[3] Accident

16 4 0
                                    

ETA KEMBALI WITH NEW PART !!

TEKAN ICON BINTANG DIPOJOK KIRI BAWAH YAH JUGA KOMEN AND KRITIKANNYA, MAKSAA NII !!

KALAU BAIK JUGA FOLLOW AKUN ETAA HEHE

***

PYARR

Pecahan mangkok terdengar keras, melukai sedikit bagian lutut dari Gemintang. Kulitnya tersiram kuah panas mie ayam berwarna kuning, sragamnya yang berwarna putih basah hingga menampakkan tanktop berwarna hitam milik Gemintang.

"M-maaf, k-kak. A-aku ga s-sengaja." Gagap si cupu.

"Akhh." Teriak Gemintang kesakitan.

Angkasa beranjak menuju Gemintang, mengambil jaket kebanggaannya. Menyampirkannya dibadan Gemintang yang penuh dengan kuah mie ayam lalu memeluknya.

"P-panas bang." Gemintang megaduh sakit. "Kita ke UKS ya?" Belum sampai menjawab pertanyaan Angkasa, Gemintang terlebih dahulu jatuh pingsan.

Angkasa membopong tubuh Gemintang menuju UKS. "Ka, UKS. Lo urusi nih bocah." Perintah Angkasa yang diangguki Aka.

"Please Tang, bangun." Naluri anak kembar itu sama, jika satu sakit yang satu juga akan merasakan sakit. Satu senang, yang lain juga senang.

BRAK

Angkasa menendang pintu UKS dengan keras membuat penjaga UKS kaget hingga berjengit.

"Ada apa ini Angkasa?" Tanya bu Dina— dokter UKS.

Angkasa membaringkan tubuh Gemintang ke brangkar. "Kuah mie ayam. Pecahan beling." Singkatnya.

Oke! Angkasa itu akan berlagak dan menjadi pribadi yang amat teramat dingin jika sedang berbicara dengan orang lain, meskipun itu guru. Ia akan berbicara dengan ramah hanya dengan orang yang sudah sangat dekat dengannya.

"Baik. Saya akan memeriksa dan mengobati lukanya. Kamu bisa pergi membelikan seragam untuknya. Sudah basah semua ini pakaiannya." Perintah bu Dina.

Angkasa mengangguk lalu nyelong keluar UKS menuju koperasi untuk membeli seragam. Tapi bukan koperasi tujuannya, tetapi kantin.

Ya, dia harus menyelesaikan semuanya, menyuruh membelikan sragam Gemintang kepada Atma adalah hal yang baik.

"SIAPA YANG NYURUH LO?!" Teriakan menggelegar Aka terdengar dari luar kantin, sungguh ia tak terima jika buwak nya dilukai.

Keadaan kantin hening, amat teramat senyap. Mencekam! Apalagi ketika Angkasa masuk ke wilayah kantin.

"Ka, UKS. Ini gue." Perintahnya. Lalu mata Angkasa berotasi menatap Atma. "At, koperasi. L." Sembari mengeluarkan uang berwarna merahnya yang diangguki semua.

"Dan, lo. Cak, temani gue." Cakra mengangguk.

Angkasa mendekati bocah cupu itu yang terus menunduk. Bahunya bergetar menandakan bahwa dia tengah ketakutan sekaligus menahan isak tangis nya.

"Amelia Putri." Angkasa berucap membuat sekujur bulu kuduk Amel— bocah cupu itu berdiri.

Gimana ngga?! Suaranya itu penuh intimidasi dan menakutkan. Suaranya sangat mencekam! Lebih baik dia dihukum lari 50 kali dibandingkan diinterogasi oleh Angkasa.

"Fine, gue tau lo disuruh—" Angkasa menggantung ucapannya. "—but gue ga tau siapa yang nyuruh lo."

"Supaya bebas, lo jujur. SIAPA YANG NYURUH LO?!" Mendadak, suara Angkasa naik satu oktaf, Amel semakin ketakutan, dia diam saja tak berani menjawab.

"Atau? Gue yang cari tau sendiri? Dan lo memilih untuk mengundurkan diri dari SMAMON?!"

"Gue bikin lo ga betah disini kalo lo ga mau jujur."

ANGKASA (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang