23

10.4K 471 18
                                    

Sinar matahari yang begitu terang menusuk mata seorang gadis yang masih tertidur.

Ia membuka matanya, melihat sebuah cahaya yang masuk lewat jendela, lalu ia beranjak dari tidurnya.

Pergerakannya tidak bisa jauh dari sana karena ada cengkalan dari seorang pria yang terus mencekal tangannya.

Ia menatap wajah pria itu yang terkena sinar matahari, begitu bersinar sehingga membuatnya sedikit terpesona.

"Wajahnya mulus banget, jen lo perawatan ya?" Ucapnya sambil mengelus wajah Jendra.

"Wajah gue aja kalah jen sama lo." Ucapnya lagi.

"Gue beruntung banget ya, bisa liat wajah sesempurna ini." Ucapnya lagi sambil terus mengelus wajah Jendra.

"Cuman kamu yang beruntung." Ucap Jendra yang membuat Shiren terkejut.

Jendra membuka matanya perlahan, lalu menatap Shiren yang masih begitu dekat dengannya.

"Lo udah bangun dari tadi?" Tanya Shiren sambil menjauh darinya.

"Kenapa ga bilang?" Tanya Shiren lagi saat pria itu menganggukkan kepalanya.

"Jen jawab, kenapa ga bilang kalau lo udah bangun? Jendra?" Ucapnya saat pria itu melepaskan cengkalan tangannya, dan pergi begitu saja menuju kamar mandi.

Shiren yang merasa sedikit kesal beranjak dari ranjang, lalu keluar dari dalam kamar.

Langkahnya berjalan menuju kamar mandi luar, ia tidak bisa menunggu Jendra, karena pria itu selalu lama dalam menggunakan kamar mandi.

"Susu, pasti dia nyuruh gue buat susu." Ucapnya setelah selesai membersihkan wajah.

"Untung gue inget."

Shiren mengambil gelas dan susu yang sudah tersedia di dalam lemari, ia membuat susu itu sesuai dengan resep yang sering ia gunakan.

"Gue masak apaan hari ini?" Tanyanya sambil mengaduk susu itu.

Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kulkas yang ternyata isinya kosong, tidak ada bahan makanan yang bisa ia gunakan untuk dimasaknya.

Ia melihat kedalam lemari penyimpanan yang kini isinya juga kosong, ia lupa membeli bahan bahan makanan.

"Gue beli sendiri aja kali ya, percuma gue nunggu si Jendra yang gatau selesai mandinya kapan." Ucap Shiren, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar untuk mengambil ponsel dan dompetnya.

Ia mengambil cardigan yang tergantung, lalu memakai sedikit parfum. "Ga mandi juga tetep wangi." Ucapnya sambil mencium aroma pada tubuhnya.

"Mau kemana?" Tanya Jendra yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi.

"Ke pasar." Jawabnya singkat.

"Aku anter." Ucap Jendra yang langsung mengambil jaket dan juga kunci motornya.

"Ngga usah, lo disini aja gue bisa sendiri." Tolak Shiren.

"Aku ga suka penolakan." Ucap Jendra yang langsung begitu saja keluar dari dalam kamar.

Shiren menghembuskan nafas kesalnya, lagi lagi pria itu selalu mendahului dan mengambil keputusan begitu saja.

"Dasar cowok." Ucapnya lalu mengikuti Jendra.

"Jen, susu lo minum dulu ntar keburu dingin ga enak." Ucap Shiren sambil menghentikan Jendra yang kini hendak keluar.

"Tunggu disini." Ucap Jendra dengan nada yang sedikit serius, yang membuat Shiren menurut.

Shiren duduk di ujung sofa sambil memainkan ponselnya, ia membuka aplikasi yang bernama Instagram.

Shiren terkejut saat melihat sebuah postingan dari akun sekolah yang sedang ramai oleh komentar dan juga tanda suka dari semua orang.

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang