Prolog

34.6K 941 20
                                    

Plakk

Bugg

Suara tamparan dan juga pukulan keras dilakukan oleh seorang antagonis kepada seorang gadis polos.

Shiren Keina seorang antagonis yang memiliki paras cantik dan selalu berpenampilan sempurna.

Shiren mempunyai dua teman yang bernama Melda Melinda dan Gisa Fiona, yang juga memiliki sifat antagonis sepertinya.

Shiren adalah siswa terkenal dan tercantik disekolahnya, tidak ada satupun yang berani kepadanya.

Shiren dan kedua temannya itu bisa melakukan hal yang kejam kepada orang yang berani kepadanya.

Shiren sangat membenci dengan satu gadis polos yang selalu menjadi saingannya.

Gadis polos itu bernama Jiva Chesna, yang memiliki paras cantik, pintar, dan sangat dilindungi oleh Black Blood.

Black blood adalah sebuah geng yang selalu menjaga sekolah ini dan selalu menjadi salah satu penguasa di jalanan.

"Lo ga capek apa terus lawan Shiren hah?!" Sentak Melda sambil menarik rambutnya.

"Maaf kak, aku ga sengaja." Ucap Jiva.

Jiva yang berada di kelas 11 membuat Shiren lebih mudah untuk memberikannya pelajaran.

"Maaf lo bilang? Gue udah berulah kali kasih tau lo, tapi apa lo ga pernah sadar diri." Ucap Shiren.

"Kak aku minta maaf hikss..." Ucap Jiva sambil menangis.

"Air mata lo, ga akan luluhin hati gue buat lepasin lo." Ucap Shiren, yang membuat Jiva gemetar ketakutan.

"SHIREN!" Sentak seorang pria dari arah belakangnya.

"Utututu, ada anak mami yang datang buat menyelamatkan tuan putrinya." Ucap Shiren kepada seorang pria yang kini berdiri dihadapannya.

"Kok bisa anak mami yang manja kayak lo jadi ketua geng Black Blood, pasti nyusahin sih buat para anggota lo." Ucap Shiren.

Jendra seorang pria yang terkenal dengan sebutan anak mami, karena dirinya selalu membawa susu kesekolahnya.

Jendra selalu memakai kacamata yang membuatnya terlihat cupu, namun pria itu adalah ketua dari geng Black Blood.

_____

"Sialann!Gue ga suka sama si Shiren, jahat banget jadi cewek!" Kesalnya.

"Tapi gue juga ga suka sama si Jiva lemah banget jadi cewek." Ucapnya sambil terus membaca novel yang kini sedang dipegangnya.

Seorang gadis yang menggunakan pakaian seragam sekolah, sedang berjalan pulang kerumahnya.

Siang ini terlihat sangat mendung, matahari yang suka berada diatas kepala kini tidak terlihat cahaya nya sama sekali.

"Brengsek si Melodi bisa-bisanya kasih gue novel yang tokoh nya ga ada kerennya dikit."

"Masa tokoh cowok nya dibuat cupu trus anak mami lagi, dih ga cocok banget sama jabatan nya yang jadi ketua geng."

Walaupun sering memaki dan tidak suka dengan karakter dari para tokoh dalam ceritanya.

Cassandra Meycita seorang gadis cantik, yang sedikit tomboi kini sedang membaca sebuah novel yang berjudul Sang Antagonis, yang direkomendasikan oleh sahabatnya yang bernama Melodi.

Karena penasaran dengan isi novel itu Cassandra membeli novel yang sedang diminati oleh banyak orang.

Ia tidak mengerti dengan orang-orang yang sangat tergila-gila dengan tokoh-tokoh dalam cerita di novel itu.

"Benci gue benci, menye menye banget si Jiva, emang si kalau gue jadi si Shiren, gue juga pasti kesel sama dia."

"Ini lagi si Jendra ngapain si harus bawa susu kesekolah, udah SMA masa ga malu, bener bener anak mami ni orang."

Cassandra terlihat sangat kesal sampai tidak melihat kearah jalanan, untung saja jalan menuju rumahnya searah tidak perlu menyebrang atau pun berbulak belok.

"Kalau gue jadi si Shiren keknya enak banget ya, dia kaya, pinter, cantik, trus berkuasa disekolah. Cuman... sikapnya aja yang keterlaluan, dia pake kelebihannya buat bully orang."

"Jendra juga, dia digambarin sebagai cowok cupu, anak mami, tapi pinter dan tampan."

"Gue baru mulai baca aja udah males, ga seru banget. Lagian si Melodi rekomendasiin novel bentukannya begini, ga cocok banget sama selera gue. Harusnya tokoh ceweknya itu tomboi kan keren, trus bisa bawa motor ga cuman mobil, trus bergaulnya sama anak geng motor, lah ini cuman bergaul sama temen-temen kaya doang."

"Cassandra." Panggil seseorang dari arah belakangnya.

"Apa?" Tanyanya.

"Gue liatin dari tadi lo ngomong sendiri, trus marah marah lagi, sehat lo?" Ucap Melodi.

"Harusnya gue yang nanya sama lo, sehat lo? Lo ngapain kasih gue novel jelek kayak gini, semua tokohnya ga ada yang asik sama sekali." Ucapnya.

"Dih ini novel itu seru ya, banyak peminatnya. Lo beruntung bisa punya ni novel buatan Melodi." Ucap Melodi.

"JADI INI NOVEL BUATAN LO? PANTES AJA KARAKTER NYA SEMUANYA MENYE MENYE." Ucap Cassandra.

"Sialan lo, ngatain karakter novel gue menye menye. Lo ga liat banyak banget yang beli ni novel." Ucap Melodi.

"Menurut gue ga sebagus itu." Ucap Cassandra yang membuat Melodi sangat kesal.

Melodi menatap sedikit tajam temannya itu, padahal menurutnya karakter tokoh dalam ceritanya itu, ia buat dengan sangat unik sekali dan sempurna.

Bisa-bisanya temannya itu mengatakan hal seperti itu, yang membuatnya sedikit sedih dan kesal.

"Kalau lo ga suka sini novelnya." Ucap Melodi.

"Ehh, enak aja mau ngambil ngambil. Lo pikir gue beli novel ini ga pake duit? Gue dah terlanjur beli dan ngeluarin duit, jadi gue simpen aja, kalau beneran ceritanya ga seru, baru deh gue jual lagi." Ucap Cassandra.

"Gue balikin duit lo." Ucap Melodi.

"Bayar dua kali lipat."

"Gila lo, harga novel ga semahal itu." Ucap Melodi.

"Makanya ga usah ngomong kayak gitu." Ucap Cassandra.

Cassandra terus saja menatap novelnya, ia membaca isi dari novel itu. Namun banyak bab yang selalu ia lewatkan.

"Lo kalau mau baca dirumah, sekarang liat jalan dulu. Katanya ga suka sama karakter nya tapi dibaca mulu." Ucap Melodi.

"Gue tau jalan rumah gue, sekalipun gue ga liat gue pasti bakalan nyampe rumah. Kalau masalah novel, gue cuman baca yang serunya aja." Ucap Cassandra.

BRAKK

"AWWW SAKITT, KEPALA GUEEE." Ringisnya sambil memegang kepalanya saat ia tidak sengaja terbentur tiang listrik.

"Gue kan udah kasih tau, lo kalau jalan liat liat." Ucap Melodi sambil membantu Cassandra.

"AKHHH, SAKITT BANGET, TIANG LISTRIK SIALANN, KEPALA GUE." Teriaknya.

"TOLONGG." teriak Melodi meminta bantuan.

"Cassandra lo harus kuat ya, jangan mati disini." Ucap Melodi.

"Gue ga bisa, kepala gue sakit." Ucap Cassandra, sambil perlahan menutup matanya.

Tubuhnya sudah lemas dan tidak kuat lagi. Benturan dikepalanya membuatnya sangat kesakitan.

"Tolong pak, temen saya nabrak tiang listrik." Ucap Melodi kepada bapak bapak yang datang membantu.

"Gue ga kuat, titip orangtua gue ya bye-bye dunia." Ucap Cassandra, lalu ia menutup matanya.

"CASSANDRA LO GA BOLEH MATI, BANGUNNN." Ucap Melodi yang tidak percaya jika temannya itu sudah tiada.











°
°
°
°
°

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang