26

2.4K 142 0
                                    

"Kalau gue malu."

"Dih sejahat itu ternyata."

"Kok bisa ya gue dulu temenan sama dia dan percaya sama tampang so polos nya itu."

"Pantes aja Jendra milihnya Shiren, ternyata dia cewek so polos."

"Kasian Marchel yang dijadiin budak sama dia."

"Cantik sih, tapi cantikan Shiren."

Jiva yang kini berjalan disebuah koridor untuk sampai ke kelasnya, terus mendengar ucapan demi ucapan yang tidak baik untuknya.

Kejadian yang dilakukannya saat di apartemen Shiren sudah menyebar hingga menimbulkan hal yang seperti ini.

"KALIAN BISA DIEM GA, MULUT KALIAN TERLALU BANYAK BACOT, ATAU MAU GUE SAYAT SATU SATU BIAR BERHENTI NGOMONG?" Ucap Jiva dengan suaranya yang sangat keras hingga mereka semua bisa mendengarnya.

Mendengar itu mereka langsung terdiam dan menatap Jiva dengan tatapan yang berbeda-beda.

Mereka semua tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis yang dulunya sangat polos itu.

"Ini semua gara-gara lo Shiren, liat aja gue pastiin lo bakalan terima pembalasan." Gumamnya sambil mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

"Utututu kasian dibenci sama satu sekolah." Ucap Melda yang sedang duduk disebuah bangku.

Koridor yang dilalui oleh Jiva adalah tempat yang biasanya dipakai untuk berkumpul nya Shiren dan juga kedua temannya itu.

"Kasian banget, mau gue temenin ga?" Ucap Gisa.

"Stop, kalian ga usah ngomong lagi." Ucap Shiren sambil menepuk lutut kedua temannya itu.

Jiva tidak mendengar ucapan Melda dan Gisa kini tatapannya terus menatap Shiren dengan sangat tajam.

"Ini semua gara gara lo." Ucap Jiva sambil menunjuk Shiren.

"Wess, salah temen gue apaan? Lo ngaca lo yang salah malah nyalahin orang." Ucap Melda yang membela Shiren.

"Lo liat aja apa yang akan gue lakuin buat lo." Ucap Jiva memperingati, lalu pergi dari sana.

"Jangan tahan gue Ren, gue mau kasih pelajaran buat tu anak." Ucap Gisa, sambil berusaha melepaskan tangannya dari tangan Shiren.

"Tahan, belum waktunya." Ucap Shiren.

"Siapa sih yang udah nyebar beritanya? Melda? Gisa? Pasti salah satu diantara kalian kan? Karena yang pegang akun media sosial sekolah itu kalian berdua." Tanya Shiren.

"Kita cuman disuruh Ren." Jawab Gisa.

"Siapa yang nyuruh, kasih tau gue?" Tanya Shiren.

"Siapa yang nyuruh?" Tanya Shiren saat kedua temannya itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Marchel, dia yang nyuruh." Jawab Melda, yang membuat Shiren menganggukkan kepalanya.

Shiren melangkahkan kakinya pergi dari sana dan mencari keberadaan Marchel, ia harus membicarakan hal ini dengan pria itu.

Shiren menaiki sebuah tangga untuk sampai ke kelas pria itu, ia melihat Marchel yang kini sedang duduk di sebuah meja.

"Marchelino?" Panggilnya dengan sedikit keras, yang membuatnya langsung menoleh.

"Sayang kamu ngapain kesini?" Tanya Jendra sambil menghampirinya.

"Gue ga ada urusan sama lo, gue ada urusan sama dia, sini lo." Ucap Shiren.

"Ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangan Marchel.

"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Marchel.

Shiren membawa Marchel ke rooftop, ia menatap Marchel dengan tatapan yang sangat marah dan kesal.

 Istri Untuk Anak ManjaWhere stories live. Discover now