16

10.5K 418 0
                                    

"ARKHH."

Suara teriakan dari seseorang membuat Shiren yang sedang berada didalam kamar mandi dengan cepat keluar.

Untung saja ia sudah selesai mandi dan hendak akan memakai pakaian, namun mendengar teriakkan itu membuat sedikit panik.

"Kenapa jen?" Tanya Shiren, saat sudah berada di tempat asal suara itu.

"PANAS." Ucap Jendra sambil memegang bajunya.

"Lepasin baju lo sekarang." Ucap Shiren sambil membantu untuk membuka baju Jendra.

"Kenapa bisa sih Jen?" Tanya Shiren saat pria itu berhasil membuka bajunya.

"Tunggu bentar gue ambilin lap sama es batu dulu." Ucap Shiren, lalu ia bergegas mengambil es batu yang dibalut kain.

Setelah itu Shiren menekan nekankan kain itu pada luka yang kini sudah memerah.

"Kenapa bisa?" Tanya shiren lagi.

"Gue tadi mau buat kopi, cuman gara-gara tangan gue licin, kopinya ga sengaja jatuh ke baju gue." Jawab Jendra.

Shiren terdiam setelah sadar dengan apa yang dilihatnya kini, ia menelan ludahnya saat melihat perut kotak dari pria itu.

Shiren bahkan tidak menyangka ia bisa melihatnya, selama ini Jendra tidak seperti pria yang memiliki otot dan rajin berolahraga.

Pria itu menyembunyikannya cukup pintar dan cerdas, sampai tidak ada yang tahu dengan postur tubuh nya yang sempurna ini.

"Lain kali kalau mau buat kopi bilang ke gue, jangan coba coba lakuin ini sendiri lagi, denger?." Ucap Shiren.

"Lo jangan marah." Ucap Jendra dengan raut wajah yang sedikit sedih.

"Gue ga marah Jendra, gue cuman khawatir. Ntar bukan cuman dada lo doang yang kena tapi seluruh tubuh lo juga." Ucap Shiren.

"Selesai, gue mau buang es batunya dulu." Ucap Shiren setelah selesai mengompres Jendra.

Jendra tersenyum, lalu menelan ludahnya saat melihat penampilan Shiren yang kini hanya menggunakan handuk kimono yang menutupi tubuhnya.

Handuk kimono berwarna putih yang seatas lutut itu membuat Shiren terlihat seksi.

Tanpa pria itu sadari, kini ia melangkahkan kakinya mendekati Shiren.

Jendra memeluk Shiren dari belakang, mendapatkan perlakuan itu Shiren dibuat mematung seketika.

Shiren berusaha untuk mengontrol dirinya agar tidak baper dengan Jendra, walaupun kini detak jantungnya berdegup sangat kencang.

"Kenapa wangi banget sih hm?" Ucap Jendra dengan suara deep voice yang membuat Shiren semakin gugup.

"Jen, apaan sih lepas." Ucap Shiren sambil berusaha melepaskan tangan Jendra yang melingkar diperutnya.

"Kayaknya gue mulai suka sama lo Ren." Ucap Jendra yang membuat Shiren semakin tidak bisa menahannya.

Napasnya sudah sedikit terasa sesak mendengar itu, pipinya kini sudah mulai memerah.

"Ga usah bercanda, lepasin jen." Ucap Shiren dengan sangat gugup.

Shiren memejamkan matanya saat Jendra mencium aroma rambutnya yang kini sedang tergerai.

Ting

Suara bel itu bisa menjadi alasan untuk Shiren menjauh dari pria itu, Shiren benar-benar harus sedikit membuat jarak dengan Jendra, jika tidak jantungnya lama kelamaan bisa copot dibuatnya.

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang