[9] Taman

4 1 1
                                    

ETAA BACK KAWAND!

TEKAN ICON BINTANG DIPOJOK KIRI BAWAH YAH, JUGA KOMEN AND KRITIKANNYA.

FOLLOW ETAA JUGAA BIAR MAKIN SEMANGAT NULISNYA.


***

"Kakak emang lumpuh?" Polos 2 bocah berbeda gender itu.

"Sialan nih bocah, ngatain gue lumpuh. Gegara pake tongkat doang dikira lumpuh anjir." Batin Gemintang yang siap akan meledakkan emosinya.

"Sialan lo bocil ngatain gue lumpuh." Nah kan, udah meledak meldup nih emosi Gemintang.

Angkasa yang sedari tadi mendengarnya menahan tawanya agar tak pecah. "Cil, pindah ye?" Jika dengan bocil gini Angkasa itu bisa ramah dan cerewet, tapi anehnya kalo sama yang seumuran bakal kaku dan susah.

"Ga mau, ini tempat duduk Xavel sama Biya." Tolak bocah itu mentah mentah.

"Ya tapi kalian ga kasian apa ama adek gue? Dia pake tongkat gitu lho, pegel kalo berdiri kelamaan." Angkasa mencoba membujuk bocah itu.

"Ihh, kaya nenek nenek ya Vel." Biya bergidik ngeri dengan nada cadel nya.

"Ga mau punya istli lumpuh." Xaver berujar yang membuat emosi Gemintang sudah di ubun ubun. Apa-apaan ini bocah udah ngatain kaya nenek nenek satunya bilang ga mau punya istri lumpuh. GILA.

"Heh masi bocah udah nikah nikahan aja." Celetuk Gemintang.

"Ya telselah kita lah, emang apa ulusannya sama kakak?" Biya si mulut pedas itu berujar dengan panas.

"Ihh pengen tak hiih." Gemintang memperagakan gerakan baku hantam dengan tangannya.

"Udah deh Tang, kita cari bangku lain aja." Dewasa Angkasa sembari matanya bergerilya mencari bangku kosong.

"Nah, gitu dong kaya kakak ganteng." Puji Biya yang membuat Xaver kepanasan.

"Ih apaan deh lo cil, abang gue juga ga mau kali sama lo. Dikira pedo nanti." Sahut Gemintang.

"Kasian juga nih, calon suami lo yang udah kepanasan." Lanjutnya yang membuat Biya langsung menoleh ke arah Xaver.

"Oh maaf Xavel, Biya lupa hehe." Biya menghampiri Xaver dan langsung mencium pipinya.

"ANJIR, MATA SUCI GUE BANG." Pekik Gemintang.

Xaver membalas ciuman Biya di pipinya, bibir mungilnya mengecup lama di pipi kanan si bocil.

"WOEE LO MASI BOCIL ANJIR BELUM BOLEH CIPOKAN." Angkasa juga memekik tak kalah keras.

メ ANGKASA メ

Setelah kejadian cipokan duo bocil tadi, kini anak kembar tersebut berada di toko roti berwarna pink bercampur dengan kuning dengan tulisan besar didepannya 'CAKE'S SASKARA'

Iya, toko kue melegenda milik keluarga Saskara. Angkasa duduk bersebelahan langsung dengan Gemintang diruang pribadi milik Amira- sang mama.

"Gila ya bang, masi kecil gitu dah cipokan aja." Heran Gemintang.

"Hooh, mata polos gue melihat adegan 18+" Heboh Angkasa sembari menyuapkan sesendok brownies ke mulut Gemintang.

"Iya, heran gue." Pembahasan dari tadi hanya menyangkut Biya-Xaver yang tak tau kapan hentinya.

"Menurut gue si Xaver itu gedenya bakal jadi cool boy sih. Dari kecil aja udah cuek, ples mukanya datar banget kek gue." Angkasa menerawang jauh masa depan si bocil Xaver.

ANGKASA (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang