17

11.1K 403 2
                                    

Shiren yang sudah mengenakan pakaian, lalu keluar dari dalam kamarnya dan menuju dapur.

Kedatangan keempat teman Jendra dan ada saudaranya juga disana, membuatnya sedikit simpati dan akan membuatkan makanan dan juga minuman.

Shiren melihat didalam kulkas yang penuh dengan beberapa bahan dan juga buah jeruk yang sangat segar.

"Tangan lo kapan sembuh?" Tanya Kevan yang tiba-tiba datang, Shiren sedikit terkejut lalu menatap pria itu.

"Tadi." Jawab Shiren.

"Kevan, lo mau makanan apa? Ntar gue buatin." Ucap Shiren.

"Makanan kesukaan gue aja." Jawab Kevan yang membuat Shiren kebingungan.

'Makanan kesukaan dia apaan? Mana gue tau makanan apa yang dia mau.' Ucap batin Shiren.

"Kenapa lo keliatan bingung gitu?" Tanya Kevan.

"Oh ngga, gue lagi liat bahannya aja. Kayaknya buat bikin makanan kesukaan lo ga bisa deh. Soalnya bahannya kurang." Ucap Shiren alasan.

"Gue balik lagi kesana, gue ambil minumnya ya." Ucap Kevan sambil mengambil air minum yang sudah ia tuangkan kedalam beberapa gelas.

Shiren menganggukkan kepalanya, lalu melihat bahan makannya. Kini tangannya mengambil beberapa kentang untuk ia goreng.

Shiren mengambil pisau untuk memisahkan kulit dari daging kentang itu.

Ia mencucinya sebelum memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil, Shiren dibuat terkejut dengan pergerakan seseorang di belakangnya.

"Aigo kamcagiya." Ucapnya terkejut.

Tangan seseorang kini melingkar diperutnya, Jendra yang lagi lagi memeluknya dari belakang.

"Jen lepas, lagi lagi lo peluk gue. Lo kenapa sih hari ini manjanya minta ampun?" Ucap Shiren.

"Gue kan udah bilang, gue mulai suka sama lo dan kayaknya gue udah mulai sayang sama lo." Ucap Jendra yang membuat Shiren tertawa.

"Jen lo ngomong mulai suka sama gue sekitar satu jam yang lalu, masa secepet itu lo udah mulai sayang sama gue, ga usah bercanda lepasin." Ucap Shiren sambil berusaha melepaskan tangan Jendra.

"Izinin gue buat tetep kayak gini sebentar aja, gue nyaman." Ucap Jendra sambil mempererat pelukannya itu.

"Jen kalau lo kayak gini, gue susah gerak, ini gue lagi buat makanan." Ucap Shiren lagi, namun diabaikan oleh Jendra.

"Biarin sebentar aja." Ucap Jendra yang membuat Shiren kesal.

"Jen lepasin, gue ga bis-." Ucap Shiren tertahan saat ia melepaskan tangan Jendra dan membalikkan tubuhnya, ia malah semakin dekat dengan pria itu.

"Jen lo bisa ga jauh jauh dari gue, gue mau masak." Ucap Shiren kepada Jendra yang kini mengurungnya dengan kedua tangannya.

"Gue pengen susu." Ucap Jendra yang membuat Shiren menghembuskan napas kesalnya.

Jadi sedari tadi pria itu terus mendekatinya karena ingin dibuatkan susu.

"Kenapa ga bilang? Kenapa harus kayak gini?" Tanya Shiren sambil terus mendorong Jendra agar menjauh darinya.

"Gue pengen susu, tapi perkataan gue tentang suka dan sayang sama lo itu bener." Ucap Jendra yang membuat Shiren seakan tidak bisa bernapas.

"Gu-gue bu-buatin lo susu, jadi lepasin dulu." Ucap Shiren sambil terus berusaha mendorong tubuh Jendra.

"Ow ow ow oww, pemandangan apa yang gue liat Ten." Ucap Rian yang kini berada didapur.

"Sangat romantis." Ucap Ten.

 Istri Untuk Anak ManjaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora