[22] A fact

11 1 2
                                    

ETAA BACK KAWAND!

TEKAN ICON BINTANG DIPOJOK KIRI BAWAH YAH, JUGA KOMEN AND KRITIKANNYA.

FOLLOW ETAA JUGAA BIAR MAKIN SEMANGAT NULISNYA.

***

Tanpa pikir panjang lagi, tujuan Angkasa dan Gemintang kali ini adalah mama. Sepertinya beliau adalah kunci utama dari objek yang menjadi tanda tanya tadi.

Brum brumm

Motor sport berwarna hitam bercampur biru tersebut berhenti di depan bangunan toko.

CAKE'S SASKARA.

Begitulah tulisan besar yang terpampang rapi diluar toko sebagai banner. Dengan kecepatan ekstra, Angkasa membuka helm nya, lalu berlari disusul Gemintang dibelakangnya.

"Nona, tuan muda." Kaget Sri— pegawai dari toko kue mama.

"Dimana mama?" Tanyanya tanpa basa basi.

"S-sepertinya ada di ruangannya tuan." Sri memucat, tak berani menatap mata elang yang juga sedang menatapnya.

Tanpa menjawab atau mengatakan apapun, pemuda yang memakai gips di lehernya tersebut berlari ke lantai 2, ruangan pribadi mama.

"Hosh hosh, bang hosh, pelan njir hosh." Gemintang sendiri kewalahan mengimbangi kecepatan lari kembarannya ini.

BRAK

Tak ada salam, atau tak ada ketukan pintu sopan. Angkasa membuka pintu ruangan pribadi mama dengan cara menendangnya, tak apa bisa nanti lehernya terasa nyeri, yang penting ia harus segera mengungkap fakta.

"ASTAGHFIRULLAH. BANG KASA IHH." Kaget mama yang sedang menandatangani berbagai berkas.

"HOSH, ABANG." Pekik Gemintang.

Mama sendiri kebingungan, mengapa anak kembarnya ini mencari dirinya? Dan mengapa harus sampai lari larian?

"Ada apa toh ini? Cerita ke mama." Mama tetap menampilkan senyum diwajahnya, berbeda dengan Angkasa yang sudah menatap marah, sedangkan Gemintang menatap bingung, juga marah.

Brak.

Angkasa memukul meja, keras sekali sampai membuat mama dan Gemintang berjengit kaget. "Jujur ke kita ma!" Tak ada lagi nada lemah lembut yang digunakan Angkasa ketika sedang marah.

"Jujur? Jujur apa? Hal apa yang mama perbuat?" Bingung perempuan yang menyandang gelar ibu tersebut.

"JUJUR KE KITA MAH, APA KITA HANYA LAHIR BERDUA?!" Gemintang pun sama, suaranya meninggi bahkan terdengar dari luar.

Skakmat

Wajah mama pucat pasi, seperti tak ada aliran darah yang mengalir di tubuhnya. Untuk bersuara saja rasanya sulit, pasokan oksigen di sekitarnya pun seperti sangat sukar untuk di hirup.

"D-dari m-mana kalian t-tau?" Gugup mama.

Ya tuhan, ini adalah hal yang sudah disimpan rapi tanpa celah, tapi mengapa anak anak ini bisa mengetahui nya.

Mama terisak, tak menjelaskan apapun. Ya, hanya terus terisak. "JELASIN MAH!" Marah Angkasa karena mama tak menjelaskan apapun.

"S-selama i-ini kalian benar hiks. D-dia k-kembaran hiks, k-kalian j-juga hiks."

Deg.

Detak jantung mereka bergerak 2 kali lebih cepat, wajahnya pucat pasi. Kaget, sedih, senang, kecewa, semua bercampur menjadi satu.

Angkasa dan Gemintang menggeleng, menolak fakta tersebut. "NGGAK MA! NGGAK! NGGAK!" Histeris Gemintang karena bukan mereka saja yang lahir dari rahim mama.

ANGKASA (Hiatus Sementara)Where stories live. Discover now