แปด [08]

57K 2.8K 45
                                    

Hei kalian!... Iya kalian! Yang baca aja tanpa vote... Ayo dong vote cerita ini! Tidak ada yang gratis tahu! Semuanya bayar dengan cara kalian vote, komen dan follow!

Ayok tekan tombol bintang. Komen dengan berbagai kata. Follow akun ini!

Sudah!? Kalau belum ayok lakukan! Kalau tidak mau...

Ya sudah terserah kalian.

Selamat membaca..

Happy Reading 🍀

Sudah hampir dua minggu Ravien tidak menampakkan dirinya dan itu membuat Leana sedikit rindu dengan pria itu.

Biasanya saat sedang sendiri dikamar Ravien akan datang tiba tiba seperti jelangkung. Datang tak di undang pulang tak di antar.

Tapi sekarang entah kenapa rasanya sepi sekali, membuat Leana merindukan pria itu.

Walaupun Ravien mesum nya tidak tertolong karena kelebihan hormon Leana tetap merindukan pria itu. Apa mungkin ini keinginan sang baby untuk bertemu dengan Dady nya?

Geli dengan pikirannya itu Leana terkekeh pelan. Panggilan Daddy untuk Ravien dan panggilan mommy untuk diri nya.

Hohoho... Terdengar aneh sekali di telinga nya.

"Kenapa ga umi Abi aja ya? Kan cocok tuh buat gue yang alim dan tidak pernah berkata kasar" Dengan pede nya ia berkata seperti itu.

Leana tidak menyadari seseorang sedang menatapnya dari kejauhan. Seorang bocah lelaki yang begitu mirip dengan seseorang.

"Tuan muda sebaiknya anda beristirahat terlebih dahulu baru menemui nyonya muda"

Bocah lelaki itu mengangguk.
"Jalankan mobil nya. Aku ingin beristirahat sejenak baru menemui nya"

*****

Mendengar berita kehamilan wanita nya membuat Ravien senang bukan kepalang. Pria bahkan sampai pulang malam itu karena mendengar kabar bahagia dari bawahan nya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Ravien langsung pergi menuju Indonesia. Menuju ke tempat sang wanita berada.

Selama perjalanan Ravien tak henti hentinya untuk mengembangkan kedua ujung bibirnya agar tersenyum. Sang asisten yang melihatnya jelas saja bergidik ngeri. Takut bibir tuannya itu robek karena kelamaan tersenyum lebar.

"Hadiah apa yang harus saya belikan untuk Leana?" Tanya nya pada sang bawahan.

Felix yang kebetulan sedang memerhatikan Ravien langsung mengalihkan pandangannya saat Ravien menatap nya dari kursi belakang.

"Seperti nya perhiasan? Atau baju hamil tuan"

Ravien mengangguk mengerti.
"Baiklah pergi ke toko pakaian ternama sekarang"

Sesampainya di tempat tujuan. Ravien mematung di depan toko itu.
Dari luar saja sudah terlihat baju apa yang di jual nya. Sedangkan Felix meringis di belakang tuannya itu sambil mengusap wajahnya yang sudah membiru akibat pukulan tuannya.

"Apa kau bodoh! Bagaimana bisa kau salah tempat seperti ini!?"

Terkejut kaget Felix dengan segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak tuan! Ini memang toko baju yang menyiapkan baju hamil. Saya tidak berani melakukan kesalahan tuan"

Mendengar decakan kesal dari tuannya Felix semakin gemetar ketakutan.

The antagonist's wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang