สิบเอ็ด [11]

44.4K 2K 23
                                    

Harap follow ya cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harap follow ya cinta.. makasih.

Budayakan untuk vote dan follow! Komennya juga jangan ketinggalan!

Selamat membaca..

Happy Reading 🍀


Leana menundukkan kepalanya. Kepalan kedua tangannya ia taruh di atas paha. Merematnya untuk mengurangi rasa gugup.

Bagaimana tidak gugup? Tiba tiba saja Leana di hampiri bocah kecil yang mengaku kalau anak itu adalah anaknya Ravien.

Tentu saja Leana terkejut di buatnya. Apalagi bocah itu mengatakan ingin berbicara kepadanya dengan privasi, dan itu membuat nya bertambah terkejut serta gugup.

Hawa yang bocah itu keluarkan berbeda dari anak kecil seusianya. Bocah itu mampu membuat nya bungkam selama ini, padahal sudah hampir beberapa menit mereka terdiam diri.

"Apa kau selingkuhan pria itu?"

Suara bocah itu membuat Leana mendongak cepat. Membalas tatapan datar yang bocah itu layangkan. Namun ia sadar panggilan yang bocah itu sematkan padanya, membuat Leana sedikit kesal.

"Bukan! Gue sugar baby bapak lo" sahutnya gamblang.

Melihat bocah itu mengangguk mengerti tentu saja membuat Leana melongo seketika.

Apakah semudah itu membodohi anak kecil? Kalau tahu seperti ini sudah sedari tadi Leana bodohi agar bisa segera pergi.

"Tapi setahuku kau selingkuhan pria itu"

Oke Leana tarik lagi kata katanya tadi. Bocah di hadapannya ternyata tidak bisa di bodohi, dalam artian sudah dewasa sejak dini.

Bocah itu mengulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan. Walaupun sedikit bingung Leana tetap membalas jabat tangan itu dengan sedikit ragu.

"Salam kenal. Aku Asgara Navier Matteo"

Leana tersenyum kecil.
"Gue Leana Zanava Ceron. Salam kenal juga"

Melepas jabatan bocah itu kembali duduk seperti semula. Dan Leana mengikuti apa yang bocah itu lakukan.

"Baiklah mommy, dimana tempat tinggal mu sekarang?"

"Hah!?"

Mommy katanya!? Bagaimana bisa bocah dewasa itu memanggil nya dengan sebutan mommy!? Leana kenal saja tidak! Baru bertemu juga iya!

Memang ya buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Asgara itu duplikat seorang Ravien. Mereka benar benar mirip sekali. Yang membedakan nya hanya usia.

"Gue bukan mommy lo!" Ucap nya sedikit berteriak.

Gara mengangkat bahunya acuh, tidak peduli dengan ucapan protes wanita itu.

"Kau selingkuhan pria itu tentu saja kau juga mommy ku" Ucapnya dengan acuh tak acuh.

Leana melotot lebar. Sedikit setuju dengan ucapan bocah itu.. tapi kan Leana sudah punya kecebong sendiri! Jadi yang boleh memanggil nya mommy hanya kecebong nya.

"Iya juga.. tapi kan lo bukan anak gue! Jadi yang boleh manggil gue mommy cuma anak gue doang!"

"Aku juga anak mu kalau kau lupa"

Leana mengeram kesal.
"Iyain aja biar cepet"

"Thanks mommy"

"Huekk najis!"

********

Semenjak kepergian Leana Ravien selalu uring-uringan tidak jelas. Mood yang naik turun, pemikiran yang kadang buntu secara tiba-tiba.

Dan semua itu tak luput dari perhatian Felix. Pria itu menghela nafasnya saat melihat sang atasan kembali kambuh dengan penyakitnya.

Lelah dengan semuanya Felix rasanya ingin berteriak 'MAMPUS' di depan wajah atasannya itu.

Memangnya enak kena karma. Kalau tahu begini sudah dari dulu Felix culik nyonya muda nya dan menyembunyikannya dari Ravien agar pria itu gila.

Namun karena ia masih memiliki hati yang selembut pantat babi, Felix akan tetap menghormati nya sebagai atasan. Kecuali kalau Ravien membuat nya susah baru Felix akan balas dendam dengan cara pdkt atau mendekati sang nyonya muda.

"Tuan.. sebentar lagi akan ad-"

Ucapan nya sengaja ia jeda saat sebuah buku tebal melayang kearahnya. Untungnya dengan feeling yang baik Felix dapat menghindar dengan cepat sehingga lemparan itu tak mengenainya.

"Tuan sebentar lagi akan ada meeting"

Ravien mendengus. Ia kira setelah melempar buku tebal itu Felix akan langsung pergi meninggalkan nya karena merasa takut, namun respon yang di terima nya tidak sesuai harapan.

"Kau cukup berani Felix. Siapkan keperluan nya saya akan segera datang ke ruangan" Membenarkan letak jas nya agar terlihat rapih kembali.

Felix membungkukkan tubuhnya.
"Terimakasih atas pujiannya tuan, dan semua keperluan sudah saya siapkan beberapa menit yang lalu"

Ravien menghampiri asisten nya. Menepuk pelan pundak pria itu dan berlalu dari sana meninggalkan Felix.

Felix yang di tinggal begitu saja tentu sedikit kesal. "Untung atasan kalau tidak sudah aku musnahkan dari dunia ini"

"Tapi sebelum aku memusnahkan nya dia pasti sudah melenyapkan ku terlebih dahulu.. hih!" Felix bergidik ngeri membayangkan tubuh nya yang terpotong potong kecil.

Takut dengan pemikirannya sendiri ia dengan segera menyusul tuannya yang saat ini pasti sudah menunggu nya.

Jangan sampai tuannya itu marah dan memotong gajinya. Mau makan apa nanti kalau uang gaji nya di potong. Sudah dunia ini tidak ada yang gratis, di kasih yang gratis pun pemberi nya pasti akan mengungkit nya.

Memang dasar manusia.

******

Bersambung...

Up sesuai mood.
Chapter 11/ bab 11
Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!

Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv

The antagonist's wife [END]Where stories live. Discover now