สิบเจ็ด [17]

38.1K 1.8K 89
                                    

Budayakan untuk vote dan follow!! Komennya jangan sampai ketinggalan!!

Selamat membaca...

Happy Reading 🍀

Kabar tentang koma nya sang tangan kanan Ravien menyebar luas. Banyak orang yang berbondong-bondong membicarakan apa penyebab orang jenius itu jatuh sakit.

Sedangkan Ravien hanya acuh dengan berita tersebut. Ia lebih memilih abai tak peduli dan fokus mencari keberadaan Leana yang sudah semalaman ia cari namun tak kunjung juga ketemu.

Bahkan pertunjuk pun tak ada sama sekali dan itu membuat nya semakin frustasi.

Lelah dengan peristiwa yang menimpa nya Ravien memutuskan untuk beristirahat sejenak. Pergi ke club untuk menjernihkan pikiran nya yang sedang bertabrakan.

Leonard. Pemilik club itu terkejut saat kedatangan seseorang yang sangat ia kenali. Menghampiri seseorang itu dengan senyuman yang penuh arti.

"Apa kabar bakar bro!?" Menepuk bahu orang itu dengan akrap.

Ravien yang merasa bahunya di tepuk sedikit keras pun menatap tajam orang disampingnya. "Berhenti menganggu ku Leo!"

Leonard tergelak kaget mendengarnya. Lalu buru buru ia mendudukkan dirinya di samping pria yang sepertinya saat ini sedang di timpa masalah besar.

"Sepertinya kau punya masalah.. butuh mainan yang cantik?" Tanya Leonard dengan senyuman tengil nya.

Ravien terlihat membasahi bibir bawahnya perlahan, sebelum akhirnya mengangguk. Mengiyakan tawaran yang sangat mengiurkan itu.

"Hoho! Pria seperti mu seperti nya sangat susah terlepas dari mainan itu"

Leonard mengajak Ravien pergi menuju sebuah ruangan. Ruangan privasi yang hanya bisa di masuki oleh orang orang tertentu saja.

"Aku akan menonton, kau mainlah dengan puas disana" tunjuk nya kearah depan sana.

Ravien melangkah, menghampiri seorang wanita seksi yang saat ini seperti nya sedang mabuk berat di atas ranjang.

Perlahan lengan kekarnya mengelus kaki jenjang wanita itu dengan lembut. Mengamati daging mulus itu dengan tatapan yang sedikit menusuk.

"Hei bro, Ingat! Jangan sampai berlebihan okey? Aku tidak ingin ada seseorang yang mengetahuinya"

Ravien mulai melakukan aksinya. Suara teriak dan juga ringisan memenuhi ruangan itu.

Leonard hanya menonton di dekat pintu, tatapannya pun tak lepas dari tangan Ravien yang bergerak dengan lincahnya. Memutar-mutar di atas perut wanita itu.

"Sepertinya dia mati!" Leonard spontan berucap dengan sedikit panik.

Ravien bangkit dari atas tubuh wanita itu. Darah mengotori kemeja serta celana bahan nya saat ini. Bahkan tangan dan wajahnya pun kena noda darah lumayan banyak.

"Bereskan. Aku akan pergi kembali" Ravien pergi begitu saja setelah kembali membunuh orang.

Melihat Ravien yang pergi begitu saja Leonard hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Ia sudah sangat hapal dengan watak Ravien. Keras kepala dan juga... Terobsesi dengan sesuatu yang menurut nya menarik.

Dan itu berlaku pada seseorang yang sangat berarti pada hidup Leonard– bahkan ia tidak bisa bertindak apapun demi mengambil seseorang itu kembali.

******

Leana menundukkan kepalanya saat pemilik rumah yang ia tempati tiba tiba saja datang ke kamar nya.

"Berapa usia kandungan mu?"

Suara pria itu membuat Leana kembali mendongak. Menatap tepat pada kedua mata pria itu.

"Enam bulan tuan..." Jawab nya pelan.

Pria itu menggelengkan kepalanya dengan tangan yang mengibas pelan.
"Jangan memanggilku tuan. Bukankah sudah aku beri tahu nama ku sebelumnya?"

Melihat Leana yang hanya diam saja pria itu mendengus kesal. Lalu perlahan menghampiri wanita hamil muda itu.

"Nama ku Andreas Cavaliers jika kau lupa" ucap nya.

"Iya aku ingat"

Keduanya sama sama terdiam canggung. Andreas berdeham lirih untuk menghilangkan ke gugupan nya saat ini.

"Kau sudah makan?"

Leana mengangguk singkat. "Sudah.. ada apa memangnya?"

Andreas menggaruk kepalanya, lalu terkekeh pelan saat menyadari perasaannya saat ini. Sial kenapa aku gugup sekali!?-

"Tidak! Aku hanya ingin bertanya saja. Lagi pula aku heran dengan Ravien... Bagaimana bisa orang itu berperilaku seperti hewan yang tidak punya akal? Padahal dia sangat jenius di kalangan pebisnis"

Andreas sempat terkejut saat di hubungi oleh Felix, asisten kepercayaan Ravien. Dan tak lama dari itu pun ia kembali terkejut alasan mengapa orang itu menghubungi nya.

Ternyata Felix meminta tolong kepadanya untuk melindungi nyonya mudanya itu- Leana yang saat ini sedang hamil muda.

Bahkan Felix sampai bersimpuh dihadapannya untuk meminta tolong bantuannya. Hingga akhirnya Andreas mengiyakan ucapan Felix dengan syarat harus membantu, membawa Anne kehadapan nya.

"Kalian berteman?"

Mendengar suara Leana lamunan Andreas terhentikan.

"Tidak. Aku tidak berteman dengan nya, tapi aku adalah musuhnya saat itu... Dan mungkin sekarang sudah menjadi teman? Entahlah" acuhnya tak peduli.

Leana bergumam mengerti. Pikirannya saat ini sedang bertanya tanya.

Mengapa Andreas yang sebagai tokoh utama masih hidup? Bahkan sekarang terlihat sehat sehat saja.

Apa karena diri nya yang memasuki dunia novel sebagai penyebab rusaknya alur cerita? Jika seperti itu Leana rasanya ingin kembali menangis dengan histeris.

Menangisi nasib nya yang sangat sial semenjak memasuki dunia novel ini.

*******


Bersambung.

Kata kata untuk Ravien? →⁠_⁠→

Up sesuai mood.
Chapter 17/ bab 17

Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!

Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv

The antagonist's wife [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें