dan Marsha akhirnya berlanjut juga di grup. Beberapa dari mereka mengucap syukur karena merasa masih punya kesempatan untuk tebar pesona ke Arfin, sebagiannya lagi menjelek-jelekkan Marsha. Ada yang bilang belagu-lah, licik-lah, tidak pernah ngaca-lah, macem-macem pokoknya.

Mereka juga membanding-bandingkan Marsha dan Viona sang Ratu MPLS kemarin. Kalau Viona yang dibonceng Arfin sih mereka masih bisa terima, lha ini Marsha yang sekasta sama mereka! Jelas tidak mau kalah saing dong!

"Jahat banget sih lo, Lan? Bikin nama gue rusak aja!" protes Marsha ke Lani saat istirahat kedua dan komenan terhadap dirinya masih berlanjut.

"Mending kayak gini, daripada lo ngaku lagi deket sama Arfin, bisa habis dimaki-maki sampai lulusan lho," cengir Lani.

Ya Sudahlah, Marsha juga sudah bertekad membiasakan hal kayak gini terjadi di hidupnya karena dia juga mau dideketin sama Arfin, jadi harus terima konsekuensinya juga. Marsha menghela napas panjang.

***

Arfin juga tidak mempermasalahkan apapun omongan cewek-cewek itu karena Marsha tidak pernah protes. Yang penting jangan melebihi batas aja, apalagi mereka sampai berbuat macem-macem ke Marsha, itu yang akan membuat Arfin tidak akan tinggal diam.

Sekarang keadaannya lain lagi. Arfin sudah beberapa kali kasih kode ke Marsha dengan melempar senyum ke cewek itu ketika mereka berpapasan. Tapi Marsha malah menunduk, dan yang balas senyum malah Mona dan Lani yang sekarang selalu nempel Marsha kemana-mana.

Detail sekecil itupun jadi pergunjingan lagi di grup. Tapi sekarang bukan Marsha lagi, melainkan Mona sasarannya. Mereka memperdebatkan interaksi Arfin dan Mona yang di mata mereka terlihat saling melempar senyum.

Pro dan kontra sih. Karena Mona cantik dan seorang beauty vlogger, jadi banyak yang setuju. Tapi ada beberapa juga yang masih menyayangkan. Jadi fix, gosip sekarang yang beredar adalah Arfin dan Mona saling naksir!

"Ya ampun, mereka nggak pernah nontonin vlog gue apa, ya? Si Bintang kan sering nongol di sana." Mona tepuk jidad setelah membaca chat-chat komenan di grup.

"Gue puyeng ah, males baca lagi." Marsha melempar smartphonenya asal-asalan ke atas meja lalu melanjutkan kegiatan menyalin buku paket sejarah ke bukunya. Kebetulan hari ini Bu Rima pamit pulang cepat karena anaknya sakit. Jadi setelah Bu Rima pamit, kegiatan belajar mengajar berubah menjadi kegiatan catat-mencatat.

"Rencana kita gagal total dong," bisik Lani di belakang. "Padahal kita udah atur biar Arfin seolah perhatiin kita, bukannya ke Marsha doang."

"Udahlah, rencana lo emang nggak ada yang asik," ujar Marsha tanpa perlu repot-repot menoleh ke belakang.

Tapi Mona berbalik ke belakang, menatap tajam ke arah Lani. "Maksudnya bukan rencana kita, kan? Tapi rencana elo. Biar Arfin seolah perhatian ke elo, jadi nyuruh Marsha jangan balas senyum sama sapaan Arfin biar lo aja yang balas, gitu kan?"

"Yaaa... Kan..." Ketahuan! Lani nyengir kuda.

"Dasar nggak setia kawan!" Decak Mona.

"Lagian gue curiga sama lo, Sha. Kok bisa sih Arfin deketin lo? Jangan-jangan lo emang pakai pelet, ya?"

Marsha hanya memutar matanya jengah. Dia juga sudah tidak mau ambil pusing lagi mendengar tuduhan Lani apalagi saat tahu bahwa ternyata semua ini hanya akal-akalan Lani- yang gagal. Karena yang digosipin malah Mona!

Marsha mengambil lagi smartphonenya. Setelah lama menimbang-nimbangnya agar Arfin tidak salah paham dengan sikapnya, akhirnya dia memberanikan diri. Degub jantungnya mengiringi jarinya yang mencari emoji senyum - yang tak bisa dia balas ketika Arfin menyapanya- lalu send ke nomor cowok itu. Jantung Marsha hampir berhenti berdetak, tak menyangka dia bisa melakukan ini.

Dari centang satu akhirnya berubah menjadi centang dua, kemudian centang dua itu berubah warna dari hitam menjadi biru. Degub jantung Marsha semakin tak terkendali melihat itu. Menunggu, mengira-ngira balasan seperti apa yang akan dia terima. Dan saat akhirnya smartphonenya bergetar karena ada chat masuk, Marsha Buru-buru membuka dan membacanya. Dari Arfin.

Bibir Marsha seketika manyun karena ternyata balasan yang dia terima juga emoji senyum. Sudah. Tidak ada apa-apa lagi... Padahal dia sudah mati-matian menahan degub jantungnya! Terus, apa yang lo harapin sih, Sha? Sebel!

Secrets (Season #1)Where stories live. Discover now