19

10.3K 442 2
                                    

"JIVA?! BERANI LO BERSIKAP KAYAK GITU SAMA ARCHEL!" Sentak Shiren saat ia sudah tidak tahan melihat itu.

Shiren melangkahkan kakinya mendekati Jiva yang kini sedang menatapnya tidak percaya dengan kehadirannya.

Jiva terlihat sangat terkejut melihatnya, dia sudah melakukan hal yang salah didepan Shiren.

"Archel sini sayang." Ucap Jiva alasan.

Jelas jelas Shiren sudah mengetahui sifat busuk Jiva, ia tahu jika Jiva sedang berpura-pura.

"Ga usah lagi lo berpura-pura, gue udah liat dan denger semuanya, bocil sini." Ucap Shiren yang membuat Jiva sedikit takut.

Jiva takut jika Shiren akan mengadu pada Marchel dan anggota Black Blood lainnya atas perbuatannya barusan.

"Kakak acel nda mau dicini." Ucap Archel sambil memeluk Shiren.

"Kita akan pergi dari sini, lo ga usah takut lagi ya cil, biar dia jadi urusan gue." Ucap Shiren, menenangkan Archel.

"Lo pikir anak sekecil ini bisa nyapu halaman hah?! Lo liat Archel nangis kayak gini, bener bener ga punya hati lo ya." Ucap Shiren lagi.

"Ini ga seperti apa yang kak Shiren liat, aku ga pernah marah marah sama Archel kayak gitu kak, aku lag—." Ucap Jiva membela diri.

"GA USAH LO BOHONG LAGI, GUE TAU LO ITU BUSUK JIVA, GUE BAKALAN ADUIN INI KE MARCHEL, LO LIAT AJA NANTI." Ucap Shiren yang membuat Jiva semakin ketakutan.

"Kak aku mohon aku minta maaf kak, aku ga akan lakuin itu, Archel kakak ga pernah lakuin itu kan sama kamu?" Ucap Jiva, Archel tidak menjawab dia malah bersembunyi dibelakang tubuh Shiren.

"Lo liat? Archel takut sama lo, mulai sekarang lo jangan deket deket sama Archel, urusan jaga Archel gue bakalan jaga dia. Gue ga terima anak sekecil ini lo suruh suruh, lo marahin, lo sentak sentak." Ucap Shiren.

"Kak aku beneran ga pernah lakuin itu kak." Ucap Jiva sambil mendekati Archel.

"Archel sayang sini sama kak Jiva." Ucap Jiva.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Shiren langsung membawa Archel pergi dari sana.

Jiva terus saja memanggil manggil Archel dan mengejarnya. Shiren yang lebih pintar dengan cepat menyebrang.

Archel sampai sekarang belum berhenti menangis, padahal ia sudah menjauh dari gadis jahat itu.

"Archel kamu kenapa?" Tanya Jendra saat melihat Archel menangis.

"Dia di marahin, di sentak, dan di suruh suruh sama queen kalian." Jawab Shiren.

"Jiva berani ngelakuin itu?" Tanya Jendra yang diangguki oleh Shiren.

"Cil udah jangan nangis lagi, gue ajak lo jalan jalan mau ga?" Tanya Shiren sambil menghapus air mata Archel.

Dapat terlihat jelas jika Archel benar-benar ketakutan, terlihat dari tubuhnya yang bergemetaran.

Shiren memeluk Archel untuk menenangkannya, ia tidak habis pikir dengan gadis itu, bisa-bisanya memperlakukan anak kecil seperti itu.

"Kakak beliin es krim mau?" Tanya Shiren saat ia sudah melepaskan pelukannya dan memegang kedua tangan Archel.

Archel menganggukkan kepalanya, lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya.

#####

Untung saja hari ini hari libur, jadi mereka bisa pergi ketaman hiburan yang letaknya tak jauh dari keberadaan awalnya.

Archel sangat senang bisa bermain dan makan sepuasnya, ia terjauhkan dari hal yang tidak semestinya ia lakukan pada usianya yang masih kecil.

"Archel tangkap gelembungnya." Ucap Shiren saat dirinya meniup gelembung gelembung ke udara.

Archel yang melihat banyaknya gelembung berusaha menangkapnya, walaupun beberapa kali ia menangkapnya gelembung itu pecah.

Shiren dan Jendra sangat senang akhirnya mereka bisa membuat Archel kembali tertawa.

"Aduh kak Shiren capek, cil sini duduk." Ucap Shiren meminta Archel untuk duduk di atas rumput bersamanya.

"Kita bisa terbangin gelembung nya disini, Jen lo yang tiup." Ucap Shiren sambil memberikan gelembung itu pada Jendra.

"Hole kak Jendla yang tiup." Ucap Archel dengan sangat senangnya.

"Nih aaa... makan kue nya." Ucap Shiren sambil menyuapi Archel.

"Archel doang yang disuapin?" Tanya Jendra saat dirinya cemburu melihat Shiren dengan Archel.

"Kamu juga mau disuapin?" Tanya Shiren, namun saat ia menyadari ucapannya, ia langsung menutup mulutnya.

"Kamu?"

"Lo salah denger, nih makan." Ucap Shiren lalu menyuapkan potongan kue yang cukup besar kepada Jendra.

Shiren dan Archel tertawa saat Jendra berusaha untuk memasukkan semua kue itu kemulutnya.

Padahal sudah terlihat jelas jika kue itu tidak akan bisa ia makan semuanya, namun pria itu membuat mereka berdua tertawa dengan kelucuannya.

"Jen, jangan dipaksain." Ucap Shiren.

"Kak Jendla kayak ikan badut." Ucap Archel yang semakin membuat Shiren tertawa.

"Ikan badut hahaha, Jen lo emang kek ikan badut, kita toss." Ucap Shiren sambil mengajak Archel untuk melakukan tos tangan.

"Jen udah lo buang." Ucap Shiren kepada Jendra.

Pria itu dengan cepat pergi untuk membuang kue yang berada dimulutnya, untuk mengunyahnya saja ia sudah tidak bisa.

"Kak Jendla lucu." Ucap Archel sambil tidak berhenti tertawa.

'Anak sekecil ini udah lo perlakuin dengan kejam nya Jiva, lo bener bener busuk, gue pastiin bakalan bikin lo nunjukin sifat asli lo ke semua orang.' Ucap batin Shiren sambil mengelus kepala Archel.

"Acel cayang cama kakak ilen." Ucap Archel sambil memeluk Shiren.

Tidak Shiren sadari kini ia mulai meneteskan air mata saat Archel memeluknya.

"Kakak ilen jangan nangis." Ucap Archel sambil menghapus air mata Shiren yang membuat Shiren tersenyum.

"Kakak Shiren ga nangis kok." Ucap Shiren.

Cup

"Eiyyy, kamu cium kakak cil?" Ucap Shiren saat tiba-tiba Archel mencium pipinya.

"Archel boleh cium lagi?" Tanya Archel yang membuat Shiren tersenyum.

"Cium aja."

Cup

Cup

Cup

Archel mencium kedua pipi Shiren dan juga keningnya dengan begitu cepat, Shiren tersenyum saat merasakan ciuman dari Archel.

"Stop." Ucap Jendra yang tiba-tiba datang saat Archel mencium lama pipi Shiren.

"Jangan cium lagi." Ucap Jendra yang membuat Archel sedikit menjauh.

"Jendra apaan si? Sini kalau kamu mau cium kakak lagi cil." Ucap Shiren sambil menunjukkan pipinya.

"Jangan." Tahan Jendra.

"Berani kamu cium istri kakak? Kakak aja yang suaminya belum pernah cium dia." Ucap Jendra.

"Bialin kak ilen aja mau dicium cama acel." Ucap Archel.

"Ngga boleh, kamu ga boleh cium istri kakak lagi. Kak Jendra ga izinin." Ucap Jendra.

"Kak jendla nda boleh lalang acel, acel mau cium kak ilen lagi." Ucap Archel.

Shiren hanya tersenyum mendengar perdebatan dari jendra dan juga Archel. Bisa-bisanya Jendra mengatakan hal itu pada Archel.

"Jen, kenapa sekarang lo yang debat sama si bocil?" Tanya Shiren.

"Karena dia udah ambil hak aku." Jawab Jendra yang membuat Shiren langsung terdiam.











°
°
°
°
°

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang