[5] Jogging

11 4 0
                                    

ETAA BACK KAWAND!

TEKAN ICON BINTANG DIPOJOK KIRI BAWAH YAH, JUGA KOMEN AND KRITIKANNYA.

FOLLOW ETAA JUGAA BIAR MAKIN SEMANGAT NULISNYA.


***

Pagi hari yang cerah, Arunika menampilkan cahayanya keluar dari persembunyiannya. Matahari naik perlahan sesuai dengan waktu yang berjalan.

Tok tok tok

"Bang. Jadi ikut ga?" Gemintang bertanya dengan nada berteriak dari luar.

"Iyaa, tungguin bentar." Sahut Angkasa yang juga berteriak.

5 menit menunggu, seorang pemuda keluar dengan celana pendek berwarna biru tua dan kaos oblong berwarna hitam. Gemintang terpaku sejenak, abangnya kali ini terlihat sangat tampan.

"Heh Tang! Jangan ngelamun." Tegur Angkasa.

"Daebak. Lo keliatan ganteng banget bang." Jujur Gemintang.

"Baru sadar lo?" Goda Angkasa menaik turunkan alisnya.

"Ck, gue tarik tuh pujian." Gemintang mendengus, gini nih abangnya kalo udah dipuji.

Angkasa mengusap kepala Gemintang pelan. "Ayo mama udah nunggu pasti."

Angkasa meninggalkan Gemintang yang pasti sedang mencak mencak sendiri didepan kamarnya.

"Ihh bang. Kok lo ninggalin gue sih." Nah kan, Gemintang udah kesel dan bentar lagi bakal tantrum.

"Iya iyaa." Angkasa menyahut pelan. "Eh woi Tang, sakit anjir jangan keras keras ngaplok-nya." Nah kan, baru aja diomongin, udah tantrum aja dia.

Ngaplok = memukul dengan telapak tangan.

"Heh Mintang udah, kasian abang kamu." Tegur mama, yang ditegur pun hanya menampilkan cengiran wajahnya.

"Ayo katanya mau jogging nih." Serempak, Angkasa dan Gemintang menoleh ke mama. "Eh iya, ayoo." Sahut Angkasa sembari tersenyum lebar.

"Bang, senyum kek kalo sama gue. Kangen gue sama senyuman lo itu." Curhat Gemintang disela sela perjalanan.

"Biasanya juga kek." Lempeng sekali wahai manusia kali ini. Biasanya kek? Angkasa itu sangat jarang senyum kawand sama Gemintang pun bisa dihitung jari dalam seminggu.

"Biisinyi jigi kik. Eleh apa lah, lo kaga pernah senyum ama gue." Gemintang menirukan dengan nada menye menye.

"Duh, kalian ini. Ga bisa apa ga debat mulu." Mama pening dengan tingkah absurd kedua anaknya ini.

"Hehe, ga mah rival sejak kandungan." Ucap Gemintang.

"Hush. Rival apa deh."

"Hehe."

Mereka bertiga berlari keliling komplek. Biasanya pagi pagi gini, banyak penjual yang menjajakan dagangannya disekitaran komplek.

"Mah, nanti mampir ke bubur mbokdhe?" Tawar Gemintang.

"Iya boleh, mama juga laper nih."

"Hooh juga Tang. Kangen gue ama bubur lejen mbokdhe."

"Ck, suka lo sama ono?" Tebak nya yang membuat Angkasa gelagapan. "Eh kaga woe, gue masi cinta mati with neng Tefa."

"Kaga mau juga gue jadi simpenannya." Angkasa mendengus.

Tak terasa, kini telah sampai di taman sekitaran komplek. Banyak orang orang yang juga sepertinya baru olahraga, ada juga bocah bocah yang sedang bermain di taman.

ANGKASA (Hiatus Sementara)Where stories live. Discover now