ยี่สิบหก [26]

28.5K 1.2K 25
                                    

Budayakan untuk vote dan follow!! Jangan lupa spam komen!

Selamat membaca..

Happy Reading 🍀


Ravien menatap luka yang lumayan tajam itu. Mengusapnya pelan.

"Apa dengan ini kamu udah cukup puas?" Lirih nya.

Saat beberapa jam lalu ia telah tersadar dari tidur singkat nya, Ravien sadar kalau sudah pindah ruangan.

Mungkin saat dirinya tak sadarkan diri dokter dan suster yang memindahkannya. Namun kenyataannya tak seperti itu.

Leana lah yang memindahkan nya. Dengan cara menyeret pria itu menuju ruang pribadi seorang dokter. Lalu menghempaskan nya begitu saja.

Ia menurunkan kedua kakinya. Mencoba untuk melangkah dengan berpegangan pada dinding rumah sakit.

"Aku harus mencari Leana"

Langkah Ravien di halangi oleh Andreas yang kebetulan baru saja ingin menjenguk pria itu.

"Mau kemana kau?" Tahan Andreas saat Ravien hendak menyingkir dari nya.

Ravien menepis tangan pria itu. "Apalagi? Tentu saja aku ingin mencari istri ku!"

Andreas mendorong bahu Ravien pelan.

"Tenang bro! Istri mu baik baik saja oke?.. walaupun aku sempat terkejut karena sikap nya itu" Andreas memelankan suaranya di akhir kata. Walaupun seperti itu Ravien tetap bisa mendengar nya dengan jelas.

"Apa maksud mu?"

Ravien mengkerutkan keningnya. Sikap apa yang Leana tunjukkan sehingga pria dihadapannya itu sampai kehabisan kata kata.

"Tidak ada! Sekarang cepat masuk kedalam kamar mu! Walaupun kita musuh aku tetap sebagai teman mu oke? Ya! Dan itu harus!"

Andreas dengan kasar nya mendorong dorong Ravien sampai pria itu hampir terjatuh.

"Pelan pelan sialan!"

"Oke maafkan aku!"

*******

Leana mendengarkan dengan seksama ucapan Leana Zanava itu. Saat ini keduanya bertemu di alam bawah sadarnya Leana Kamila.

"Jadi lo nusuk Ravien sampe ga sadarkan diri beberapa hari? Anj– keren juga lo! Untung bukan gue yang turun tangan. Hahaha"


Leana menabok lengan Leana Zanava sedikit keras. Tawa paksaan gadis sangat ketara sekali.

"Aku tahu, kau sebenarnya sudah mempunyai rencana lain bukan? Maka dengan baik hati aku hanya membuat nya tertidur sebentar sebelum kau yang bertindak jauh nanti"

Leana menganggukkan kepalanya penuh semangat. "Cenayang lo ya? Kok serba tau sih tentang gue? Jangan jangan kita jodoh!?"

"Hentikan lelucon mu itu! Bisakah kita serius? Ini sungguh memuakkan bagi ku"

Melihat Leana Zanava yang sudah kesal Leana mengakhiri tawa nya. Wajah konyolnya ia gantikan dengan wajah datarnya.

"Lakukan tugas mu Leana. Jangan biarkan ketiga orang itu hidup dengan bahagia nya– tapi satu permintaan ku. Jangan lenyapkan Ravien, karena bagaimana pun aku tetap akan mencintai nya walaupun dia seperti itu"

"What!? Lo gila!? Suami lo kayak gitu masih lo pertahanin!? Gila lo!" Leana tentu saja menolak permintaan terakhir Leana Zanava itu.

Bagaimana manapun orang seperti Ravien harus merasakan apa ia rasakan saat ini. Ia akan membuat perhitungan yang setimpal.

Darah dibalas dengan darah. Maka nyawa dibalas dengan nyawa. Jangan salahkan Leana nanti jika ia kelepasan saat itu juga.

"Gue ga yakin bisa nahan diri nanti" Ucap Leana acuh.

Leana Zanava menatapnya memohon. Wanita itu memegang kedua tangan nya. "Aku mohon! Biarkan dia hidup! Jika tugas mu sudah selesai nantinya, kau bisa kembali ke dunia mu. Dan aku akan kembali ke tubuh ku.."

"Oke oke! Gue bakal nurutin permintaan lo itu. Tapi gue punya satu syarat"

"Apapun syarat itu aku akan menyetujui nya! Asalkan kau berjanji!"

Leana tersenyum miring.
"Izinkan gue buat suami lo cacat selama nya"

********

"Maafkan kakak mu Lea"

Leonard menundukkan kepalanya dalam. Ia memeluk sebuah figur kecil yang memperlihatkan seorang gadis sedang tersenyum.

"Kakak gagal menjaga mu– maafkan kakak hm? Maaf" Leonard meneteskan air matanya.

Pria itu menangis dalam diam dikamar sang adik yang sudah lama tak berpenghuni itu.

Setelah melihat keadaan adiknya yang kembali tertidur panjang setelah melakukan kekerasan pada Ravien. Leonard sempat terkejut mendengar nya.

Tapi tak lama ia menjadi lemas saat mendengar adiknya kembali tak sadarkan diri.

Ia sudah melihat pemakaman keponakan nya itu. Dan setelah melihat pemakaman keponakan nya Leonard pergi kerumah sakit untuk melihat perkembangan adiknya. Dan juga untuk melihat keadaan Ravien yang cukup parah.

Leonard melangkah menuju sebuah ruangan yang paling pojok. Membuka perlahan pintu kusam itu.

Suara rantai langsung terdengar begitu nyaring saat pintu ruangan terbuka lebar.

"Grrrhhh"

Leonard tersenyum tipis. Ia mengelus rambut tipis itu dengan perlahan.

"Hai ayah aku kembali! Bagaimana keadaan mu? Dan bagaimana keadaan ibu...?"

Leonard menolehkan kepalanya kearah samping. Terlihat seorang wanita paruh baya yang di ikat dan di gantung di dinding ruangan.

Wanita itu adalah mayat. Sudah tak bernyawa sejak dulu.

Dan rambut tipis yang Leonard elus adalah seorang pria paruh baya yang di jadikan anjing oleh Leonard.

Semua itu Leonard lakukan setelah kepergian adiknya dari rumah.

"Aku senang kalian bahagia disini!"

*******

Bersambung...

Hai maapppp ya kemarin lupa up karena ketiduran😭🙏 dan lagi kemarin tuh hari tercapekkk banget!!!

Oiya yang udah ujian kelulusan siapa?? Gimana rasanya selama menjalankan nya? Spill dong!

Up sesuai mood.
Chapter 26/ bab 26

Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!

Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv

The antagonist's wife [END]Where stories live. Discover now